Berita Internasional Terkini

Siapa Malala Yousafzai? Peraih Nobel Perdamaian Termuda Dunia, Pernah jadi Korban Penembakan Taliban

Siapa Malala Yousafzai? sosok peraih Nobel Perdamaian termuda di dunia, kepalanya pernah ditembak Taliban.

Kolase Tribunkaltim.co / STAN HONDA / EMMANUEL DUNAND / AFP
(Kiri) Malala Yousafzai bersama wartawan CNN di New York 2013 silam. (Kanan) pidato di PBB saat berusia 16 tahun. Sosok peraih Nobel Perdamaian termuda di dunia, pernah jadi korban penembakan kelompok Taliban. 

Empat hari selanjutnya, dia diterbangkan ke Birmingham, Inggris, untuk menerima perawatan intensif.

Meski memerlukan banyak operasi, termasuk perbaikan saraf wajah untuk memperbaiki sisi kiri wajahnya yang lumpuh, dia tidak menderita kerusakan otak besar.

Pada Maret 2013, dia mulai bersekolah di Birmingham.

Atas penembakan itu, dukungan besar-besaran mengalir kepadanya.

Nobel perdamaian Pada 2013, dia melakukan pidato untuk PBB dan menerbitkan buku pertamanya berjudu I am Malala.

Setahun kemudian, Malala menyabet Penghargaan Nobel Perdamaian saat dia berusia 17 tahun.

Malala menjadi orang termuda yang meraih penghargaan tersebut.

"Penghargaan ini tidak hanya untuk saya. Ini untuk anak-anak yang terlupakan yang ingin menempuh pendidikan. Ini untuk anak-anak yang ketakutakan, yang menginginkan perdamaian," katanya.

"Ini untuk anak-anak yang tidak bisa bersuara, yang menginginkan perubahan," imbuhnya.

Pada tahun yang sama, Malala mendirikan lembaga amal Malala Fund dengan dibantu ayahnya.

Sekarang lembaga tersebut memberdayakan anak perempuan untuk mengolah potensi diri sehingga mampu menjadi pemimpin kuat bagi negara.

Proyek pendidikan dari Malala Fund tersebar di enam negara dan bekerja sama dengan pemimpin dunia.

Kembali ke Pakistan Pada 29 Maret 2018, Malala kembali ke Pakistan untuk pertama kalinya sejak serangan brutal pada 2012.

Dia bertemu dengan Perdana Menteri Shahid Khawan Abbasi dan menyampaikan pidato yang emosional. Selama kunjungan empat hari itu, dia mengungkapkan kerinduan terhadap tanah airnya.

"Dalam lima tahun terakhir, saya selalu bermimpi kembali ke negara saya. Saya tidak ingin pergi," ucapnya.

Agen perubahan Malala selalu mendorong perempuan untuk menjadi agen perubahan untuk komunitas mereka.

Kini, dia sedang menempuh pendidikan di Universitas Oxford di Inggris.

Dia mengaku ingin menetap di Pakistan usai merampungkan kuliahnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved