Berita Bontang Terkini

Pedagang Tahu dan Tempe di Pasar Tamrin Bontang Libur Berjualan, Dukung Aksi Mogok Produksi

Para pedagang Tahu dan Tempe di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, bakal ikut libur berjualan saat mogok.

Penulis: Ismail Usman | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN
Salah satu pedagang Tahu dan Tempe di Pasar Tamrin Bontang, Provinsi Kalimantan Timur pada Senin (24/5/2021). TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Para pedagang Tahu dan Tempe di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, bakal ikut libur berjualan saat mogok produksi.

Salah satu pedagang Tahu dan Tempe Pasar Tamrin, Rifki menuturkan akan ikut libur berjualan saat aksi mogok produksi pengusaha olahan kedelai, 27 hingga 28 Mei nanti. 

Ia beralasan, ikut libur jualan sebagai wujud solidaritas kepada produsen tahu dan tempe. 

Seluruh pedagang di Pasar Tamrin pun telah bersepakat tak berjualan selama 2 hari.

Baca Juga: Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, Balai TNK Bontang Tanam 2.021 Bibit Mangrove 

"Semua pedagang di Pasar Tamrin ikut libur Berjualan selama 2 hari," kata Rifki saat ditemui Tribunkaltim.co di lapaknya, Senin ( 24/5/2021).

Selain karena alasan solidaritas, Rifki juga mengaku ikut libur berjualan lantaran stok produksi tahu dan tempe dipasaran juga tidak ada dari produsen.

"Instruksi dari Ketua PPTT agar libur jualan dilapak. Karena tidak ada stok juga," tutupnya.

Berita sebelumnya, pengusaha yang tergabung dalam Persatuan Pengrajin Tahu Tempe (PPTT) Bontang bakal tak berproduksi pada 27 sampai 28 Mei 2021.

Baca Juga: Rusunawa Guntung di Bontang Sepi Penghuni, 90 Kamar Tersedia Hanya 2 Tempat yang Terisi

Salah satu pengusaha Tahu dan Tempe di Gang Rawa Indah, Kelurahan Api-Api, Bontang Utara, Dawam mengatakan, seluruh produsen tahu telah bersepakat gelar aksi mogok produksi. 

Aksi mogok tersebut dilatari sebagai informasi ke warga, agar bisa memahami kenaikan harga Tahu dan Tempe dipasaran.

Di samping itu, aksi ini juga sindiran ke pemerintah pusat atas lonjakan harga kedelai yang meningkat secara signifikan.

Diketahui, sebelum pandemi harga kedelai satu karung (50 kilo) Rp 365 ribu.

Baca Juga: Harga Kedelai di Bontang Melambung Tinggi, Diprediksi Tahu dan Tempe Bakal Hilang dari Pasaran

Kemudian berangsur naik dengan kisaran Rp 15 ribu setiap bulannya.

Sehingga harga update terakhir pada hari Senin (17/5/2021) mencapai Rp 580 ribu dari agen di Samarinda.

"Kita ingin informasi kan ke warga juga kalau sekarang bahan baku itu mahal. Jadi harga tahu dan tempe juga akan naik," ujarnya.

Rencananya, kenaikan harga akan dilakukan secara perlahan-lahan. Untuk tahap awal, kenaikan harga berkisar Rp 1.000.

"Semua kesepakatan diambil dari PPTT, dengan menaikan Rp 1.000 setiap item tahu dan tempe eceran dipasaran," terangnya.

Sementara pengusaha pabrik Tahu dan Tempe di Jalan DI Panjaitan, Bontang Baru, Tasir menuturkan hal serupa.

Rencananya untuk satu jergen tahu dengan isi 120 potong juga naik hingga Rp 100 ribu, dari harga normal yang hanya Rp 75 ribu.

"Iya kami mogok. Untuk harga kami belum tau. Rencananya naik per jergen Rp 100 ribu. Tapi itu belum pasti. Makanya kami aksi dulu," pungkasnya.

Harga Kedelai Melambung Tinggi

Akibat tingginya harga kedelai, Persatuan Pengrajin Tahu Tempe (PPTT) di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, bakal aksi mogok produksi pada 27 hingga 28 Mei nanti.

Aksi ini sengaja dilakukan sebagai bentuk protes terhadap tingginya harga kedelai yang masuk ke Bontang. Serta menuntut pemerintah untuk segara memberikan solusi terkait harga kedelai yang kian hari terus melambung tinggi.

Hal itu diumumkan dalam surat edaran resmi PPTT yang belakangan ramai diperbincangkan publik Bontang.

Diketahui, sebelum pandemi harga kedelai satu karung (50 kilo) Rp 365 ribu. Kemudian berangsur naik dengan kisaran Rp 15 ribu setiap bulan.

Baca Juga: Impor Masih jadi Penopang Sebabkan Harga Kedelai Rentan Terkerek Naik

Sehingga harga update terakhir pada hari Senin (17/5/2021) mencapai Rp 580 ribu dari agen di Samarinda.

Salah satu pengrajin tahu dan tempe, Dawam mengatakan aksi mogok produksi ini sebagai peringatan awal kepada masyarakat terhadap tingginya harga kedelai.

Sehingga, masyarakat tidak lagi komplain terkait harga tahu dan tempe yang bakal terus naik di pasaran.

"Kan harga bahan baku kedelainya naik, jadi untuk menutup biaya produksi seperti gaji karyawan dan pembelian kayu bakarnya harus menaikan juga harga jual tahu tempe dipasaran," kata Dawam saat dutemui di rumah produksi tahu tempe, jalan Ahmad Yani, GG Rawa Indah, Api-Api, Bontang Utara, Minggu (23/5/2021).

Baca Juga: Harga Sembako di Samarinda, Kedelai Naik Tajam Tahu Meroket, Produsen Tempe Kurangi Komposisi

Lebih lanjut Dawam menjelaskan, untuk harga tempe ukuran besar semula Rp 4000 akan naik dengan harga Rp 5000.

Sedangkan, tempe ukuran kecilnya akan naik dengan harga Rp 2500 yang semula dengan harga Rp 1500

Kemudian ia mengatakan harga eceran tahu per bungkus menjadi Rp 6000.

"Semua kesepakatan diambil dari PPTT, dengan menaikan Rp 1000 setiap item tahu dan tempe eceran dipasaran," terangnya.

Diakui Dawam, alasannya mengambil kedelai di Samarinda, lantaran harga kedelai Di Bontang jauh lebih mahal.

Sehingga Dawam pun berharap Pemkot Bontang ikut berperan serta dalam menstabilkan harga kedelai di pasaran.

"Kami minta pemerintah memperhatikan  juga permasalahan kami," tutupnya.

Berita tentang Bontang

Penulis Ismail Usman | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved