Virus Corona

2 Gejala Bahaya Pasien Covid-19 yang Isoman Harus Segera Dibawa ke Rumah Sakit

Keluarga pasien harus tahu kapan waktunya penderita Covid-19 harus dibawa ke rumah sakit sebelum berujung kematian.  

Riski Cahyadi/Tribun Medan
Petugas medis membawa Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 ke dalam ruang infeksius RSUP Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, Rabu (18/3/2020). Simak 2 gejala berbahaya pasien isoman yang harus segera dibawa ke rumah sakit 

TRIBUNKALTIM.CO - Kasus Covid-19 terus meroket dalam beberapa minggu terakhir.

Kenaikan angka pasien yang terkonfirmasi positif virus Corona itu membuat sejumlah rumah sakit hampir kolaps.

Kondisi ini menyebabkan pasien tanpa gejala atau gejala ringan dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah

Meski demikian ada hal-hal yang perlu diperhatikan ketika pasien menjalani isoman di rumah.

Keluarga pasien harus tahu kapan waktunya penderita Covid-19 harus dibawa ke rumah sakit sebelum berujung kematian.  

Persoalan baru muncul dari pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri.

Baca juga: Panduan Merawat Pasien Covid-19 saat Isoman di Rumah, Penting Sediakan 2 Alat Kesehatan

Bukannya sembuh dari Covid-19, pasien yang melakukan isolasi mandiri justru banyak dikabarkan meninggal karena terlambat dibawa ke rumah sakit.

Seperti yang diketahui, isolasi mandiri memang diperuntukkan bagi seseorang yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan ataupun tanpa gejala.

Meski bergejala ringan ataupun tanpa gejala, kondisi kesehatan tetap harus diperhatikan, jangan sampai malah memburuk.

Istirahat cukup, asupan makanan bergizi dan multivitamin diaggap cukup untuk membangun imunitas tubuh melawan infeksi tersebut.

Meski demikian, pasien isoman bisa mengalami gejala pemburukan yang meningkatkan gradasi keparahannya.

Status pasien berubah menjadi gejala sedang, berat atau kritis sehingga harus segera dibawa ke layanan kesehatan.

Melansir Kompas.com Dr. Daeng M Faqih, Ketua Umum Pengurus Besar IDI, mengatakan pasien isoman yang meninggal biasanya mengalami pemburukan sehingga seharusnya sudah ditangani dokter di rumah sakit.

"Banyak keluarga tidak mengerti bahwa kondisi pasien memburuk, misalnya saja saturasi rendah," jelasnya dalam diskusi virtual bertajuk Dukungan Good Doctor untuk Program Vaksinasi Nasional dan Penanganan COVID-19 di Indonesia pada Kamis (22/07/2021).

Untuk mencegah kondisi tersebut, ia menjabarkan dua tanda bahaya yang harus disadari pendamping pasien isoman.

Gejala bertambah berat

Pasien isoman hendaknya menyadari jika terjadi peningkatan gejala yang dirasakan.

Jika berbagai keluhannya bertambah berat, ini bisa menjadi tanda pemburukan.

Beberapa hal yang mungkin dialami seperti gangguan pernapasan, pnemonia, radang tenggorokan, napas cepat, bernapas pendek-pendek dan frekuensi napas tidak normal.

Frekuensi pernapasan normal manusia seharusnya 24 kali per menit, selain dari itu menandakan adanya gangguan.

Daeng mengatakan gangguan napas artinya level pasien sudah naik menjadi bergejala sedang dan tidak lagi layak menjalani isoman.

Baca juga: Ini Persiapan Sebelum Isolasi Mandiri di Rumah, Ruangan Terpisah dari Anggota Keluarga yang Lain

Kulit membiru pertanda sianosis

Tanda bahaya lainnya adalah kondisi sianosis alias kulit yang membiru pada pasien isoman.

Bibir dan ujung tangan yang membiru menjadi salah satu indikasinya.

Hal ini juga dibarengi dengan sesak, dada tertekan dan rasa sakit yang bertambah.

Jika mengalami keduanya, segera bawa pasien isoman ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan tepat pada waktunya

Cara Isolasi Mandiri di Rumah

Berikut ini sejumlah panduan isolasi mandiri yang dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes):

1. Selalu memakai masker dan membuang masker bekas di tempat yang ditentukan.

2. Jika sakit (ada gejala demam, flu, dan batuk), maka tetap di rumah.

Jangan pergi bekerja, sekolah, ke pasar atau ke ruang publik untuk mencegah penularan masyarakat.

3. Manfaatkan fasilitas telemidicine atau sosial media kesehatan dan hindari transportasi publik.

Beritahu dokter dan perawat tentang keluhan dan gejala, serta riwayat bekerja ke daerah terjangkit atau kontak dengan pasien Covid-19.

4. Selama di rumah, bisa bekerja di rumah.

Gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lainnya dan jaga jarak 1 meter dari anggota keluarga.

Baca juga: KISAH PILU Vino, Bocah yang Jalani Isolasi Mandiri Sendirian Karena Ayah & Ibunya Wafat Akibat Covid

5. Tentukan pengecekan suhu harian, amati batuk, dan sesak napas. Hindari pemakaian bersama peralatan makan, peralatan mandi, dan tempat tidur.

6. Terapkan perilaku hidup sehat dan bersih, serta konsumsi makanan bergizi, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, dan lakukan etika batuk dan bersin.

7. Jaga kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan disinfektan.

Selalu berada di ruangan terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi (antara 15-30 menit).

8. Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit berlanjut seperti sesak napas dan demam tinggi, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved