Berita Nunukan Terkini

Dua Faktor Tren Volume Limbah di Nunukan Naik, Eksistensi Bank Sampah dan Pengepul Minim

Belakangan ini volume sampah atau limbah barang tidak berguna di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami peningkatan yang signifikan

Editor: Budi Susilo
HO/ECO ENZYME
ILUSTRASI Komunitas Relawan Eco Enzyme Nusantara wilayah Balikpapan memyemprot cairan eco enzyme di tempat sampah Pasar Sepinggan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Senin (10/5/2021). 

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Berikut ini ada dua faktor volume Limbah di Nunukan meningkat.

Mengkaji eksistensi Bank Sampah dan pengepul terungkap ternyata masih minim.

Belakangan ini volume sampah atau limbah barang tidak berguna di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami peningkatan yang signifikan.

Demikian disampaikan oleh Kabid Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nunukan, Joned kepada Tribunkaltim.co. 

Baca Juga: Bupati Nunukan Sebut Pahlawan Persampahan, 364 Pasukan Kuning Dapat Paket Sembako

Dia menjelaskan, volume sampah di Kabupaten Nunukan yang ditangani pihaknya per Januari hingga April 2021 sebanyak 1.841 ton.

Sementara, volume tertinggi ada di bulan Maret, yaitu sebanyak 483,2 ton.

Saat masuk bulan puasa, per 30 April lalu juga meningkat jadi 458 ton.

"Itu yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA)," kata Joned kepada TribunKaltara.com, Selasa (11/5/2021).

Menurutnya, ada dua faktor yang mempengaruhi volume sampah meningkat belakangan ini.

Baca juga: DLH Nunukan Minta Warga Menahan Sampah Non Organik Selama 2 Hari di Rumah Selama Idul Fitri

Pertama, sampah di lapangan mengalami kenaikan, sejalan dengan pola konsumsi masyarakat yang juga meningkat.

Kedua, soal volume pengelolaan pengurangan sampah.

"Nah, itu yang memang sampai saat ini belum bisa kami hitung. Karena neraca khusus untuk pengurangan sampah baru bisa dirilis bulan Juni nanti," bebernya.

Per enam bulan rilis. Beda kalau di TPA harus per bulan rilisnya. Jadi kapasitas pengelolaan di sumber bisa naik dan turun.

Misalnya sampah yang masuk di bank sampah dan pengepul sedikit. "Otomatis masuk ke TPA bisa mengalami kenaikan," ucapnya.

Dia mengaku, DLH Nunukan memiliki target, bahwa sampah yang dikelola masuk ke TPA, secara persentase harus terus-menerus menurun bukan malah naik.

Baca juga: Volume Sampah Dipastikan Meningkat Selama Idul Fitri, DLH Malinau Siagakan 9 Unit Truk

"Karena yang kami dorong itu bagaimana strategi pengelolaan sampah di sumber," tuturnya.

Misalnya sekarang ini banyak program pada bank sampah terkait bagaimana melakukan pembatasan maupun pengelolaan sampah plastik.

Contoh lain, strategi peningkatan kapasitas pengelolaan sampah menjadi pupuk kompos.

"Sehingga sampah tidak menjadi beban di proses pembuangan akhir," ujarnya.

Tak bisa dipungkiri lagi, sampah mengalami kenaikan sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat.

Meski begitu, Joned menambahkan, kenaikan sampah harus diimbangi dengan kenaikan kapasitas pengelolaan sampah di sumber.

Baik melalui bank sampah, pengepul, pemulung, ataupun rumah kompos, dan sebagainya.

"Sekarang daerah padat penduduk itu ada di Nunukan Timur, Nunukan Utara, Nunukan Barat dan pasar-pasar," tuturnya.

Joned menuturkan, bulan Ramadan kali ini, sepanjang jalan protokol banyak sampah menumpuk.

Baca juga: Bupati Nunukan Sebut Pahlawan Persampahan, 364 Pasukan Kuning Dapat Paket Sembako

Hal itu disebabkan, aktivitas masyarakat yang ada di bazar Ramadan saat berbuka puasa.

Tahun lalu kan, Nunukan tidak membuka bazar Ramadan karena lagi maraknya kasus Covid-19.

Sekarang, sepanjang jalan protokol seperti seputaran TVRI, alun-alun, dan pelabuhan baru, itu banyak sampah.

"Selama ini kalau hari biasa tidak sebanyak seperti bulan Ramadan ini," ucapnya.

Permen Jalan Pengurangan Sampah

Saban hari, dalam kehidupan sehari-hari hasilkan sampah, seperti di antaranya sampah plastik. 

Kenali jenis sampah, pisahkan dan manfaatkan sampah organik dan non-organik.

Sampah organik bisa dijadikan kompos.

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim (IKPM) Kemenkominfo, Septriana Tangkary mengajak generasi milenial mulai bijak mengelola sampah.

Baca Juga: Selama Ramadhan 2021, Volume Sampah Meningkat di Malinau Kota, Lebih dari 14 Ton Sehari

Menurutnya, persoalan sampah bukan persoalan yang sederhana di Indonesia.

Nyatanya jumlah timbulan sampah yang ada masih sangat besar, sekitar 67,8 juta ton pada tahun 2020 (Data KLHK).

"Kondisi-kondisi seperti ini yang perlu kita kelola dengan baik, yang direfleksikan dalam langkah-langkah, komunikasi, informasi, dan penyadar-tahuan atau edukasi (KIE)," kata Septriana Tangkary dalam Webinar Creative Talk Pojok Literasi  "Gaya Hidup Minim Sampah, Yuk Pilah Sampahmu!" Selasa (4/5/2021).

Dia menegaskan, pemerintah juga sudah menerbitkan Permen LHK Nomor P.75 Tahun 2019 mengenai Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen sebagai salah satu upaya pengurangan sampah plastik.

Baca Juga: Ketua PKK Paser Sinta Rosma Yenti Sosialisasi Penanganan Sampah di Setiap Desa

Baca Juga: Solusi Persoalan Sampah dalam Rapat DPRD Paser, Tambah Armada, Bukan Bangun Pembuangan Akhir

Permen tersebut mengatur kemasan produk yang dikeluarkan produsen. 

Kemasan yang dimaksud nantinya harus memenuhi standar dapat didaur ulang atau dikomposkan.

Kepala Seksi Bina Peritel Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK Agus Supriyanto mengatakan walaupun tingkat ketidakpedulian masyarakat terhadap sampah cukup tinggi sebesar 0,72 poin.

Namun mulai ada indikasi positif terhadap perubahan perilaku masyarakat.

3R merupakan bagian utama dari Hirarki Pengelolaan Sampah karena memuat 4 aktivitas penting yang menjadi dasar pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Baca Juga: Rencana Pemindahan TPA Bukit Pinang Samarinda, Sampah Over Kapasitas, Target Realisasi 2022

"Yaitu pencegahan (prevention), pembatasaan (minimisation), penggunaan ulang (reuse), dan pendauran ulang (recycle)," ucapnya.

Chapter Leader Trash Hero Jakarta, I Gusti Krishna Aditama menjelaskan bahwa bila berbicara tentang persoalan sampah.

daur ulang bukanlah solusinya, tetapi bagaimana kita berupaya sebaik mungkin untuk mengurangi sampah.

Kenali jenis sampah, pisahkan dan manfaatkan sampah organik dan non-organik.

Baca Juga: Volume Sampah Medis di Bontang Mulai Dikhawatirkan, Per Harinya Capai 80 Kilogram

Sampah organik bisa dijadikan kompos, akan tetapi sampah non-organik.

"Seperti sachet minuman sekali pakai, baterai, dan sebagainya sangat sulit untuk di daur ulang," terangnya.

Berita tentang Nunukan

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kominfo Ajak Generasi Milenial Mulai Bijak Kelola Sampah 

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Rahmad Taufiq

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved