CPNS 2021
Kisah Guru Honorer di Perbatasan Nunukan Optimis Tembus PPPK, Pernah 3 Kali Gagal Ujian CPNS
Hingga kini, Badan Kepegawaian Negara (BKN) RI belum memberikan kepastian terkait pengumuman pendaftaran CPNS 2021.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Hingga kini, Badan Kepegawaian Negara (BKN) RI belum memberikan kepastian terkait pengumuman pendaftaran CPNS 2021 dan PPPK 2021, setelah diundur pada 31 Mei lalu.
Tentu hal itu menjadi sesuatu yang dinantikan oleh para calon abdi negara.
Satu diantaranya, Ade Putri (30). Seorang guru di perbatasan RI Malaysia yang sudah menjadi guru honorer di SMPN 2 Nunukan, selama 8 tahun.
Siapa sangka, alumni Universitas Negeri Makassar bidang studi PPKN itu, sempat mengikuti tes CPNS 3 kali.
Baca Juga: INFO LAIN CPNS 2021: 8 Artis Terkenal Ini Rupanya PNS & Posisinya Tak Main-main, Ada Eks Cherrybelle
Namun, tak melunturkan semangat Ade Putri untuk mengadu nasib dengan mengikuti tes PPPK tahun ini.
"Saya honor di SMPN 2 Nunukan sudah 8 tahun. Saya Sarjana Pendidikan (Spd), bidang studi PPKN.
Saya sempat ikuti tes CPNS sudah 3 kali, tapi gagal. Jadi saya ikuti tes PPPK lagi," kata Ade Putri kepada TribunKaltara.com, Rabu (09/06/2021), sore.
Ibu satu anak itu, mengaku ia tak sendirian, suaminya yang juga seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMPN 2 Nunukan, merencanakan hal yang sama dengannya.
"Suami saya namanya Rusman (32), juga guru honorer tapi bidang studi BK. Kami bareng ikut tes PPPK. Anak saya baru 3 tahun," ucapnya.
Baca Juga: Penerimaan CASN atau CPNS 2021 Paser Masih Menunggu Kepastian Juknis BKN
Baca Juga: Pendaftaran CPNS 2021, Kejaksaan RI Buka Banyak Formasi Tenaga Kesehatan, Berikut Rinciannya
Meski pasangan suami istri itu merupakan guru honorer, namun keduanya hidup berkecukupan.
Menurut Ade Putri, sejak 2020 upahnya dibayarkan sesuai UMK yakni Rp1,9 juta per bulan. Sementara sang suami Rp2 juta lebih.
Sebelumnya saya digaji per jam. Satu jam itu Rp10 sampai 15 ribu. Sebulan sekira Rp 900 ribu.
"Gaji suami saya lebih tinggi karena, hitungan jamnya lebih banyak daripada saya. Dia 24 jam ngajarnya. Saya hanya 18 jam. Jadi 10 jam ngajar kami itu dibayar sesuai UMK. Lebih dari itu, masuk insentif," ujarnya.
Baca Juga: LOGIN SSCASN.BKN.GO.ID, Ini Cara Daftar CPNS 2021 dan PPPK, Formasi SMA-S1, CPNS 2021 Kapan Dibuka?
Ade Putri membeberkan niatnya mengikuti tes PPPK yang pertama ingin menjadi abdi negara.
Selain itu, katanya dengan menjadi PPPK masa depannya bersama keluarganya akan lebih sejahtera.
"Tidak takut ada pemotongan gaji dan lainnya. Masa depan sudah jelas," ujarnya.
Persiapan yang dilakukan Ade Putri, sebelum adanya jadwal pendaftaran PPPK yakni mengupdate soal ketentuan, syarat dan informasi lainnya seputar penerimaan PPPK.
Baca Juga: Login sscasn.bkn.go.id, Cek Formasi CPNS Sepi Peminat, Update Jadwal Terbaru Pendaftaran CPNS 2021
Kedua, yang ia persiapkan adalah berkas. Lalu ketiga belajar bareng suami.
Pendaftaran PPPK kan masih ngambang. Masih ditunda lagi. Jadi saya masih teliti lagi dalam membaca aturan, syarat, dan informasi lainnya seputar PPPK.
Lalu, persiapan berkas, seperti ijazah yang sudah dilegalisir dari kampus, KK, dan KTP harus konek dengan nomor induk NIK.
Karena terkadang nomor NIK tidak bisa terbaca oleh sistem sehingga otomatis tidak bisa mendaftar. Jadi jauh hari sudah saya persiapkan ke Capil," tuturnya.
Baca Juga: Persiapkan Diri untuk Seleksi CPNS 2021, Pahami Persyaratan hingga Alur Pendaftarannya Berikut Ini
Guru PPKN dan Seni Budaya itu, menjelaskan, ia harus banyak belajar dari pengalaman 3 kali tes CPNS yang gagal.
"Dua kali tes, gagalnya di TIU dan TKP. Lalu tes ketiga, TKP tuntas tapi TIU yang kurang. Karena basic saya di PPKN. Intinya saya mencoba motivasi diri sendiri," ungkapnya.
Ade Putri juga beberkan alasan pendaftaran PPPK diundur. "Yang saya tau, ada pengurangan kuota atau formasi jabatan. Seperti formasi guru BK, kuotanya 38, tapi dikurangi jadi 9 saja, " katanya.
Makanya baru mau diusulkan lagi ke pusat. Pengusulan formasi kembali itu yang membuat adanya penundaan.
Lalu, masalah penggajian, apakah PPPK nanti digaji oleh pemerintah pusat atau daerah. Itu yang masih jadi pertimbangan," imbuhnya.
Sebagai guru di perbatasan, Ade Putri berharap kepada pemerintah untuk memprioritaskan pengangkatan guru honorer, khususnya di Kabupaten Nunukan.
"Apalagi di wilayah 2 dan 3. Akses ke sekolah belum tersentuh aspal, masalah jaringan. Belum lagi proses belajar mengajar masih melalui Daring," pungkas.
Dia juga berpesan buat para guru honor di perbatasan yang akan mengikuti tes PPPK agar tetap semangat dan optimis.
Penulis Febrianus Felis | Editor: Budi Susilo