Berita Nunukan Terkini
ASN di Nunukan Memasok Elpiji Bersubsidi, Bupati Asmin Laura: Jangan Berlagak jadi Orang Susah
Beredar isu di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) ikut memasok elpiji 3 Kg
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Beredar isu di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) ikut memasok elpiji 3 Kg.
Hal itu membuat Bupati Nunukan Asmin Laura naik pitam. Bagaimana tidak, sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), warga yang tergolong miskin di Nunukan tak sampai 4 ribu jiwa.
Sementara, per minggu jatah gas bersubsidi di Nunukan sekira 10.500 tabung.
Untuk wilayah Sebatik, warga miskin yang terdata hanya 3.800 jiwa, sementara itu pasokan tabung gas 3 Kg sampai 10 ribu tabung.
Baca Juga: Jelang Idul Fitri 2021, Pertamina Pastikan Konsumsi BBM dan LPG di Kalimantan Aman
Jadi total pasokan tabung gas elpiji 3 Kg yang didistribusikan ke Kabupaten Nunukan sebanyak 20.500 tabung per minggu.
"Saya selalu dapat informasi kuota elpiji 3 Kg yang kita dapatkan di Nunukan itu melebihi data warga miskin. Tapi kenapa keadaan di lapangan berbeda. Saya dengar ada pegawai ASN ikut memasok. Jangan berlagak jadi orang susah ya," kata Asmin Laura dalam rapat kelangkaan elpiji 3 Kg di Kantor Bupati Nunukan, Selasa (18/05/2021).
Asmin Laura menegaskan, akan membuat tim Satgas untuk melalukan razia tabung elpiji 3 Kg di rumah pegawai ASN.
"Kalau ada tabung itu kami ambil lalu disita. Pemerintah daerah bisa saja menyetop subsidi gas elpiji itu, tapi kan masih banyak warga miskin yang membutuhkan, tolong tepat sasaran," ucapnya.
Baca Juga: Warga Perbatasan RI-Malaysia Kesulitan LPG Bersubsidi, DPRD Nunukan Minta Pemkab Awasi Ketat
Belum lagi wilayah III yang sampai saat ini masih mendapatkan subsidi minyak tanah, namun pasokan elpiji 3 Kg justru masuk sampai di wilayah itu.
"Razia tabung elpiji 3 Kg sudah pernah kami lakukan. Hanya saja tidak diiringi dengan pengawasan yang ketat. Apalagi sanksinya hanya sebatas administrasi. Jadi tidak memberikan efek jera. Kalau berbicara berdasarkan kebutuhan warga, sementara kami belum bisa menyiapkan elpiji yang yang non subsidi. Ditambah Tawau masih lokcdown," ujarnya.
Orang nomor satu di Nunukan itu mengaku, akan melakukan rapat internal dengan melibatkan instansi terkait untuk membahas SOP pendistribusian elpiji bersubsidi.
"Masalah kita sangat krusial, sehingga pemerintah akan menyiapkan strategi yang menjadi panduan dalam pendistribusian elpiji 3 kg di Nunukan. Bahkan, sanksinya penindakan di tempat. Termasuk melakukan sidak ke pengecer. Ini harus ditertibkan. Tadi Pak Dandim juga mendukung hal itu. Kami akan bekerjasama dengan TNI-Polri, termasuk pangkalan dan agen elpiji," tuturnya.
Baca Juga: Bumdes di Penajam Paser Utara Bakal Dialihkan jadi Pangkalan LPG 3 Kg, Rencana Relokasi Kuota
Tak hanya itu, Asmin Laura juga meminta kepada pemerintah provinsi untuk membuat UPTD pengawasan pendistribusian elpiji 3 Kg di Nunukan.
"Kewenangan mengawasi itu ada di provinsi. Sementara mereka mengatakan kewenangan ada di kita. Inilah titik kelemahan. Saling tunjuk. Bicara tim work itu ada anggarannya. Tim di Nunukan hanya 15 orang, sementara agen sampai 70 orang. Masa mau tungguin di situ 24 jam. Mereka bergerak ke sana-sini memanggil institusi lain, lah makan aja nggak bisa. Jadi tidak efektif," ungkapnya.
Pertamina Sebut Kendala Cuaca
Kelangkaan gas elpiji 3 Kg kembali menjadi sorotan publik di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Bagaimana tidak pasokan tabung gas bersubsidi itu dinilai telah melebihi jumlah warga miskin di wilayah Nunukan termasuk Sebatik.
