Berita Balikpapan Terkini
Giant Ekstra Balikpapan Diawasi TNI Polri, Kapolsek AKP Agung: Kami Bubarkan Kalau tak Tertib
Sejak kerumunan timbul di Supermarket Giant, Jalan MT Haryono, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia Mirah Sumirat menjelaskan sekitar 7.000 karyawan yang terancam mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat penutupan ini.
"Saya mendapatkan informasi dari ketua umum serikat pekerja Hero Supermarket yang memang itu adalah anggota saya di ASPEK Indonesia, seluruh sisanya ini kurang lebih 7.000 [karyawan] seluruhnya akan di PHK. Jadi tidak akan ada Giant lagi," ujar Mirah dalam konferensi pers, Jumat (28/5/2021).
Mirah mengatakan, manajemen dan serikat pekerja sudah melakukan negosiasi terkait hal ini, dan karyawan yang mengalami PHK tersebut akan ditempatkan di Hero Supermarket dan IKEA.
Baca Juga: NEWS VIDEO Apa Alasan Gerai Giant akan Ditutup?
Baca Juga: KATALOG PROMO Giant Kamis 27 Mei 2021, Pasta Gigi, Shampoo hingga Deterjen Diskon 25 %
Namun, Mirah menilai hal ini tidak akan cukup mengingat hanya 5 gerai yang tersedia untuk menampung karyawan tersebut.
Menurut Mirah, Giant sudah melakukan PHK terhadap kurang lebih 7.000 karyawan sejak 2 tahun lalu.
Manajemen berargumen bahwa hal ini disebabkan Giant yang sudah merugi.
Alasan PHK kali ini pun disebabkan kerugian yang ditanggung Giant sudah mencapai Rp 1 triliun sejak 2 tahun lalu, ditambah dengan adanya pandemi Covid-19.
Baca Juga: KATALOG PROMO Giant Selasa 29 Desember 2020, Es Krim, Cemilan dan Pampers Anak Super Murah
Baca Juga: KATALOG PROMO Giant Senin 28 Desember 2020, Belanja Hemat, Es Krim, Sampo dan Wipol Super Murah
Meski begitu, Mirah pun meminta agar Manajemen Giant transparan terkait dengan alasan PHK.
"Kami meminta manajemen untuk terbuka, transparan. Jadi jangan hanya menyampaikan rugi saja. Begini logikanya, mereka berinvestasi di Indonesia bertahun-tahun, puluhan tahun, kemudian ketika menyatakan rugi hanya dalam waktu 1 tahun, tidak fair," ujarnya.
Tidak fair bahwa mereka kemudian menutup gerainya dengan gagah berani.
"Tanpa memandang lagi bagaimana mereka nanti setelah ini di situasi yang sulit ini mendapatkan pekerjaan atau tidak," terang Mirah.