Berita Nasional Terkini
PERJALANAN HIDUP Wimar Witoelar Mantan Jubir Gus Dur, Bawa Wajah Baru Talkshow Tanah Air
Berikut perjalan hidup Wimar Witoelar, dari aktivis kampus hingga bawa wajah baru talkshow Tanah Air
Aktivis kampus
Sejak saat itu, ia sibuk memimpin apel siaga dan aksi demonstrasi mahasiswa ITB mengganyang PKI.
Ia juga memimpin misi Ampera mahasiswa ITB ke Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali.
Pada 1968, Wimar terpilih sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa ITB.
Pada tahun itu juga ia dipilih sebagai Ketua Umum Dewan Mahasiswa ITB periode 1968-1969
Muncul pertanyaan, mengapa Wimar tidak menyelesaikan kuliahnya di ITB.
Baca juga: Ingin Cek Kendaraan Tertilang Elektronik Atau Tidak, Berikut Caranya
Menurut dia, menjadi aktivis jauh lebih menantang ketimbang kuliah.
"Karena tidak sanggup, tidak ada motivasi lagi. Ketika tahun ketiga kuliah, terjadi Gestapu. Tadinya tak pernah memikirkan kehidupan politik, lalu menjadi aktivis mahasiswa dan menjadi pimpinan. Dan itu lebih menarik dan serius daripada kuliah," kata Wimar saat diwawancara Harian Kompas kala itu.
"Kebetulan kuliah saya di bidang elektro, sangat teknis. Sementara kegiatan saya sudah setingkat menteri. Artinya kalau ingin bertemu menteri bisa dengan mudah, sementara bila menghadap asisten dosen tidak mengerti apa-apa. Jadi senjang sekali kedudukan saya antara di dunia akademik dan di luar dunia itu. Tetapi politik saya sudah selesai di kampus," lanjut Wimar.
Masuk daftar calon legislatif, tapi...
Ketika Golkar dibentuk pada 1969, yang menjadi senior mahasiswa di Bandung adalah Rahman Toleng.
Sebagai mahasiswa aktif, Wimar ikut menganjurkan membikin Golkar agar menjadi kekuatan alternatif.
Baca juga: Bobby Nasution Buat Pegawai Dua Dinas di Medan yang Indisipliner Mati Kutu, Langsung Catat Nama
Tetapi menjelang pemilu, ia keburu drop out, pergi ke AS untuk pindah studi, padahal ia masuk daftar calon legislatif pemilu pertama itu untuk wakil Jawa Barat dengan nomor urut 9 dari Golkar.
Sedangkan teman baiknya sejak mahasiswa, Sarwono Kusumaatmadja yang mantan Sekjen Golkar, Menteri Penertiban Apartur Negara dan Menteri Lingkungan Hidup, mendapat nomor urut 24.
Setelah lulus dan meraih gelar BS dalam electrical engineering, MS dalam system analysis dan MBA dalam finance and investment dari George Washington University, AS pada 1975, Wimar kembali pulang ke Indonesia.