Virus Corona

Kasus Covid-19 Makin Gawat, Anies Baswedan Hentikan Uji Coba Belajar Tatap Muka

Pada hari Kamis (17/6/2021) kemarin DKI Jakarta menyumbang 4.144 kasus positif covid-19.Hal ini membuat sejumlah kegiatan di wilayah ibu kota dibata

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Suasana di Jalan Intan Baiduri Sumur Batu Kemayoran, Jakarta, yang tengah dilakukan mikro lockdown, Rabu (9/6/2021). Zona merah di DKI Jakarta terus bertambah 

Mereka khawatir dengan kondisi anak mereka lantaran kasus penularan Covid-19 di ibu kota mulai mengalami lonjakan cukup signifikan.

“Madrasah RPI orang tua belum mengizinkan. Enggak masalah juga sih,” tuturnya.

Terakhir, SDN Kenari 08 menunda pelaksanaan uji coba PTM lantaran ditemukan kasus Covid-19 yang menimpa guru dan sang kepala sekolah.

Guru SD di Kenari 08 Jakarta Pusat Terpapar Covid-19 karena Mudik

Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengakui, ada temuan kasus Covid-19 di SD Kenari 08, Jakarta Pusat.

Ada dua orang yang terpapar Covid-19 di sekolah itu, yaitu sang kepala sekolah dan satu orang guru.

Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja mengatakan, satu guru terpapar Covid-19 setelah mudik ke kampung halamannya.

"Jadi terpaparnya itu waktu gurunya pulang kampung, waktu libur," ucapnya, Rabu (16/6/2021).

Sementara itu, sang kepala sekolah terpapar Covid-19 di lingkungan rumahnya.

"Kalau kepsek kenanya waktu di rumah," ujarnya saat dikonfirmasi.

Untuk itu, Taga membantah ada klaster sekolah di SD Negeri Kenari 08 ini.

Sebab, guru dan kepsek itu belum sempat berinteraksi di lingkungan sekolah saat uji coba PTM.

"Tidak ada interaksi di sekolah. Kepseknya isolasi mandiri, gurunya juga," kata dia.

Walau demikian, uji coba PTM sempat ditunda selama tiga hari lantaran sekolah itu ditutup selama tiga hari, mulai 9 Juni hingga 11 Juni 2021.

"Memang berdasarkan aturan kalau ada yang kena satu atau dua orang itu maka ditutup selama tiga hari," tuturnya.

Setelah sempat ditutup selama tiga hari, kini uji coba PTM di sekolah itu kembali dilanjutkan lagi.

"Sekarang SD Kenari 08 sudah dibuka lagi," ucapnya

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Pimpinan DPR RI Dukung Uji Klinis Vaksin Nusantara Dilanjutkan

Pemprov DKI Diminta Tarik Rem Darurat, Wagub Ariza: Masukannya Kami Tampung Dulu

Pemprov DKI Jakarta terus didesak menarik rem darurat mengusul lonjakan kasus Covid-19 dalam dua pekan terakhir.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pun buka suara soal hal tersebut.

Pemprov DKI Jakarta terus didesak menarik rem darurat mengusul lonjakan kasus Covid-19 dalam dua pekan terakhir.

Ia mengatakan, pihaknya bakap menampung semua masukan dari masyarakat.

"Semua masukan terkait rem darurat kami ucapkan terima kasih. Siapa saja, baik warga DKI, nonjakarta boleh memberikan masukan," ucapnya, Rabu (16/6/2021).

Kemudian, masukan itu bakal dibahas bersama pakar epidemiologi, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), hingga Satgas Covid-19.

Hasil pembahasan itu pun selanjutnya menjadi pertimbangan Pemprov DKI dalam mengambil keputusan soal penanganan Covid-19 di ibu kota.

"Masukan itu akan kami tampung, kami kaji, pelajari, diskusikan, dialogkan. Kami bahas dengan para ahli, baru keputusan diambil dan dilaksanakan bersama-sama," ujarnya di gedung DPRD DKI.

Sebagai informasi, desakan agar Pemprov DKI segera menarik rem darurat muncul setelah kondisi penyebaran Covid-19 di ibu kota makin mengkhawatirkan.

Dalam dua pekan terakhir, penambahan kasus Covid-19 di ibu kota mencapai lebih dari 2.000 kasus per hari.

Kasus aktif pun meningkat hampir 50 persen menjadi 19.096 kasus pada 14 Juni 2021 lalu.

Padahal, kasus aktif Covid-19 di ibu kota pada 31 Mei lalu berada di angka 10.658 kasus.

Hal ini pun menyebutkan tingkat keterisian atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit rujukan Covid-19 terus menipis.

Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, BOR di DKI kini berada di angka 78 persen.

Dinkes DKI: Kebijakan Rem Darurat Bisa Diambil Kapan Saja

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebut, kebijakan rem darurat bisa kapan saja diambil.

Sebab, evaluasi terhadap penyebaran kasus Covid-19 di ibu kota terus dilakukan setiap harinya.

"Kita masih evaluasi setiap hari (untuk menarik rem darurat)," ucapnya saat ditemui di Balai Kota, Selasa (15/6/2021).

Widyastuti menambahkan, hasil evaluasi harian tersebut nantinya bakal dilaporkan kepada Satgas Covid-19 di tingkat nasional.

Kemudian, pembahasan soal kebijakan rem darurat itu dilakukan Pemprov DKI bersama dengan pemerintah pusat.

Untuk itu, Pemprov DKI sampai saat ini belum bisa mengambil keputusan soal kebijakan rem darurat.

Regulasi yang diterapkan saat ini pun masih sama seperti sebelumnya meski angka penularan Covid-19 di ibu kota melonjak.

"Rem darurat harus dirapatkan dengan Satgas. Bukan hanya kewenangan Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah)," ujarnya.

Baca juga: 5 Provinsi di Indonesia Terdampak Covid-19 Varian Delta, Paling Banyak di Jawa Tengah

Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini pun mengingatkan masyarakat untuk tidak kendor menjalankan protokol kesehatan.

Pasalnya, kondisi penularan Covid-19 di ibu kota saat ini sangat mengkhawatirkan.

"Warga kami imbau, kami ingatkan kembali untuk segera vaksin. Karena vaksin di DKI sudah dibuka untuk umur 18 tahun ke atas. Kemudian, walaupun sudah divaksin tetap jaga prokes," tuturnya.

(*)

Berita tentang Virus Corona

Berita ini telah tayang di Tribunnews dengan judul Tren Kasus Covid-19 pada Anak Meningkat, Uji Coba BTM Dihentikan, Kapan Tarik Rem Darurat ? 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved