Abrasi Sungai di Samarinda
Kontraktor Beber Abrasi Bawah Jembatan Mahkota Dua Samarinda Berkurang
Penanganan jangka panjang pasca abrasi disusul longsoran di kolong Jembatan Mahkota II segmen Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
Baca Juga: Abrasi Sungai di Samarinda, Penimbunan Nihil Koordinasi, 150 Meter dari Proyek Harus Tiada Bangunan
Pihaknya juga diminta untuk melakukan penanganan jangka pendek.
Kegiatan pengambilan data struktur tanah dan elevasi sungai juga dipercepat.
Data-data yang dikumpulkan nantinya menjadi dasar guna menentukan metode penanganan jangka panjang yang akan digunakan.
Data tanah masih berjalan. Untuk boring (tanah) ada lima titik, sudah selesai empat titik.
"Boringnya di sekitar pylon dan area longsor pas lengkungan longsor. Kalau pengambilan data elevasi sungai sudah selesai, tinggal pelaporan. Ini lagi disusun," tegas Rensi.
Pengajuan sample tanah yang telah diambil, juga direncanakan diuji selepas hari raya Idul Fitri.
"Pengujiannya di laboratorium setelah lebaran ini mulai jalan," imbuh Rensi.
Meski beberapa data telah dilengkapi, namun kepastian metode penanganan jangka panjang belum diketahui.
Metode nanti yang akan digunakan baru diketahui setelah adanya pembahasan dengan KKJT Kementerian PUPR.
"Kami kan tim konsultan supervisi, ada tim ahlinya, jadi nanti ditentukan dulu desain penanganan dari data yang telah diambil. Setelah dirapatkan dengan dinas terkait daerah, seperti PUPR dan BWS, baru setelah itu didapatkan dengan Direktorat Jembatan dan KKJT," pungkasnya.
Kapal Jaga Jarak
Terjadinya abrasi disusul longsoran di tepi Sungai Mahakam, tepat di bawah Jembatan Mahkota II juga membuat pihak Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II A Samarinda angkat bicara.
Pihaknya meminta setiap kapal yang melewati bawah Jembatan wajib menggunakan asisst tunda.
Assist tunda dalam bahasa teknis perkapalan ialah kegiatan pemanduan kapal yang akan melintas dengan manuver.