Berita Berau Terkini
Petani Kampung Merasa di Berau Inginkan Alat Pengolahan Biji Kakao untuk Tingkatkan Produksi
Petani Kampung Merasa menginginkan pengadaan alat pengolahan biji kakao untuk menghasilkan produksi yang lebih berkualitas.
Penulis: Renata Andini Pengesti |
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB- Petani Kampung Merasa menginginkan pengadaan alat pengolahan biji kakao untuk menghasilkan produksi yang lebih berkualitas.
Harapan tersebut telah disampaikan langsung kepada Pemkab Berau.
Kepala Kampung Merasa, Yafet berharap agar usulan mereka bisa langsung ditanggapi oleh pihak Pemkab Berau, lantaran Kampung Merasa memiliki potensi kakao yang cukup besar dan berkualitas.
Sebelumnya, Yafet mengakui para petani kakao di kampungnya memiliki pendampingan langsung dari pihak ketiga untuk mengembangkan perkebunan di Kampung Merasa, dengan menyumbangkan pucuk tanam dan kemudian memberikan pendampingan untuk pengolahan biji kakao.
“Kami para petani berharap untuk adanya alat, karena kami berpikir daripada kami hanya menjual biji kakao saja, dengan adanya pengelolaan akan bisa membuat harga semakin tinggi,” jelasnya kepada TribunKaltim.co, Kamis (10/6/2021).
Baca juga: Hari Lapang Petani Kakao, Bupati Berau Sri Juniarsih Ingin Bina Berkelanjutan Kampung Merasa
Yafet menjelaskan, mayoritas pekerjaan masyarakat yakni berkebun, sebagian besar juga berkebun dengan komoditi kakao, kendati hasil tidak begitu banyak lagi.
Beberapa tahun ke belakang, para penduduk Kampung Merasa bisa menghasilkan setidaknya lebih dari 100 kilogram (kg) per bulan dalam satu keluarga.
Tetapi, produksi menurun perlahan.
“Memang ada penurunan, tapi tetap ada dan produksinya tetap lumayan, masih banyak yang bertani,” tuturnya.
Dia menuturkan beberapa kendala seperti pemasaran masih harus mendapatkan solusi.
Pihaknya berharap Pemkab bisa membantu masalah ini.
Kendati pihaknya telah memiliki Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) yang belum begitu maksimal.
TIdak hanya pemasaran, beberapa kendala seperti ancaman hama pada komoditas kakao mereka juga masih banyak.
Pihaknya menganggap hama babi maupun monyet masih bisa sedikit teratasi, tetapi agak kesulitan jika hama serangga menyerang.
“Kami harap pemkab tetap melihat kendala kami di lapangan. Untuk sekarang kami ingin sekali bisa terbantu untuk alat pengolahan biji kakao,” tuturnya. (*)
Penulis: Renata Andini | Editor: Rahmad Taufiq