Berita Bontang Terkini
UPT Pasar Tamrin Bontang Mengelak, Adanya Pungli Didasari Inisiatif Sesama Pedagang
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) Bontang, akui ada penarikan tarif listrik dan air ke pedagang
Penulis: Ismail Usman | Editor: Budi Susilo
Biasanya, dirinya membayar Rp 9 ribu kepada oknum petugas itu. Pungutan yang diberikan lebih besar, lantaran dirinya menggunakan 3 lampu dan 1 unit pompa air.
Baca Juga: 35 Persen Lapak Kosong di Pasar Tamrin Bontang Terancam Ditarik UPT
Baca Juga: Harga Tahu dan Tempe Pekan Ini di Kota Bontang, Bakal Naik Hingga 30 Persen
"Kalau cuman 1 lampu bayarnya Rp 5 ribu, kalau tambah 1 lagi jadi Rp 7 ribu, nah saya tambah pakai pompa makanya Rp 9 ribu," ungkap Iwan.
Sementara Adi, pedagang ayam di Pasar Tamrin juga menuturkan hal serupa. Ia mengaku kerap ditagih pungutan listrik, air dan uang kebersihan.
"Tak ada karcisnya kok, dia bawa buku catatan saja. Katanya orang dari atas (Kantor UPT Pasar)," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasubag Tata Usaha UPT Pasar, Abdul Malik Rifai membantah tudingan tersebut dilakukan oleh oknum UPT Pasar.
Dirinya membenarkan adanya praktik tersebut. Namun, hal itu dilakukan oleh sesama pedagang.
"Iya memang ada itu, tapi antara mereka saja. Kita tidak benarkan praktik itu," kata Abdul Malik, Kamis (03/06/2021).
Sebab setiap tahun pemerintah telah menggarian Rp 1,5 miliar untuk keperluan operasional listrik, air, dan internet di Pasar Tamrin.
Pembayaran bulanan listrik di pasar menelan biaya Rp 100 juta. Sementara untuk biaya keperluan kebutuhan air, UPT Pasar keluarkan uang sebanyak Rp 30 juta.
"Mana mungkin kita berani ambil itu (pungutan) karena sudah dibayarkan pemerintah selama setahun," katanya.
Kepala UPT Pasar Haedar menambahkan, praktik tersebut jelas-jelas tak punya dasar hukum alias ilegal.
Dirinya mengaku, akan melarang praktik pungli itu terjadi di Pasar Tamrin.
"Nanti akan kami ingatkan pedagang kalau itu pungli," katanya.
Penulis Ismail Usman | Editor: Budi Susilo