Virus Corona di Berau
Satgas Covid-19 Berau Siapkan 1.000 Rapid Test Antigen Acak, Ini yang Akan Disasar
Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Berau, siapkan 1.000 rapid test antigen dalam Operasi Yustisi pada fasilitas umum
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Berau, siapkan 1.000 rapid test antigen dalam Operasi Yustisi pada fasilitas umum.
Sekretariat Satgas Covid-19 Berau, Novian Hidayat menjelaskan, giat tersebut menyasar pada lokasi yang berpotensi menimbulkan kerumunan orang banyak.
Pelaksanaan juga berpedoman pada Peraturan Bupati No 1 Tahun 2021. Bertujuan untuk menekan angka kasus positif.
Terutama, di Kecamatan Tanjung Redeb yang masih berstatus zona merah.
Baca Juga: Kronologi Pasutri di Kubar Palsukan Rapid Test Antigen Covid-19, Modus Menjiplak Nama Klinik
Baca Juga: Pemalsuan Dokumen Rapid Test Atigen di Kutai Barat Dibongkar, Pelakunya Suami Isteri
“Kami menyasar kafe, Tempat Hiburan Malam (THM), restoran dan acara seperti acara pernikahan yang menimbulkan kerumunan orang banyak,” jelasnya kepada Tribunkaltim.co, Selasa (1/6/2021).
Pelaksanaan bersifat sidak, untuk mengetahui apakah pihak contohnya pengusaha maupun pengunjung kerumunan sudah menerapkan protokol kesehatan yang sesuai.
Dalam pelaksanaan tes rapid antigen, menyasar pelaku usaha sebagai pelayanan publik dan customer.
Dalam satu tempat sasaran minimal dilakukan 5 rapid antigen pada orang yang berbeda. Jika ada indikasi mencurigakan, maka test bisa dilakukan lebih dari batas maksimum.
Baca Juga: Palsukan Dokumen Hasil Rapid Test Antigen Covid-19, Pelaku Menjiplak Nama Klinik di Melak
Baca Juga: Pelabuhan Tering di Kutai Barat Sediakan Pemeriksaan Rapid Test Antigen Gratis untuk Penumpang
“Kegiatan sudah terlaksana sekali, dan akan dilakukan hingga akhir bulan Juni, itu jadwal sementara,” ungkapnya.
Hingga sekarang belum didapatkan kasus positif. Novian melanjutkan, jika terpaksa hasil menunjukkan reaksi positif, maka akan dilakukan dua langkah.
Jika masuk dalam kategori OTG, maka disarankan untuk melakukan isolasi mandiri dan dikontrol dari Puskesmas wilayah setempat.