Berita Regional
Satu Korban Perahu Terbalik di Waduk Kedung Ombo Ditemukan, Ganjar Pranowo Ingatkan Pengelola
Libur lebaran di objek wisata Waduk Kedung Ombo berubah menjadi suasana mencekam. Sebuah perahu wisata yang dinaiki 20 penumpang mendadak terbalik
TRIBUNKALTIM.CO, BOYOLALI- Libur lebaran di objek wisata Waduk Kedung Ombo berubah menjadi suasana mencekam.
Sebuah perahu wisata yang dinaiki 20 penumpang mendadak terbalik karena diduga kelebihan muatan.
Sebelas penumpang selamat selamat dari insiden tersebut, namun 9 orang dilaporkan hilang karena tenggelam.
Dari 9 korban yang hilang, 7 orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, termasuk Destri yang baru ditemukan Minggu (16/5/2021) pagi.
Sedangkan 2 orang lainnya masih terus dicari.
Baca juga: Bermaksud Menghindar dari Pos Penyekatan Tiga Pemudik Ini Tenggelam di Sungai, Satu Belum Ditemukan
Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban perahu maut di Waduk Kedung Ombo (WKO).
Dia adalah perempuan bernama Destri yang ditemukan Minggu (16/5/2021) pagi.
Koordinator Basarnas Pos SAR Surakarta, Arif Sugiarto menjelaskan, dua orang yang belum ditemukan atas nama Jalal dan Niken Safitri.
"Tinggal dua orang itu yang masih kami cari," kata dia kepada TribunSolo.com, Minggu (16/5/2021).
Pihaknya telah berhasil mengidentifikasi tujuh korban lainnya yang sudah meninggal.
"Yang pagi ini baru saja kami identifikasi yaitu anak perempuan bernama Destri," terangnya.
Operasi pencarian dan penyelamatan, lanjutnya, masih difokuskan di lokasi terbaliknya kapal karena kelebihan muatan.
Baca juga: Bocah yang Tenggelam di Sungai Segah Berau Telah Ditemukan, Begini Kondisinya
"Pencarian masih di titik itu," katanya.
Diakuinya, kendala dalam melakukan pencarian ialah jarak pandang yang terbatas.
"Tim penyelam saat masuk ke dalam air jarak pandangnya terbatas karena airnya keruh," ucap Arif.
Kapolda Perintahkan Tutup
Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi mendapatkan kabar adanya perahu wisata di Lokasi Waduk Kedung Ombo di wilayah Kecamatan Kemusuk, Kabupaten Boyolali, Sabtu (15/5/21) siang.
Mantan Kapolresta Solo itu langsung meninjau lokasi dan mengarahkan personel untuk membantu pencarian korban.
Kapolda meminta langsung jajarannya untuk melakukan pencarian korban perahu wisata yang tenggelam tersebut
Saat dikonfirmasi, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi melalui Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar, saat dihubungi wartawan, Sabtu (15/5/2021) mengatakan, perahu wisata yang terguling di Waduk Kedung Ombo tersebut berjumlah 20 orang penumpang.
"Ke 9 orang penumpang tersebut masih dilakukan pencarian oleh jajaran kepolisian polres Boyolali dan Polda Jateng. Dan ini masih kita lakukan pencarian korban tersebut," ucap Kabid Humas Polda Jateng.
Iskandar menjelaskan, para penumpang perahu wisata tersebut, setelah berputar-putar kemudian mereka kembali, lalu berselfi foto di atas perahu.
Karena muatan terlalu banyak, lanjut Kabid Humas, akhirnya perahu itu terbalik.
"Setelah berputar-putar, kemudian mereka melakukan selfi di atas perahu. Karena perahu tidak kuat, akhirnya perahu tersebut terbalik, semua penumpang tercebur ke dalam air," jelasnya.
Melihat kejadian itu, ucap Iskandar, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi perintahkan kepada pengelola pariwisata Kedung Ombo untuk menutup lokasi wisata.
Hal itu dikarenakan tidak menerapkan prokes dan prosedur keselamatan, serta kapasitas pengunjung melebih kapasitas yang ditentukan.
"Kapolda Jateng perintahkan tutup lokasi wisata Kedung Ombo mulai hari ini juga. Hal itu karena tidak mematuhi prokes dan melanggar kapasitas pengunjung yang ditentukan," tandasnya.
Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond menerangkan, penutupan perairan Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusuk dilakukan mulai Minggu (16/5/2021).
"Perintah dari bapak Candi 1 (Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi) untuk wisata air Kedung Ombo untuk besok ditutup, tolong disampaikan ke masyarakat," terangnya.
Morry Ermond memaparkan, sebenarnya penutupan untuk umum atau wisatawan karena sejumlah hal, tidak hanya insiden perahu terbalik.
"Yang jelas ada dua hal, protokol kesehatan karena terlalu banyak masyarakat kita ke sini, sehingga menimbulkan kerumunan saat pandemi," ungkapnya.
"Termasuk protokol keselamatan yang tidak diperhatikan," jelas dia menekankan.
Adapun, protokol keselamatan itu pasca insiden 20 orang rombongan tercebur karena perahu terbalik yang membuat 9 orang hilang.
"Seharusnya setiap operator kapal harus memiliki kemampuan, namun saat kejadian kapal yang harusnya 12 penumpang, tapi lebih dari 20 dan tidak mengunakan pelampung keselamatan," aku dia.
Adapun total penumpang di dalam perahu dipastikan berjumlah 20 orang.
Morry Ermond mengungkapkan, sebelumnya sempat beredar ada 16 orang, tetapi yang benar adalah 20 orang wisatawan.
"Jadi 20 orang menaiki kapal, sedangkan kapal maksimal memuat 12 orang," jelasnya.
Menurutnya, korban yang hilang bukan 5 orang, tetapi 9 orang masih dalam pencarian oleh petugas yang diduga kuat tenggelam.
Adapun operasi pencarian, menurut dia, dibantu oleh berbagai petugas dan relawan mulai dari BPBD Boyolali, Polair Polda Jateng, Basarnas Pos Surakarta hingga lainnya.
"Operasi (pencarian) sampai 5 hari ke depan," jelasnya.
Respons Gubernur Jateng Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyesalkan terjadinya tragedi kapal tenggelam di obyek wisata Waduk Kedung Ombo Boyolali.
Ganjar menegaskan kejadian serupa tak boleh terjadi lagi.
Sebanyak 20 orang wisatawan menjadi korban tragedi tenggelamnya kapal wisata Waduk Kedungombo, Sabtu (15/5/2021).
Dari jumlah itu, 11 orang berhasil selamat, sementara 7 korban meninggal dunia dan 2 korban belum ditemukan.
"Sekarang masih dalam operasi pencarian. Saya minta untuk terus dilakukan pencarian," kata Ganjar di Semarang, Minggu (16/5/2021).
Ganjar mengatakan, kejadian ini harus menjadi pembelajaran.
Ia meminta seluruh bupati/walikota tidak ragu untuk menutup destinasi wisata yang tidak bisa dikontrol, baik sisi pengunjung maupun keselamatannya.
Sebab, lanjut Ganjar, kejadian di Kedungombo sangatlah fatal.
Dia mengatakan, telah mendapat video terkait kejadian itu.
"Saya dikirimi videonya. Ketika perahu belum berangkat, itu sudah melebihi kapasitas. Mereka juga tidak dibekali jaket keselamatan. Saya minta pengelola harus bertanggungjawab, kalau perlu izinnya direview atau kalau perlu izinnya dicabut," tegasnya.
Karena selain melebihi kapasitas, para penumpang juga tidak dibekali life vest saat menaiki kapal itu.
"Itu kan sangat berbahaya. Jelas SOP nya pasti diabaikan oleh mereka," tegasnya.
Ganjar mengingatkan pada seluruh pengelola pariwisata agar hal itu menjadi perhatian. Tantangan mereka saat ini, selain mengendalikan jumlah pengunjung, faktor yang tak boleh diabaikan adalah keselamatan.
"Maka seperti yang berkali-kali saya ingatkan, kira-kira bisa mengelola tidak? kalau tidak bisa dikontrol, tutup saja," ucapnya.
Selain kejadian tragis Kedungombo, Ganjar juga menyoroti terkait ramainya sejumlah destinasi wisata di Jateng.
Beberapa laporan yang sudah masuk, lanjut dia, keramaian pengunjung terjadi di obyek wisata Dieng dan juga Tawangmangu.
Selain itu, di beberapa destinasi lain juga keramaian terjadi.
Tak hanya di Jawa Tengah, keramaian pengunjung juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
"Saya minta SOP ditaati, pembatasan pengunjung harus dilakukan. Petugas harus sering patroli untuk terus mengingatkan. Bupati/Wali Kota ndak usah ragu menutup kalau itu tak ditaati. Daerah lain juga sama, kerumunan banyak dan itu membahayakan. Kita harus menjaga semuanya, kalau tidak maka akan sulit untuk mengembalikan kondisi seperti semula," pungkasnya.
Nahkoda Masih 13 Tahun
Polisi memeriksa sejumlah saksi terkait insiden maut perahu terbalik di Waduk Kedung Ombo Boyolali.
Mereka yang diperiksa di antaranya nahkoda perahu.
Adapun nahkoda tersebut diketahui masih berusia remaja.
Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond mengungkapkan nahkoda kapal tersebut masih berusia 13 tahun.
"Nahkoda perahu atas nama inisial GH berusia 13 tahun," kata Morry saat meninjau evakuasi di waduk yang berada di Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Sabtu (15/5/2021).
"Ini nahkodanya masih dalam pemeriksaan," tambahnya.
Saat kejadian itu, GH hendak mengantar 20 orang penumpangnya menuju warung makan apung yang berjarak 50 meter dari daratan.
Sekira pukul 11.00 WIB, perahu sudah mendekati warung makan apung namun ada seorang penumpang yang tiba-tiba berjalan ke geladak depan.
"Ada penumpang yang mau foto selfie di bagian geladak depan, sehingga perahu oleng ke kanan dan terbalik," ucap Morry.
Nahas, saat kejadian itu, Morry mengungkapkan alat keselamatan belum terpasang di tubuh para penumpang.
"Setiap operator sebenarnya harus memiliki pelampung. Saat kejadian tidak menggunakan alat keselamatan," ungkapnya.
(*Tribun Jateng/Mam/Solekan/Tribun Solo)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Korban Perahu Maut Waduk Kedung Ombo yang Ditemukan Pagi Ini Seorang Perempuan, Meninggal Dunia
Dan tayang di TribunJateng.com dengan judul Satu Korban Ditemukan Pagi Tadi di Kedung Ombo Seorang Perempuan, Jalal & Niken Masih Dicari