Berita Bulungan Terkini
MISTERI Penyebab Babi di Kaltara Mati Mendadak Mulai Terjawab, Dipastikan Tidak Menular ke Manusia
Belakangan ini publik Kaltara dihebohkan dengan kematian hewan babi secara mendadak, belakangan penyebabnya mulai terjawab
Berikutnya, kematian babi juga terjadi Malinau dan Krayan, Nunukan.
Di mana untuk di Malinau terdapat sekurangnya 65 ekor babi, baik babi hutan maupun ternak yang mati.
Adapun di Krayan Nunukan terdapat 24 ekor babi yang ditemukan mati.
Pihaknya telah mengambil sampel untuk kematian babi di Krayan Nunukan, adapun hasil sampel masih harus menunggu dari uji di Laboratorium di Banjarbaru, Kalsel.
"Lalu di Malinau juga ada kematian di Kecamatan Mentarang Hulu, itu ada sekitar 65 ekor, babinya mati setelah bergejala 3-5 hari," katanya.
"Termasuk yang di Krayan itu juga ada, itu ada 24 ekor, dan sampelnya sudah kita ambil 3 hari yang lalu. Hasilnya mungkin dua minggu lagi bisa kita dapatkan, untuk labnya ada di Banjarbaru," tuturnya.
Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan Sampaikan Imbauan Penting
Menyusul matinya puluhan babi ternak milik warga di dua desa di Kecamatan Peso, Bulungan, Dinas Pertanian Bulungan mengimbau agar warga tidak mengonsumsi daging babi yang sakit.
Imbauan tersebut diberikan guna memastikan protein yang didapat dari konsumsi daging babi bisa maksimal.
Hal itu diungkapkan Kabid Peternakan Dinas Pertanian Bulungan, Sri Rejeki, Senin (14/6/2021)
"Tentu kami imbau agar masyarakat untuk tidak konsumsi daging dari babi yang sakit," ujar Kabid Peternakan Dinas Pertanian Bulungan, Sri Rejeki.
"Karena kalau kita ingin konsumsi daging dan protein yang didapatkan ini maksimal, tentu jangan pilih daging dari yang sakit, pilih dari yang sehat dan segar," tambahnya.
Menurutnya, imbauan ini cukup didengar oleh masyarakat, khususnya warga di Desa Long Yiin dan Long Lasan yang sempat ditemukan kejadian kematian babi dalam jumlah besar.
Di mana dugaan sementara pihak Dinas Pertanian, kematian puluhan babi di dua desa tersebut, disebabkan oleh virus african swine fever (ASF).
"Saat kami kemarin ke sana, warga juga tidak lagi konsumsi babi, mereka mengurangi dan selektif, mereka bilang juga takut kalau nanti yang dikonsumsi malah daging yang sakit," ujarnya.