Virus Corona di Kutim
Hoax Vaksin Covid-19 Banyak Beredar, Wakil Bupati Kutim Sebut Vaksin tak Mungkin untuk Membunuh
Pemerintah daerah mengejar percepatan vaksinasi Covid-19 yang menarget 54 ribu warga Kabupaten Kutai Timur
Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Pemerintah daerah mengejar percepatan vaksinasi Covid-19 yang menarget 54 ribu warga Kabupaten Kutai Timur.
Secara kumulatif, Tuah Bumi Untung Benua telah menyelesaikan 31 persen atau 17 ribu masyarakat yang sudah menerima vaksin.
Dari semua target penerima vaksin, golongan lanjut usia 60 tahun ke atas, menjadi target yang paling rendah pencapaiannya yakni hanya 8,7 persen saja.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Pimpinan DPR RI Dukung Uji Klinis Vaksin Nusantara Dilanjutkan
Baca Juga: Peringati Hari Bhayangkara ke-75, Polres Bontang Gelar Vaksinasi bagi Pelaku Usaha Jasa Transportasi
Salah satu faktor yang menurunkan antusiasme lansia dalam menjalani vaksinasi Covid-19 adalah berita bohong atau hoax.
Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang meminta, agar masyarakat Kutai Timur tidak mudah termakan berita bohong yang beredar di jejaring sosial.
"Banyak sekali ini berita-berita hoax terutama mengenai vaksin dan sebagainya. Biarlah itu beredar di luar, tapi di Kutai Timur ini daerah ini harus kondusif," ujarnya, Jumat (18/6/2021).
Pria yang akrab disapa KB tersebut mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan vaksin di daerah.
Baca Juga: Hindari Kerumunan Saat Vaksin Covid-19, Puskesmas Temindung Samarinda Batasi Hanya 20 Orang Per Hari
Baca Juga: Vaksinasi Lansia di Kaltim Masih Berlangsung, Samarinda Tertib dan Tidak Membludak
Ia yakin keberadaan vaksin Covid-19 merupakan upaya dari pemerintah guna menekan penularan Covid-19 yang justru banyak merugikan daerah.
"Tidak mungkin vaksin itu untuk membunuh, karena sekarang itu dari total 17 ribu yang sudah divaksin itu tidak ada kejadian yang fatal kok," ucapnya.
Vaksin Covid-19 di Kutim sudah dipastikan aman, buktinya para pejabat sudah dua kali menerima peyuntikan dan tetap dalam kondisi sehat.
Berbagai golongan penerima seperti tenaga kesehatan, TNI-Polri, guru-guru telah menerima vaksin dan membuktikan tidak ada gejala pasca imunisasi yang fatal.