Berita Berau Terkini
ASN Jadi Percontohan Konsumsi Beras Lokal, Dinas Pangan Harapkan Ada Toko Pangan Nusantara di Berau
Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi contoh awal untuk meningkatkan konsumsi beras lokal yang dimiliki Kabupaten Berau.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi contoh awal untuk meningkatkan konsumsi beras lokal yang dimiliki Kabupaten Berau.
Kepala Dinas Pangan Berau, Fattah Hidayat mengakui konsumsi pada tingkat ASN sudah berjalan baik dalam waktu satu tahun terakhir.
Lantaran sasaran mereka adalah pihak ASN dimana mereka diharapkan menjadi percontohan yang baik.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Berau Siapkan 1.000 Rapid Test Antigen Acak, Ini yang Akan Disasar
Baca Juga: Prakiraan Cuaca, Kabupaten Berau Hari Ini Diprediksi Berawan
Menurut data dari Dinas Pangan Berau, selama kurun waktu 5 tahun kebelakang, beras Berau mampu menyanggah rerata sekiranya 20 ribu ton per tahunnya.
Sedangkan konsumsi per tahun dari total penduduk kurang lebih 230 ribu memerlukan sekiranya 25-26 ribu ton beras.
Sejauh ini masih perlu mendatangkan beras dari luar. Mereka berharap, dengan semakin ditingkatkannya konsumsi beras lokal, petani pun semakin berdaya untuk memproduksi beras.
Tahun 2020 silam, sekiranya 23 ton beras lokal mampu dikonsumsi, tahun 2021 pihaknya berharap untuk target tahunan lebih tinggi, meskipun belum bisa mengatakan angka pastinya.
Baca Juga: Dinkes Berau Ingatkan Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021 Harus Perhatikan Zona Daerah
Baca Juga: DLHK Berau Masih Temukan Laporan Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan
“Kami tentu inginnya ada peningkatan konsumsi lokal, lumayan bisa ikut membantu para petani kita juga agar berdaya dan meningkatkan produksinya,” ujarnya, Selasa (1/6/2021).
Dia mencontohkan, seperti di kampung Buyung-buyung luasan produksi yang semula hanya 400 hektar diwacanakan menjadi 600 hektar.
Akibat respon baik konsumsi beras lokal yang lumayan semakin diketahui.
Selama ini pihaknya membantu mensubsidi petani dengan biaya ongkos kirim, kemasan dan alat pengukur kadar air agar kualitas beras lokal lebih unggul.
Meskipun ada beberapa beras lokal yang masih mengandung kadar air yang tinggi. Selain itu, beras yang kotor akibat penjemuran di pinggir jalan, lantaran daerah produksi yang kurang luas.
Ketika masa panen, pihaknya akan mensubsidi ongkos untuk dititipkan di Dinas Pangan. Selama ini pemasaran masih ada di kantor Dinas Pangan.
“Sejauh ini pemasarannya masih di kantor kami, ya pemasaran kecil-kecilan harapannya bisa lebih luas lagi,” ungkapnya.
Karena itu pihaknya berharap bisa segera mewujudkan toko pangan nusantara yang diusahakan melalui dana APBD Berau. Meskipun belum ada hitungan angka pasti dan skema berkelanjutan.
Fattah menjelaskan, jika adanya toko itu bisa menggencarkan promosi, begitu juga dengan sayuran organik lainnya yang bisa dipasarkan melalui toko tersebut.
Baca Juga: Floating Library di Berau, Ajak Anak Tepi Sungai untuk Gemar Membaca
Baca Juga: Berau Kembali Terima WTP, BPK RI Dorong Belanja Daerah yang Berkualitas
Apalagi, beras lokal Berau juga dipastikan tidak memiliki kandungan kimia untuk diputihkan. Jadi hanya bertahan sekiranya hingga 2 bulan kedepan.
“Untuk 2021 kami menunggu panen lagi setelah masa tanam kedua. Kalau tidak ada gagal panen, tentunya stok akan bertambah. Setelah itu kita beri subsidi untuk ongkos kirim dan kemasan,” ungkapnya.
Selama ini, pihaknya mensubsidi di daerah kecamatan dan kampung berpotensi seperti, Tabalar, Buyung-Buyung, Merancang dan Semurut. (*)