Namun, masih saja ditemukan kelangkaan di lapangan. Bahkan, warga yang memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan, sekalipun terpaksa membeli kepada pengecer dengan harga yang melambung tinggi.
Baca Juga: Karut Marut Distribusi Tabung Elpiji 3 Kg, Antrean Warga Nunukan Panjang di Kantor Lurah
Diketahui, sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), warga yang tergolong miskin di Nunukan tak sampai 4 ribu jiwa.
Sementara, per minggu jatah gas bersubisidi di Nunukan sekira 10.500 tabung.
Untuk wilayah Sebatik, warga miskin yang terdata hanya 3.800 jiwa, sementara itu pasokan tabung gas 3 Kg sampai 10 ribu tabung.
Sales Branch Manager Rayon V Kalimantan Timur-Kalimantan Utara (Kaltimut), Azri Ramadan, mengatakan, siang tadi pihaknya telah menggelar operasi pasar gas elpiji 3 Kg di Kelurahan Nunukan Tengah.
Harga jual tabung sesuai HET yang berlaku yakni Rp16.500 per tabung.
Baca Juga: Elpiji 3 Kg di 2 Kelurahan Langka, Ini Peringatan Kabag Ekonomi Setkab Nunukan ke Lurah
Hal itu dilakukan untuk menindaklanjuti isu kelangkaan yang diajukan oleh pemerintah daerah Nunukan.
"Ini bukan penambahan kuota reguler tapi sifatnya insidentil. Kami merespon surat permohonan pemerintah daerah untuk melalukan operasi pasar. Ada dua kelurahan yang mengalami kelangkaan yakni Nunukan Timur dan Nunukan Tengah," kata Azri Ramadan kepada TribunKaltara.com, Senin (17/05/2021), sore.
Jatah gas elpiji 3 Kg untuk dua kelurahan itu sebanyak 560. Sehingga masing-masing kelurahan mendapatkan 280 tabung.
Menurutnya, isu kelangkaan gas bersubsidi di Nunukan baru kali ini terjadi, lantaran keterlambatan supply akibat cuaca yang kurang baik.
"Menurut saya kelangkaan ini karena keterlambatan kapal LCD kami. Jadi faktor cuaca yang tidak bisa dihindari sehingga supply ke Nunukan terkendala. Baru kali ini juga langka, bulan sebelumnya tidak," ucapnya.
"Kuota Nunukan itu sebanyak 74 ribu tabung per bulan. Kita juga harus pahami bahwa kondisi geografis Nunukan hanya didukung dengan transportasi laut. Jadi pengambilannya itu sekira 5-7 hari. Kalau warga bilang kelangkaan terjadi terus menerus, saya pikir ada masalah pada bagian peruntukkannya. Kalau untuk warga miskin ya peruntukkannya di lapangan harus tepat sasaran," ujarnya.
Ia mengaku, pengawasan yang dilakukan Pertamina terhadap agen termasuk pangkalan sudah maksimal.
Baca Juga: Terulang Lagi! Napi Kasus Narkotika Kabur dari Lapas Nunukan Usai Angkat Barang Titipan Lebaran
"Tapi hasilnya yang kurang maksimal. Petugas kami sudah maksimal dalam melakukan pengawasan. Jadi gini, selama ini supply tabung gas 3 Kg itu dari Balikpapan ke Tarakan.
Lalu di Tarakan ada gudang Pertamina untuk ditampung sementara. Setelah itu diangkut ke Nunukan menggunakan kapal. Pengangkutan per minggu itu 4.480 sampai 6 ribuan tabung," tuturnya.
Azri menyampaikan, Juni 2021 mendatang, pihaknya akan melaunching Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Tarakan.
Hal itu sebagai upaya untuk mengatasi keterlambatan supply termasuk kelangkaan tabung gas bersubsidi di Nunukan.
"SPBE itu merupakan supply point untuk pengisian tabung LPG di Tarakan. Jadi nanti tidak menggunakan supply dari Balikpapan lagi. Dan ketahanan stok bisa sampai 20 hari. Mudahan tidak ada keterlambatan dan kelangkaan lagi," ungkapnya.
Penulis Febrianus Felis | Editor: Budi Susilo