Breaking News

Abrasi Sungai di Samarinda

Kontraktor Beber Abrasi Bawah Jembatan Mahkota Dua Samarinda Berkurang

Penanganan jangka panjang pasca abrasi disusul longsoran di kolong Jembatan Mahkota II segmen Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
HO/PT Nindya Karya 
Penanganan sementara yang dilakukan pihak PT Nindya Karya (Persero) pasca abrasi disusul longsor yang terjadi pada Minggu (25/4/2021) lalu. 

"Masih dihitung apakah treatment-nya sama atau ada yang beda," tegasnya. 

Ditambahkan Rensi, hasil desain penanganan longsor dapat diketahui pada minggu kedua di bulan Juni 2021 ini.

"Harapannya sepekan kemudian setelah asistensi desain ini dapat keputusanya, setelah itu baru melakukan (action) penganannya," bebernya. 

Menyinggung terkait pergerakan tanah pasca peristiwa abrasi disusul longsor, Rensi menyampaikan setelah penanganan jangka pendek, pergerakan tanah juga semakin berkurang. 

"Sehabis kejadian di lokasi proyek IPA Kalhol itu kan (tanah) gerak terus, tapi setelah menggunakan metode cerucuk galam sudah berkurang," pungkasnya.

Penanganan Tergantung Pusat

Hingga saat ini kepastian dibukanya Jembatan Mahkota II Dua belum diketahui.

Pihak Pemkot Samarinda sendiri juga masih menunggu surat Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan (KKJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Berkaitan dengan kondisi konstruksi jembatan pasca pylon jembatan yang kabarnya bergeser, serta imbas dari abrasi disusul longsor di pembangunan IPA Kalhol pada Minggu (25/4/2021) lalu.

Upaya penanganan abrasi di bawah jembatan persisnya tepi Sungai Mahakam juga dilakukan.

Baca Juga: Abrasi Sungai Berdampak ke Jembatan Mahkota Dua Samarinda, KSOP Ingatkan Kapal Jaga Jarak

Dinding yang diperkuat di tepi sungai sebagai langkah jangka panjang masih menanti metode yang tepat dari pusat. 

Rensi sebagai Penanggung Jawab Proyek IPA Kalhol PT Nindya Karya membeberkan kembali bahwa penanganan masih bersifat sementara.

Pihaknya juga saat ini tengah mengusulkan peningkatan status gawat darurat untuk mempercepat kegiatan dan mendapatkan suntikan dana dari pusat.

"Sejauh ini, penanganan masih berjalan, yang kemarin menggunakan metode cerucuk galam. Jalan sudah ada dua ribuan (kayu galam) yang terpasang. Proteksi di lereng juga masih terus berjalan," sebut Rensi, dikonfirmasi awak media, Senin (17/5/2021).

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved