MasterChef Indonesia
JAWAB Tudingan MasterChef Indonesia Banyak Drama, Pernyataan Tegas Chef Juna
Jawab tudingan MasterChef Indonesia banyak drama, pernyataan tegas Chef Juna
"Nah kalau ini, ini yang paling tua (Chef Juna)? Duitnya banyak?" tanya Chef Arnold.
"Jawab bercanda tapi bener adalah saya enggak pernah mikirin umur. Jawaban bener dan bener adalah kehidupan yang imbang.
Baca juga: KISAH La Ode Peserta MasterChef Indonesia, Merantau dari Pulau Muna, Kata Bijak yang Bikin Ia Viral
Kapan kita bisa kerja yang bener, kapan bisa relaksasi bukan berarti ke tempat mahal, ke desa yang terpencil dengan biaya yang kecil pun bagus," beber Chef Juna.
Saat disinggung soal acara MasterChef Indonesia terlalu banyak drama, mood Chef Juna seketika berubah yang semula bercanda.
Ia memberi jawaban skakmat.
"Jangan banyak drama, masak aja deh, please," ucap Chef Arnold.
"Kita shoot itu plong satu, tapi apakah itu scripted drama oh kamu ada nangis, itu nggak pernah.
Jadi kalau satu episode banyak drama itu konsestan yang terjadi dan kalian perlu inget ya, this is reality show, yang platform-nya memasak, gimana pun juga yang namanya reality show pasti ada drama yang terjadi
Masalah durasi dramanya ternyata sama tim editing dipanjangin, ya saya nggak pegang kendali ya, tapi kejadian itu nyata, natural," beber Chef Juna.
Baca juga: MasterChef Indonesia Season 8 Masuk Babak Galeri, Fasha Tereliminasi karena Tantangan Kentang
Chef Arnold pun juga memiliki tanggapan sendiri soal pertanyaan tersebut.
"Sebenernya gini kalau mereka nggak ada drama, kalian bilang boring, kalau mereka ada drama, kalian bilang settingan, jadi maunya gimana.
Namanya ini di TV," tandas Chef Arnold.
Benarkah Makanan Peserta Masterchef Indonesia 8 Dibuang Setelah Dikomentari
Secara tegas Chef Arnold mengatakan bahwa makanan peserta Masterchef Indonesia 8 tidak dibuang.
"Kalau misalnya makanan enggak habis, kalau enggak enak, enggak bakal dihabisin, pasti akan kebuang," ujar Chef Arnold.
Baca juga: SINGGUNG Rasa Bosan di MasterChef Indonesia, Jawaban Arnold Poernomo dan Juna, Renatta: Babak Belur