Berita Samarinda Terkini
Diskusi Dengan Pihak Rumah Sakit, Anggota DPRD Samarinda Tekankan RS Tidak Boleh Menolak Pasien
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Deni Hakim Anuar, mengatakan sudah berkomunikasi dengan pihak RSAW Syahranie terkait penolakan pasien beberapa waktu
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Deni Hakim Anuar, mengatakan sudah berkomunikasi dengan pihak RSAW Syahranie terkait penolakan pasien beberapa waktu lalu.
Deni menegaskan bagaimanapun kondisinya rumah sakit tidak seharusnya menolak, karena wajib memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Dari hasil diskusi, Deni menerangkan alasan rumah sakit karena memang occupancy cukup tinggi, bahkan bukan update per day lagi melainkan per jam sudah berubah lantaran ada yang sehat dan ada yang meninggal.
"Jadi mereka (rumah sakit) mengatakan memang full sekali. Kalau hanya sekedar menerima bisa, tapi tenaga kesehatan kurang, sama saja karena tidak ada pelayanan," jelas Deni kepada media, Senin (2/8/2021).
Baca juga: Beredar Foto RSUD AW Sjahranie Samarinda Tolak Pemulasaran Pasien Covid-19 dari Luar
Deni menuturkan pihaknya sangat mendukung rencana Walikota Samarinda untuk menambah 30 persen fasilitas ruang rawat inap dan lain sebagainya.
Namun lanjutnya, seharusnya tenaga medis pun harus ditambahkan.
Sedangkan dari hasil diskusi dengan pihak rumah sakit ketika membuka lowongan untuk tenaga medis, respon masyarakat masih kurang.
"Karena banyak yang takut dan kedua kita bicara take pay homenya berapa?" ucapnya.
Sedangkan lanjutnya, dari informasi insentif nakes saat ini masih menunggak.
"Nah inilah yang harus dicarikan solusi. Kita mesti apa? Selesaikan dulu," kritiknya.
Baca juga: Dirut RSUD AW Sjahranie Samarinda Beber Kamar Sudah Penuh, tak Benar Tolak Pasien
Meski begitu Deni mengatakan Komisi IV mengapresiasi upaya Walikota yang berusaha mencari jalan keluar berkomunikasi dengan pihak perbankan, Selasa (27/7/2021) lalu.
Artinya ucapnya, ada upaya Pemerintah Kota dalam mencari solusi sehingga permasalahan tersebut bisa terselesaikan.
"Karena kasihan juga nakes kita. Upah tidak seberapa tetapi menunggak sekian bulan," bebernya.
"Juga untuk keluar dari permasalahan ini bukan tanggungjawab pemerintah saja. Ayo bergandengan tangan menghadapi. Para pengusaha CSR dibangkitkan lagi, jadi kita semua maju dan hadapi bersama," pungkasnya. (*)