Banjir di Berau

Bupati Berau Sri Juniarsih Minta Data Kerugian Pertanian dan Peternakan Akibat Banjir

Selain merendam pemukiman warga, bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, juga berdampak pada pertanian.

Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/IKBAL NURKARIM
BANJIR BERAU - Selain merendam pemukiman warga, bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, juga berdampak pada pertanian maupun ternak masyarakat. 

Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang melanda Kabupaten Berau sejak 12 Mei lalu, membuat Sungai Kelay dan Sungai Segah meluap.

Akibatnya, jalan kampung Bena Baru rusak parah, dan rumah-rumah warga terendam banjir.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, sebanyak 2.308 Kepala Keluarga yang terdampak dari banjir yang terjadi bersamaan dengan momen Hari Raya Idul Fitri 1442 H.

Luapan Sungai Kelay itu merembes hingga tanggul salah satu tambang batubara yang beroperasi di Berau mengalami tanggul jebol pada Minggu, 16 Mei.

Namun saat ini sebagian wilayah yang sebelumnya terendam banjir kini sudah mulai surut dan masyarakat sudah mulai membersihkan sisa banjir. 

Hanya Rugi Benih

Berita sebelumnya. Kawasan ladang pertanian Kampung Tumbit Melayu Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur yang ikut terendam banjir menelan kerugian benih sebesar Rp 115 juta.

Demikian dibeberkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kab Berau, Mustakim, menjelaskan banjir tahunan itu sudah beberapa kali mengakibatkan lahan pertanian di Tumbit Melayu.

Luasan lahan pertanian di Tumbit Melayu itu sebesar 160 hektar. Fokus mereka saat ini memang berada di Tumbit Melayu, sebagai kawasan pertanian.

“Tapi tidak semua lahan pertanian tergenang, namun ya tidak sedikit juga,” ungkapnya kepada Tribun Kaltim, Selasa (18/5/2021).

Baca Juga: NEWS VIDEO 15 Kampung Terdampak Banjir di Berau

Baca Juga: Ribuan Kepala Keluarga di Berau Masih Terkena Dampak Banjir

Lanjutnya, kerugian tersebut tidak begitu berpengaruh pada produksi tahunan, lantaran lahan yang terendam banjir sudah melewati masa panen pertama. Saat ini yang terdampak adalah pertanian palawija.

Untuk penanganan pasca banjir pihaknya sudah mengantisipasi banjir tahunan ini.

Mustakim menegaskan untuk Distanak tidak fokus pada pemberian sembako, melainkan penggantian bibit yang sudah ditanam.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved