Cover Story

21 April Hari Kartini, Simak Pendapat Lisa Devung, Influencer Balikpapan Tentang Perempuan Masa Kini

21 April Hari Kartini, Simak Pendapat Lisa Devung, Influencer Balikpapan Tentang Perempuan Masa Kini

Penulis: Heriani AM |
TRIBUN KALTIM/DWI ARDIANTO
21 April Hari Kartini, Simak Pendapat Lisa Devung, Influencer Balikpapan Tentang Perempuan Masa Kini 

Bertugas memonitor perkembangan kasus, serta pengambilan keputusan kebijakan daerah, memang banyak menyita waktu perempuan asal Sulawesi Selatan ini.

Sepanjang pandemi Covid-19 mewabah. Yang mana sudah setahun lamanya. Membuat ia banyak menghabiskan aktivitas di luar rumah dan dekat dengan virus.

Syukurnya, keluarga Andi Sri Juliarty berlatar belakang medis. Dimana suami dan anaknya pun merupakan dokter.

"Jadi bisa memahami profesinya. Membagi waktu sebaik mungkin, kadang video call memanfaatkan teknologi untuk bertemu," jelasnya.

Untuk keluarga inti, komunikasi tetap intens. Namun keluarga lain yang jaraknya agak terputus. Pasalnya, ia jarang pulang kampung.

Setahun lamanya ia tidak pulang ke Makassar, kampung halamannya, maupun ke Yogyakarta, kampung halaman suaminya.

"Di rumah masih sempat buka puasa, tarawih, dan sahur bersama (keluarga inti). Karena Press Release Update Covid-19 oleh pak Wali Kota selama puasa dimajukan," ujar Andi Sri Juliarty.

Di Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2021, Andi Sri Juliarty berpesan ke seluruh tenaga kesehatan yang didominasi perempuan. Untuk terus berkembang maju mengisi peran di ruang publik. Karena dunia kesehatan tidak memilih gender.

Satgas Covid-19 di Balikpapan.
Satgas Covid-19 di Balikpapan. (TRIBUN KALTIM/DWI ARDIANTO)

Ketika sudah memilih profesi mulia ini, bekerjalah dengan tulus dan optimal. Jangan sia-siakan izin yang diberikan oleh suami atau keluarga untuk bekerja.

"Bagaimana ilmu seluruh tenaga kesehatan perempuan bisa diamalkan sebaik-baiknya. Pandemi Covid-19 merupakan ladang amal kita, sadari dan manfaatkan," tukasnya. 

Perempuan Satu-satunya di Satgas

Raden Adjeng (RA) Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879. Kartini meninggal di usia 25 tahun, setelah melahirkan seorang anak laki-laki. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Andi Sri Juliarty yang ditemui disela peresmian bank darah di RS Medika Utama Manggar, beberapa waktu lalu menyebut Hari Kartini merefleksikan kembali bahwa perempuan yang tersohor dengan karya Habis Gelap Terbitlah Terang ini meninggal karena pendarahan pada saat persalinan.

Olehnya, kebutuhan darah sangat penting. Pihaknya sangat menyayangkan jika orang-orang lain seperti Kartini meninggal dengan kasus yang sama.

Kebutuhan pelayanan darah termasuk kebutuhan prioritasnya untuk pengembangan pelayanan kesehatan di Balikpapan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved