Hari Lahir Pancasila
Esensi Pancasila, GMNI Samarinda Nilai tak Boleh Ada Ketimpangan dan Kerusakan Lingkungan
Hari kelahiran Pancasila seringkali dirayakan pada tanggal 1 Juni, tentu saja ini menjadi peringatan penting sejarah perjalanan bangsa
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
Sebab infrastruktur masih hancur terkhusus daerah-daerah pelosok.
"Jangan sampai ada anggaran, tapi tidak ada pembangunan infrastruktur, lalu dikemanakan anggaran tersebut diperuntukkan?,"pungkas Richardo.
Selanjutnya, Richardo mengatakan berulangkali adanya pembiaran masalah lingkungan. Dan dalam hal ini pemerintah tutup mata, acuh tak acuh melihat problematika hancur dan pencemaran lingkungan.
"Hancurnya lingkuan punya kaitan erat dengan industri, sebab Kaltim tengah berada dalam pusaran lingkar industrial ekstraktif. Baik pertambangan batubara maupun perkebunan sawit yang tidak mematuhi peraturan. Karena lemahnya pengawasan dari aparat penegakan hukum," ucapnya lagi.
Dia mengungkap ada sebanyak 1.735 lubang tambang di Kaltim yang dibiarkan diberbagai daerah. Belum lagi ada sebanyak 39 anak yang mati dilubang tambang.
"Tambah lagi Kriminalisasi bagi gerakan rakyat sebagai contoh kasus terakhir yang terjadi kriminalisasi masyarakat adat Dayak Long bentuq yang mempertahankan tanahnya dan Camat Tenggarong yang menjadi sasaran empuk kekerasan dan penganiayaan saat berhadapan dengan aktivitas pertambangan batubara ditempatnya," jelasnya.
Oleh sebab itu, Yohanes menilai banyak sekali persoalan yang perlu menjadi substansi penting agar Pancasila berjalan sesuai dengan koridornya.
Bahwasanya perjuangan untuk pembebasan umat manusia tidak akan mungkin tergapai jika masih adanya kemelaratan bagi rakyat.
Karena dalam Pancasila kita bisa menemukan kemuktian dan kemuliaan sumber arah bangsa yang adil makmur yang harus dibumikan.
"Nilai Pancasila harus kita bumikan. karena disitulah kita menemukan jati diri bangsa yang mengakomodir kekuatan rakyat," tuturnya.
Negara jangan kemudian menjadikan Pancasila sebagai legitimasi kekuasaan menindas yang dalam implementasinya ternyata bertolak belakang dengan substansi Pancasila.
"Apalagi hanya sekedar manipulasi rakyat dengan slogan-slogan pencitraan," tegas Richardo diakhir.
Pastikan Keamanan Warga
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Samarinda turut mengecam keras terkait kejadian bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar.
Mahasiswa tersebut mengatakan insiden tersebut cukup meresahkan bagi masyarakat.