Berita Penajam Terkini

Antisipasi Kekurangan Pupuk Bersubsidi, Dinas Pertanian PPU Siapkan Pupuk Hayati

Kementerian Pertanian RI mengurangi kuota pupuk subsidi bagi petani Indonesia. Hal itu tentu berpengaruh bagi sektor pertanian di Kabupaten Penajam

TRIBUNKALTIM.CO/DIAN MULIA SARI
Kepala Dinas Pertanian (Distan) PPU Mulyono. Ia mengatakan dalam upaya menanggulangi kekurangan dan keterbatasan pupuk pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian PPU akan menyediakan pupuk hayati dan zat anti asam. TRIBUNKALTIM.CO/DIAN MULIA SARI 

TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Kementerian Pertanian RI mengurangi kuota pupuk subsidi bagi petani Indonesia.

Hal itu tentu berpengaruh bagi sektor pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Dalam upaya menanggulangi kekurangan dan keterbatasan pupuk tersebut pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian PPU akan menyediakan pupuk hayati dan zat anti asam.

"Untuk menanggulangi kekurangan pupuk mau nggak mau kita akan adakan pupuk hayati termasuk zat anti asam. Karena itu sangat bagus untuk hasil pertanian di daerah Kecamatan Babulu," ujar Kepala Dinas Pertanian PPU Mulyono, Senin (12/7/2021).

Penggunaan pupuk hayati diyakini menjadi salah satu cara untuk menghasilkan tanaman yang subur dan berkualitas yang nantinya akan menghasilkan padi yang berkualitas dan meningkatkan produksi hasil tani.

Baca juga: Distan Klaim Sektor Pertanian di Kutai Barat Akan Berkembang Pesat, Siap Jadi Penyangga IKN

Dia menjelaskan, pupuk hayati adalah pupuk berbasis mikroba non-patogenik yang dapat menghasilkan fitohormon (zat pemacu tumbuh tanaman), penambat nitrogen dan pelarut fosfat yang berfungsi meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah.

"Kelebihan utamanya adalah bisa memperbaiki unsur hara. Karena pupuk ini bukan dari bahan kimia. Itu hasil dari fermentasi. Jadi dapat memperbaiki kadar tanah," jelasnya.

Mulyono mengatakan, selama ini petani di Kabupaten PPU banyak yang menggunakan pola tanam yang nyaris terus menerus tanpa melakukan jeda.

Hal itu tentu berdampak buruk bagi kesuburan tanah.

"Selama ini kan petani nggak ada putusnya (menanam padi) itu. Habis panen tanam lagi, panen kemudian tanam lagi. Jadi unsur tanah akan jenuh, perlu juga pupuk hayati untuk memperbaik unsur tanah itu," kata Mulyono. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved