Berita Samarinda Terkini
Kronologi Ambulans Pembawa Pasien yang Ditolak Rumah Sakit Masuk Kantor Gubernur Kaltim
Berikut kronologis ambulans pembawa pasien yang mengaku ditolak oleh beberapa rumah sakit kemudian masuk ke kantor Gubernur Kalimantan Timur
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Berikut kronologis ambulans pembawa pasien yang mengaku ditolak oleh beberapa rumah sakit kemudian masuk ke kantor Gubernur Kalimantan Timur pada Kamis 22 Juli 2021.
Kejadian sekitar pukul 15.45 Wita, seorang petugas dari Satpol PP Kaltim, Kadir, bersama dua rekannya sedang bertugas menjaga pintu masuk Kantor Gubernur Kaltim di bilangan, Jalan Gajah Mada, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda.
Dia mengaku mendengar deru ambulans yang datang dari arah Jalan RE. Martadinata mendekat ke arah mereka.
Tetapi tidak disangka, ambulans tersebut belok ke pintu masuk persis dekat pos penjagaan.
Baca juga: 2 Kasus Covid-19 Varian Delta Teridentifikasi di Samarinda, Kadinkes Tekankan Penanganan Cepat
Kronologi itu ambulans datang. "Kami dengar dari arah muara (Jalan RE. Martadinata). Cuman tidak tahu pasti mau kemana," kata Kadir menuturkan ke TribunKaltim.co.
Saat itu, kata dia, tiba-tiba ambulansnya masuk ke Kantor Gubernur Kaltim dengan suara sirine yang terdengar nyaring.
"Sehingga kami kaget karena masuk kesini," ungkap Kadir.
Sang Ibu Keluar
Belum reda perasaan kaget petugas jaga, seorang ibu-ibu keluar dari ambulans dan berteriak mengeluhkan kondisi keluarganya yang sedang sakit.
Bahkan mau menurunkan keluarganya yang sedang sakit di ambulans ke pelataran kantor Gubernur Kaltim.
Hal ini dilakukan karena kekecewaan terhadap rumah sakit yang menolak memberi pelayanan kepada keluarganya.
"Jadi teriak-teriak lah itu keluarga. Dia mengeluhkan bahwa keluarganya sakit, dan meminta agar bisa dilayani dan diperiksa. Kalau memang Covid-19 oke kami akui. Tapi jangan ditolak begini ucap pihak keluarga ke kami," kata Kadir.
Baca juga: Samarinda Bukan Masuk PPKM Level 4, Polisi Tegaskan Pola Penyekatan Tetap Berlangsung
"Tadi katanya mereka sudah ditolak 5-6 rumah sakit tadi. Salah satunya yang terakhir itu RS Dirgahayu. Tadi disebutkannya 6 rumah sakit," imbuh Kadir.
Kadir pun mengambil inisiatif bersama teman-temannya yang sedang berjaga membantu sang ibu mencari rumah sakit.
"Karena saya juga pernah ikut pengantaran, maka kami bantu antarkan tetapi tidak bisa dibantu sepenuhnya," katanya.
Ke Rumah Sakit Atma Husada tanpa APD yang layak.
Baca juga: Terima Instruksi Mendagri Terbaru, Walikota Andi Harun Sebut Samarinda tak Jalankan PPKM Level 4
"Setelah sampai Alhamdulillah direspon baik oleh pihak keamanan dan medis disana," kata Kadir.
Dan sempat bercerita, akhirnya pihak keluarga merasa berterima kasih karena sudah dibantu.
Dari cerita sang ibu keluarga pasien, Kadir mengetahui bahwa hasil tes usap (swab) belumlah diketahui.
Namun pihak keluarga menyayangkan, mengapa anggota keluarganya ditolak dan tidak diperiksa terlebih dulu.
Baca juga: Pria Asal Gresik Ditemukan Meninggal di Hotel Samarinda, Polisi Beber Sedang Isolasi Mandiri
"Kalau tadi cerita (ibu itu) hasil swabnya belum keluar. Cuma jangan dikatakan langsung bahwa ini Covid-19. Karena kalau saya lihat kondisi beliau itu memang nafasnya sudah sesak. Cuma kami tidak tahu, kalau pihak keluarga maunya diperiksa dulu, jangan ditolak atau apapun," beber Kadir.
Tanggapan Pihak Keluarga
Siti Sumirah, warga Argamulya, Kota Samarinda ini, ialah pihak keluarga pasien yang geram karena ditolak rumah sakit saat membawa anggota keluarganya, dan video dia meluapkan kekesalansempat viral dibeberapa media sosial.
Saat ditemui TribunKaltim.co, dia mengungkapkan alasan mengapa membelokkan ambulans ke kantor Gubernur Kaltim.
"Itu rasa sakit hati saya karena lihat kakak saya ditelantarkan begitu saja. Tidak dilayani seperti layaknya pasien lainnya. Pasien lain dilayani kenapa kakak saya tidak," ucapnya saat ditemui TribunKaltim.co, Kamis (22/7/2021) petang.
Dia membeberkan saat ke RS Dirgahayu, RSUD IA Moeis, RS SMC, RS Bhakti Nugraha, RS Hermina kakaknya ditolak.
Baca juga: Skema Penyekatan PPKM Level IV di Samarinda Belum Ditentukan
Hanya RSUD AW Sjahranie yang belum sempat dia datangi.
"Alasan penolakan karena habis tidak ada tempat, serta oksigen tidak ada. Terus saya bilang saya bawa oksigen, mau berapa akan saya kasih. Tetapi mereka menolak bahkan tidak mau melihat pasiennya. Jadi mereka hanya bilang tidak ada," tegas Siti Sumirah.
Mengenai alasan mengapa ke kantor Gubernur Kaltim, Siti Sumirah mengaku hendak menemui Israan Noor agar melihat kondisi anggota keluarganya.
"Maksud saya kesana tadi untuk ditemukan kepada pak Gubernur biar lihat pasien ini seperti apa. Bisa-bisanya ditelantarkan begini dan jika tidak ditangani bisa mati di dalam perjalanan nanti, Itu saja," ucapnya.
"Untung ada RS Atma Husada Mahakam yang menolong sama petugas satpol PP tadi," imbuhnya
Siti Sumirah pun berucap terima kasih banyak sama kepada anggota Satpol PP karena sudah mengarahkannya.
Perihal ambulans jenazah yang dipakai membawa kakaknya, Siti Sumirah menjelaskan bahwa dalam kondisi darurat dia bingung mencari bantuan.
Hanya ambulans jenazah tetangganya yang dia lihat, dan akhirnya bersedia membawa kakaknya mencari fasilitas kesehatan terdekat guna mendapat perawatan intensif.
"Alhamdulillah kakak saya disini diterima dengan baik dan dilayani dengan baik. Pakai mobil jenazah karena kakak saya tidak bisa diangkat. Saya pinjam sama tetangga mobilnya. Itu kan dari RT," ungkapnya.
"Sejak jam 10 pagi sudah keliling ke berbagai rumah sakit, cuma tidak diterima semua. Taunya saya disini diterima dengan baik, saya sangat berterima kasih," pungkas Siti Sumirah. (*)