Berita Kaltara Terkini
BPS Beber Komoditi yang Bisa jadi Pembentuk Kemiskinan di Desa dan Kota Wilayah Kalimantan Utara
Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara atau Kaltara per Mei 2021 mencapai 52.860 Jiwa.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara atau Kaltara per Mei 2021 mencapai 52.860 Jiwa.
Atau naik 160 Jiwa dari 52.700 Jiwa pada September 2020 lalu.
Demikian dijabarkan oleh Kepala BPS Kaltara Tina Wahyufitri berdasarkan rilis BPS Kaltara pada Kamis (15/7/2021).
Dia menyatakan, jumlah penduduk miskin di Kaltara sebanyak 7,36 persen dari jumlah penduduk.
Baca juga: Jumlah Penduduknya Banyak, Negara Indonesia Harusnya jadi Sentra Penyaluran Vaksin Covid-19
Dengan indeks keparahan kemisikinan di angka 0,177 dan tingkat ketimpangan yang diukur dengan rasio gini sebesar 0,292.
Kata dia, untuk penduduk miskin di pedesaan lebih mendominasi dibandingkan penduduk miskin di perkotaan.
Dengan jumlah penduduk miskin kota sebanyak 25.960 Jiwa dan penduduk miskin desa sebanyak 26.910 Jiwa.
"Penduduk miskin perkotaan sebenarnya mengalami kenaikan dibandingkan September lalu, itu ada kenaikan 0,11 persen menjadi 25.960 jiwa," ujar Kepala BPS Tina Wahyufitri kepada TribunKaltim.co.
Baca juga: Jumlah Penduduk Miskin Kaltara Turun jadi 48,78 Ribu
Tina ungkapkan, untuk penduduk miskin desa di Kalimantan Utara itu mengalami penurunan 0,25 Persen menjadi 26.910 Jiwa.
Lebih lanjut, beberapa komoditi makanan memiliki andil dalan membentuk garis kemiskinan makanan baik di desa dan di kota.
"Di mana rokok filter atau kretek bercokol di posisi kedua dalam komoditas yang menymbang garis kemiskinan makanan," ujarnya.
Ambil Langkah Strategis
Menurut Koordinator Fungsi Statistik Sosial, Basran, masuknya rokok dalam pembentuk garis kemiskinan makanan, tidak lepas dari konsumsi masyarakat yang tinggi terhadap rokok.
Kendati dalam situasi pandemi Covid-19, tren konsumi rokok tidak mengalami penuruan dan kondisi ini juga terjadi di lingkup nasional.
"Karena sebagian besar masyarakat kita masih banyak yang mengonsumsi rokok," ujar Basran.