Berita Kaltara Terkini
Komoditas Beras jadi Penyumbang Terbesar dalam Membentuk Garis Kemiskinan di Kalimantan Utara
Berdasarkan data BPS Kalimantan Utara, jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Utara atau Kaltara, pada Maret 2021.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Berdasarkan data BPS Kalimantan Utara, jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Utara atau Kaltara, pada Maret 2021 sebesar 52,860 ribu jiwa.
Atau menyumbang 7,36 Persen dari jumlah penduduk Kaltara.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala BPS Kaltara Tina Wahyufitri dalam rilis resmi BPS Kaltara yang diterima oleh TribunKaltim.co pada Jumat (16/7/2021).
Menurut Kepala BPS Kaltara, Tina Wahyufitri, komoditas beras menjadi penyumbang terbesar dalam pembentuk garis kemiskinan makanan.
Baca juga: Ini Komentar Kepala BPS Kaltara Soal Kenaikan UMP 2020, Ada Hubungan Kausalitas Seperti Ayam & Telur
Secara persentase, komoditas beras di perkotaan menyumbang garis kemiskinan makanan sebesar 23,02 persen.
Adapun di pedesaan menyumbang 25,44 Persen.
"Yang dipotret dari kemisikinan ini adalah sumbangan dari beras terhadap garis kemiskinan makanan," kata Tina Wahyufitri.
"Di kota itu sumbangannya 23,02 persen dan di desa sumbangannya 25,44 persen, karena sumbangannya besar, komoditas beras ini harus dipantau," tambahnya.
Baca juga: Antisipasi Defisit Beras, Metode Hazton Bisa Jadi Solusi Atasi Kebutuhan Beras di Kaltara
Menurut Tina, besarnya sumbangan beras terhadap garis kemiskinan baik di perkotaan maupun di pedesaan, harus diantisipasi oleh pemerintah.
Pihaknya pun memberikan saran agar pemerintah dapat menyelenggarakan operasi pasar untuk menjaga pergerakan harga komoditas beras.
"Jadi yang harus dijaga itu pergerakan harga beras, tentu pemerintah bisa melakukan operasi pasar," katanya.
Sebelumnya diberitakan TribunKaltim.co, selain komoditas beras, konsumsi rokok juga menjadi penyumbang terbesar dalam pembentuk garis kemiskinan.
Baca juga: BPS Beber Komoditi yang Bisa jadi Pembentuk Kemiskinan di Desa dan Kota Wilayah Kalimantan Utara
Berdasarkan tren yang ada, konsumsi rokok tidak mengalami penurunan kendati kondisi pandemi Covid-19.
Pihak BPS pun memberi saran kepada pemerintah agar dapat menurunkan jumlah konsumsi rokok.
Dia mengimbau, solusinya dialihkan saja ke konsumsi komoditas lain yang jauh lebih bermanfaat. (*)