Breaking News

Berita Nasional Terkini

Copot Lurah Diduga Pungli ,Gibran Justru Diprotes Warga, Hati Nurani Anak Jokowi Dipertanyakan

Sikap tegas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menindak lurah yang terlibat praktik pungutan liar (pungli) kini menuai protes

Kolase (istimewa instagram @antonius.yoga) dan (TribunSolo.com/Adi Surya)
Surat dugaan pungli bermodus zakat ke pengusaha di Gajahan, Solo yang diposting anggota dewan dari PSI Antonius Yoga. Menanggapi pungli ini, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka membebastugaskan S selaku Lurah Gajahan pada 

TRIBUNKALTIM.CO - Aksi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming yang mencopot Lurah Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah justrui menuai protes.

Sebagian warga memasang spanduk berisi penolakan pencopotan Suparno sebagai Lurah Gajahan.

Sebagiaman diketahui Lurah Gajahan Solo dicopot dari jabatannya.

Hal itu lantaran lurah  tersebut terlibat kasus dugaan pungutan liar atau pungli bermodus penarikan zakat fitrah yang dilakukan sejumlah oknum Linmas.

Sikap tegas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menindak lurah yang terlibat praktik pungutan liar (pungli) kini menuai protes dari sejumlah warga.

Gibran diketahui telah mencopot Suparno selaku Lurah Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, pada Senin (3/5/2021) lalu.

Baca juga: NEWS VIDEO Lurah Gajahan Solo Dicopot, Gibran Sebut Segera Diproses Inspektorat dan Dinas Terkait

Spanduk bentuk kekecewaan dipasang sebelum Suparno dicopot, beberapa warga juga memberikan kesaksian soal sosok Suparno yang mereka sebut sudah kaya sebelum menjabat sebagai lurah.

Dikutip TribunWow.com dari TribunSolo.com, ada beberapa spanduk terkait pencopotan Suparno dengan beragam tulisan yang terpasang sejak Minggu (2/5/2021) malam.

Spanduk itu bertuliskan 'WE TRUST SUPARNO' yang berarti kami percaya Suparno.

Lalu ada tulisan '# SAVE LURAH' dan 'JADI WARGA JANGAN MANJA'. Spanduk-spanduk itu terpasang di kawasan Kelurahan Gajahan.

Terdapat pula secarik kertas bertuliskan 'LURAH HEBAT KOK DIPECAT? DI MANA HATI NURANI?'.

Berbagai tulisan itu terpasang hingga akhirnya dicopot pada Senin (3/5/2021) pagi.

Seorang warga bernama Ananda menyebut, spanduk tersebut dipasang oleh para warga Kelurahan Gajahan.

Ia mengatakan, tulisan itu bukanlah protes tapi bentuk dukungan moral terhadap Suparno.

"Bukan kita protes tapi mendukung, memberikan dukungan moril dan sebagainya," kata dia kepada TribunSolo.com, Senin (3/5/2021).

Ananda juga mengaku kecewa karena Gibran langsung mencopot Suparno.

"Kalau bisa jangan langsung memberikan opsi pemecatan," ungkapnya.

Berdasarkan pengakuan Ananda, banyak warga merasa nyaman dengan sosok Suparno sebagai lurah.

"Semua cinta pak Parno. Ibu-ibu bahkan mengajak bagaimana caranya mengupayakan pak Parno tidak lepas, tidak dipindahkan," ucapnya.

"Kami mendukung 1.000 persen. Semoga Gibran bisa ikut membantu memikirkan rakyat kecil, memberikan solusi terbaik," tambahnya.

Baca juga: Gibran Marah Besar Saat Sidak ke SMA di Surakarta, Ganjar Pranowo: Galak Sedikit Nggak Apa-apa

Dirinya juga menegaskan bahwa Suparno sudah kaya sebelum menjabat sebagai lurah.

"Pak Lurah mencari uang receh itu buat apa. Dia sebelum jadi Lurah sudah kaya," kata Ananda.

Warga lainnya, Joko Purwanto menyebut Suparno sesungguhnya menolak menandatangani surat penarikan zakat tersebut.

"Lurah tidak mau teken. Sudah menolak dua kali. Baru kali ketiga, ia mau. Sebenarnya dia tidak mau," kata Joko, Senin (3/5/2021).

Kemudian ketika ditanyakan mengapa Suparno akhirnya tanda tangan, Joko mengaku tidak tahu.

Sementara itu, Camat Pasar Kliwon, Ari Dwi Daryanto mempersilakan media untuk langsung bertanya ke Suparno guna mengonfirmasi klaim dari warga tersebut.

"Saya tidak tahu alasannya," kata Ari.

Tradisi Menyalahi Aturan

Sebelumnya Gibran telah menegaskan tidak akan membela kebiasaan yang menyalahi aturan.

Suparno diketahui meraup uang sebesar Rp 11,5 juta lewat praktik pungli tersebut.

Pungli diperoleh dari sejumlah pemilik toko di kawasan Gajahan.

"(Jumlah toko) banyak. Satu toko bisa (memberi zakat) Rp 10 ribu, Rp 50 ribu. Banyak yang tidak nyaman dan banyak yang berkeluh kesah," ungkap Gibran, Minggu (2/5/2021).

Putra sulung dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu lalu menegaskan bahwa pungli adalah hal yang salah dan tidak bisa dibenarkan sebagai kebiasaan.

"Tradisi apa, itu menyalahi aturan. Jangan mengatasnamakan tradisi kita itu ASN di Kota Solo harus membiasakan yang benar bukan membenarkan yang sudah biasa," ujarnya.

"Bukan masalah tradisi atau apa. Itu sudah ada aturannya," tambahnya.

Baca juga: Guru SMA di Solo Kena Prank Ganjar Pranowo, Terciduk tak Pakai Masker, Respon Gibran: Catat Namanya

Gibran menyampaikan uang pungli itu akan dikembalikan lagi kepada pemilik aslinya.

Sebelumnya, Gibran telah lebih dulu menyampaikan permohonan maafnya atas perilaku oknum lurah berinisial S tersebut.

"Pertama-tama saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang kurang nyaman ini," kata Gibran, Sabtu (1/4/2021).

"Terutama untuk warga Gajahan, Pasar Kliwon," imbuhnya.

Diketahui, pada Senin (3/5/2021) besok, lurah S akan segera dibebastugaskan.

Sang lurah sendiri tidak berkomentar banyak soal pungli tersebut.

"Sudah dijawab Camat. Intinya sama," katanya seusai menghadiri pengarahan percepatan vaksinasi dan optimalisasi jogo tonggo di Rumah Dinas Wakil Wali Kota Solo, Sabtu (1/5/2021).

Ia tak membantah maupun mengiyakan terkait tanda tangannya yang tertera dalam surat pungli berkedok zakat.

(*)

Berita tentang Gibran Rakabuming

Artikel ini diolah dari TribunSolo.com dengan judul Kesaksian Warga soal Penarikan Zakat Oleh Oknum Linmas Gajahan Solo : Tidak Ada Paksaan, Sukarela,Gibran Marah, Lurah Gajahan Solo Terlibat Dugaan Pungli Bermodus Zakat: Senin Dibebastugaskan, dan Bela Suparno Si Lurah Gajahan yang Dipecat Gibran, Warga : Sempat Tolak Teken Surat Penarikan Zakat


Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved