Berita Berau Terkini
Perkebunan Kakao di Berau Berpotensi Bisa Sumbang Pendapatan Asli Daerah
Perkebunan kakao diyakini mampu menjadi penopang pendapatan asli daerah layaknya sektor dari pariwisata.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Samir Paturusi
TRIBUKALTIM.CO,TANJUNG REDEB - Perkebunan kakao diyakini mampu menjadi penopang pendapatan asli daerah layaknya sektor dari pariwisata.
Tetapi diperkukan pengelolaan yang maksimal.
Kepala Dinas Perkebunan Berau Sumaryono mengakui, setidaknya dari lima sektor perkebunan unggulan di Berau.
Baca Juga: Jadwal Pemilihan Kepala Kampung Serentak 2021 di Berau, Wabup Gamalis Berpesan soal Ijazah
Baca Juga: Ketua DPRD Berau Ingatkan Panpel Pemilihan Kakam Perhatikan Ijazah Calon, Imbau PNS Tidak Ikut
Yakni kakao, sawit, karet, kelapa dan lada khusus kakao luasannya mencapai 1.600 hektare di 10 kecamatan.
“Cuman dari ribuan hektare lahan kakao, hasil produksinya baru 0,6 ton dari potensinya yang mencapai 1-1,2 ton. Jadi masih belum optimal,” jelasnya, Senin (14/6/2021).
Hasil produksi kakao itu, diakui Sumaryono, menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Baca Juga: Pemkab Berau Akan Punya Balai Latihan Kerja, Berikut Penjelasan Kepala Disnakertrans
Baca Juga: Kuota BBM Subsidi di Berau Masih Belum Bisa Penuhi Nelayan Keseluruhan
Sebab, untuk meningkatkan produksi kakao, pihaknya selalu lakukan pendampingan melalui sekolah lapang.
Agar para petani memahami cara merawat kakao dan meningkatkan hasil panen.
Hasilnya, produksi kakao selama 2 tahun terakhir terus meningkat hingga menyentuh angka 0,6 ton. Tahun 2021 ini, ada kekhawatiran terkait penurunan produksi.
Dampak dari banjir yang terjadi belum lama ini.
“Karena ratusan hektare kakao terendam dan menyebabkan gagal panen. Untuk sektor perkebunan menyumbang 5,3 persen Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ucapnya.