Virus Corona

Target 70 Persen Warga Kaltim Divaksin, Gubernur Isran Noor Sebut Masih Butuh 2,5 Juta Dosis

Orang nomor satu di Kalimantan Timur itu menyebutkan jika capaian vaksinasi masih jauh dari target pemerintah pusat.

Editor: Ikbal Nurkarim
HO/Humasprov Kaltim
Gubernur Kaltim H Isran Noor saat mengikuti vaksinasi. Target 70 persen warga Kaltim divaksin, Gubernur Isran Noor sebut masih butuh 2,5 juta dosis. 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu mengeluarkan daftar daerah dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di luar Jawa dan Bali.

Dari data tersebut Kalimantan Timur masuk ke dalam lima besar provinsi dengan kasus tertinggi.

Bahkan Kaltim pun berada di urutan pertama jumlah kasus tertinggi di luar Jawa dan Bali.

Merespon hal tersebut Gubernur Kaltim Isran Noor angkat bicara.

Menurutnya tren positif Covid-19 di Kaltim cenderung tinggi dikarenakan faktor tracing yang terus-menerus.

Baca juga: Masuk PPKM Level 4, Bupati Paser Fahmi Fadli Masih Menunggu Instruksi Gubernur Kaltim Isran Noor

Para tenaga medis dan relawan terus menerus melakukan pencegahan dengan upaya tracing.

Maka tak heran masyarakat yang melaksanakan tes pun dapat terlihat jumlahnya yang positif Covid-19.

Untuk itu ia meminta pemerintah pusat untuk segera mengirimkan vaksin ke Kaltim.

Mengingat kasus di Kaltim lebih tinggi di luar Pulau Jawa dan Bali.

"Karena itu, kami meminta agar vaksin segera didistribusikan. Kalau bisa, sama dengan DKI Jakarta," ucapnya.

Orang nomor satu di Kalimantan Timur itu menyebutkan jika capaian vaksinasi masih jauh dari target pemerintah pusat.

Ia menyebut membutuhkan sekitar 2,5 juta dosis vaksin untuk bisa memenuhi target 70 persen yang ditetapkan pusat.

"Kaltim vaksin pertama 18,9 persen. kedua baru mencapai 12 persen kami memerlukan sekitar 2,5 juta untuk bisa mencapai 70 persen dari jumlah penduduk," ucapnya, Minggu (8/8/2021).

Baca juga: Update Covid-19 di Kaltim, Kasus Harian Masih di Atas 1000, Isran Noor Minta Guru Sosialisasi Prokes

Saat ini proses pelaksanaan vaksinasi terus berjalan. Bahkan pemerintah pusat terus distribusi ke Kaltim agar capaian vaksinasi tercapai.

Meskipun begitu ia berharap agar pemerintah pusat lebih melihat Kaltim dalam cakupan vaksin. Sebab dari segi pervilensi, Kaltim merupakan nomor dua setelah DKI Jakarta.

"Kita menunggu dari Jakarta Kaltim itu dari segi pervilensi nomor dua setelah DKI faskes jangan jauh dari DKI kalau bisa seperti itu karena ketergantungan Jakarta hanya memohon ke pusat Terutama Menkes sesuai dan proporsional," ujar Isran Noor.

Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, memberikan tanggapan soal Kalimantan Timur, masuk ke dalam lima besar provinsi dengan kasus Covid-19 tertinggi, Senin (9/8/2021).
Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, memberikan tanggapan soal Kalimantan Timur, masuk ke dalam lima besar provinsi dengan kasus Covid-19 tertinggi, Senin (9/8/2021). (TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI)

Baca juga: Gubernur Isran Noor Keluarkan Ingub Terbaru, Perbolehkan Pernikahan di PPKM Level Tiga di Kaltim

Diberitakan sebelumnya Kalimantan Timur (Kaltim) kembali mendapatkan jatah vaksin. Kepala Dinas Kesehatan Kaltim dr. Padilah Mante Runa, Rabu (4/8/2021) mengatakan Kaltim mendapatkan sekitar 5000 vial vaksin.

Dari total vaksin tersebut bisa digunakan sebanyak 50 ribu dosis vaksin. Namun itu merupakan data yang ia ambil beberapa waktu lalu. Ada kemungkinan jumlah vaksin hingga hari ini bertambah.

"Alhamdulillah vaksin diterima dari beberapa hari yang lalu. Kemungkinan kita menerima kembali beberapa hari kedepan. Kalau jumlah total kemarin 5000 vial. Tapi saat ini bertambah. Untuk jumlah masih saya cek lagi soalnya kemarin cuti," ucapnya.

Ia akui stok vaksin yang dikirimkan pusat sudah didistribusikan ke 10 Kabupaten Kota. Padilah menegaskan Dinkes Kabupaten Kota sebaiknya langsung menghabiskan stok vaksin yang diterima. Sehingga imunitas lingkungan (Herd immunity) bertambah.

"Arahannya secepatnya diberikan vaksinasi karena yang terlambat itu kan minta segera habiskan," tegas Padilah Mante Runa melalui sambungan telepon Rabu siang. 

Diketahui, Presiden Joko Widodo dikutip dari Kompas.com mengatakan, lonjakan Covid-19 belakangan terjadi di luar Jawa dan Bali.

Baca juga: Kasus Meninggal Covid-19 Kaltim di Atas 50 Perhari, Gubernur Isran Noor Sebut RS Rujukan Penuh

Ia pun meminta jajarannya untuk secara cepat merespons peningkatan tersebut.

"Hati-hati kenaikan dalam dua minggu ini," kata Jokowi dalam rapat terbatas evaluasi perkembangan dan tindak lanjut PPKM Level 4, Sabtu (7/8/2021) malam.

Jokowi mengungkap, per 25 Juli 2021 daerah luar Jawa-Bali menyumbangkan 13.200 kasus Covid-19 atau 34 persen terhadap kasus nasional.

Kemudian, per 1 Agustus angkanya naik menjadi 13.589 atau 44 persen terhadap total kasus nasional, dan per 6 Agustus naik lagi ke angka 21.374 kasus atau 54 persen.

Per 5 Agustus 2021 setidaknya ada 5 provinsi di luar Jawa-Bali yang mencatatkan kasus aktif Covid-19 tinggi.

Dari kelima provinsi, Kalimantan Timur menduduki peringkat pertama dengan 22.529 kasus aktif.

Disusul Sumatera Utara dengan 21.876 kasus aktif, Papua 14.989 kasus aktif, Sumatera Barat 14.496 kasus aktif, dan Riau 13.958 kasus aktif.

Baca juga: Hadiri Pelepasan Jenazah Ketua MUI Kukar, Gubernur Isran Noor Sebut Almarhum Adalah Sosok Guru

Kemudian, pada 6 Agustus 2021 kasus aktif Covid-19 di Sumatera Utara naik jadi 22.892 kasus, Riau 14.993 kasus, Sumatera Barat 14.712 kasus.

Secara khusus, Jokowi menggarisbawahi kenaikan kasus Covid-19 di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada 3 Agustus ada 608 kasus baru Covid-19, kemudian 530 kasus pada 4 Agustus, dan pada 6 Agustus melonjak drastis dengan 3.598 kasus baru.

"Yang turun dua hari kemarin Kaltim dan Papua. Tapi hati-hati, ini selalu naik dan turun," ujar Jokowi. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved