Berita Kubar Terkini
Populasi Hewan Pembawa Rabies di Kubar Tertinggi di Kalimantan Timur
Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Barat melalui seksi Kesehatan Hewan Bidang Peternakan dan Keswan kembali melaksanakan kegiatan vaksinasi rabies.
Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR– Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Barat melalui seksi Kesehatan Hewan Bidang Peternakan dan Keswan kembali melaksanakan kegiatan vaksinasi rabies.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit hewan pembawa rabies (HPS)," ujar dr. Ni Luh Sumaniartini, Kamis (12/8/2021).
Kasi Kesehatan Hewan, dr. Ni Luh Sumaniartini menuturkan meski tahun 2021 terkendala anggaran, namun kegiatan vaksinasi Rabies tetap dilaksanakan guna pencegahan dan pengendalian kasus Rabies.
Prioritas kegiatan vaksinasi dilaksanakan di wilayah-wilayah yang populasi Hewan Pembawa Rabies (HPR) cukup tinggi.
Baca juga: DPRD Kubar dan Pemkab Kutai Barat Sepakati Hasil Pembahasan KUA PPAS RAPBD 2021
Dia membeberkan capaian vaksinasi Rabies sampai dengan Juli sudah mencapai 4.700 dosis yang pelaksanaannya tersebar di Kelurahan Barong Tongkok, Kelurahan Simpang Raya, Kampung Balok Asa, Kampung Sekolaq Darat, Muara Lawa, Kecamatan Nyuatan, Kampung Blusuh, Kampung Juhan Asa, Kampung Ngenyan Asa dan pelayanan yang dilakukan di Puskeswan.
Populasi Hewan Pembawa Rabies untuk tahun 2020 masih cukup tinggi yaitu Anjing 9617 ekor, Kucing 12784 ekor dan Kera 234 ekor atau jumlah keseluruhan mencapai 22635 ekor, dimana masih menjadi populasi HPR tertinggi di Provinsi Kaltim.
"Diharapkan untuk kedepannya kegiatan vaksinasi Rabies tetap bisa dilaksanakan dengan dukungan Anggaran yang mencukupi dengan jumlah populasi HPR yang ada," lanjutnya
Ia menambahkan, rabies merupakan penyakit serius yang menyerang otak dan sistem saraf baik kepada hewan maupun manusia. Penyakit ini digolongkan sebagai penyakit mematikan yang harus ditangani dengan cepat, oleh sebab itu harus diwaspadai.
Cara penularan virus rabies selain terdapat di susunan saraf pusat, juga terdapat di air liur hewan penderita rabies.
Oleh sebab itu, penularan penyakit rabies pada manusia atau hewan lain melalui gigitan.
Gejala-gejala rabies pada hewan timbul kurang lebih 2 minggu (10 hari-8 minggu). Sedangkan pada manusia 2-3 minggu sampai 1 tahun.
Gejala dan tanda-tanda penyakit rabies pada hewan dikenal dalam 3 bentuk, pertama bentuk ganas Furious rabies masa eksitasi panjang, kebanyakan akan mati dalam 2-5 hari setelah tanda-tanda terlihat.
Selain itu hewan menjadi penakut atau menjadi galak. Senang bersembunyi di tempat-tempat yang dingin, gelap dan menyendiri tetapi dapat menjadi agresif. Tidak menurut perintah majikannya. Nafsu makan hilang. Air liur meleleh tak terkendali.
Lebih rinci dia menjelaskan hewan akan menyerang benda yang ada disekitarnya dan memakan barang/benda-benda asing seperti batu, kayu.
Baca juga: TP PKK Kubar Beri Ponsel ke Remaja yang Merawat Ibunya di Kutai Barat Buat Belajar Online
Menyerang dan menggigit barang bergerak apa saja yang dijumpai, selanjutnya kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan, dan ekor berada diantara dua paha.
Kedua bentuk diam Dumb Rabies masa eksitasi pendek, paralisa cepat terjadi. Tanda-tanda yang sering terlihat bersembunyi ditempat yang gelap dan sejuk.
Kejang-kejang berlangsung sangat singkat, bahkan sering tidak terlihat. Lumpuh, tidak dapat menelan, mulut terbuka.
Air liur keluar terus menerus (berlebihan) dan mati secara tiba-tiba. Sedangkan yang ketiga bentuk asystomatis hewan tidak menunjukkan gejala sakit, tetapi hewan tiba-tiba mati. (*)