Wawancara Eksklusif

WAWANCARA EKSKLUSIF Kepala BNNP Kaltim, Brigjen Pol Wisnu Andayana: Provinsi Tujuan 'Wisata' Narkoba

Ternyata Kaltim sebagai perlintasan untuk masuknya barang haram sebelum berkirim ke Sulawesi dan daerah sekitarnya.

TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Brigjen Pol. Wisnu Andayana selaku Kepala BNNP Kaltim 

Dari data tahun 2020 tingkat prevelensi di Kaltim menurun untuk peredaran narkoba 4 besar menjadi 20. Apakah ini kabar baik untuk masyarakat Kaltim ? 

Kalau saya pribadi, saya tidak begitu yakin, itu kan data penanganan, data yang sempat ditangani terus berkurang. Bagaimana yang tidak tertangani.

Wajar kita sebagai salah satu aparat pemerintah yang membidangi terkait pemberantasan atau pencegahan narkoba, kita selalu berfikir untuk negatif thinking supaya tidak over confidence (terlalu pede) dan itu merugikan masyarakat, buat saya itu penanganan saja, di luar itu bisa lebih banyak lagi.

Saya tidak yakin sih, walaupun itu akan menurun, iya. Tidak bisa dibohongi data penanganan seperti itu.

Tapi di lapangan saya tidak yakin juga (menurun peredaran narkotika), biar ada rasa keadilan di sini kita tidak boleh santai karena sudah mulai berkurang ini. Kasihan masyarakat dirugikan.

Seharusnya data itu sebagai koreksi kita, mungkin akan lebih digiatkan lagi dan mungkin ada yang belum kita tangani, mungkin kurang kesadaran masyarakat, atau belun dapat informasi kita.

Sehingga data yang ada dicatat lah sebagai perkembangan yang bagus, dimana-mana narkoba selalu meningkat, jarang turun.

Jadi kita tidak mau terbuai dengan data yang sudah menurun. Data prevelensi sebetulnya tahun 2019 itu kita ranking dari 33 dari 34 provinsi. Itu pun saya tidak yakin.

Data yang seperti itu misalkan kita di peringkat 33 dari 34 malah menyenangkan para pengedar itu, pasti menyenangkan karena menurut mereka tidak terdeteksi. Sekedar data saja itu.

Jenis narkoba apa yang beredar di Kaltim?

Kalau di Kaltim paling banyak digunakan ranking satu masih ganja 65 persen, sabu-sabu sekitar 38 persen, dan ekstasi 18 persen itu yang paling dominan.

Ada sebagian kecil tapi masih terjadi sampai saat ini, penggunaan jenis bahan alkohol, inhalen (lem), spirtus dan itu masih marak.

Terutama digunakan oleh anak-anak yang taraf ekonominya menengah ke bawah dan paling gampang dicari, dimana ada, itu kan zat adiktif. (Mohammad Fairoussany/Bagian 1)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved