Berita Nasional Terkini
Pengusaha Asal Samarinda Lawan Kartel Kremasi di Jakarta, Jusuf Hamka: Kami Layani 24 Jam
Pengusaha asal Samarinda itu memastikan Krematorium Cilincing, Jakarta Utara siap melayani permintaan warga 24 jam dengan harga terjangkau
"Kalau nasi kuning itu 6 Februari 2018, saya niatnya hanya untuk bersyukur, karena tuhan berikan saya kenikmatan, dan karena tanah tercinta ini beri saya kesempatan, makanya NKRI buat kita harus harga mati," tegasnya.
Sejak 1981 menjadi mualaf, dirinya pun tidak pernah lupa dengan pesan dari almarhum Buya Hamka, untuk terus menyiarkan ajaran Islam ke semua kalangan, termasuk Tionghoa untuk dapat kembali ke agama leluhurnya, yakni Islam.
Tidak lupa dirinya mengingatkan kepada seluruh hadirin yang ada untuk selalu berbagi. Karena menurutnya, setelah berbagi akan dicarikan rezeki oleh Allah SWT.
"Kalau berbagi jangan takut miskin, pasti dicariin rezeki lain oleh Allah, bahkan bisa surplus. Nasi kuning itu jadi sedekah pribadi saya, karena setiap hari saya diberikan rezeki, bukan hanya materi, tapi oksigen dan kesehatan ini. Allah yang ngatur, saya juga tidak paham. Caranya dengan berbuat baik, berbagi ke sesama, jangan suka sirik," ucap Jusuf.
"Konsep saya dagang nasi kuning memang tidak gratis, jadi saya jual Rp 3.000 tapi itu juga dari membeli nasi kuning di pedagang lain, tapi dijual lagi dengan harga segitu, jadi bisa saling bersedekah," sambungnya.
"Kalau mau buat konsep nasi kuning seperti saya, silahkan. Saya akan bantu subsidi, yang penting nasi kuningnya beli di tempat lain, dan halal."
Dirinya juga memiliki cita-cita untuk dapat membangun 1.000 masjid, salah satu masjid yang berhasil dibangunnya, yakni masjid yang berada di kolong tol.
"Artinya bukan bangun masjid baru, tapi renovasi masjid yang ada, terutama yang terkena bencana alam, karena kalau bangun masjid baru, bisa banyak yang kosong masjid-masjid," jelasnya.
Terkait Samarinda, menurutnya sudah banyak yang berubah dari Kota Tepian -julukan Samarinda-.
"Samarinda banyak berubah, sekarang sudah banyak gedung. Tapi. bikin mall dan hotel, banyak yang kosong. Tapi saya yakin dengan adanya bandara, pelan-pelan juga akan termanfaatkan, sabar saja," tuturnya.
"Kalau menetap kembali di Samarinda belum kepikiran," sambungnya.
"Jangan hanya mimpi jadi pekerja saja, tapi juga harus jadi pebisnis, membuat lapangan pekerjaan. Kalau ada teman-teman yang mau ke Jakarta, saya prioritaskan Unmul," tuturnya saat menjadi pembicara di Wisuda Universitas Mulawarman, 26 Juni 2019. (*)