Mata Najwa
Di Mata Najwa, Faldo Maldini Ingatkan Haris Azhar saat Bandingkan Mural dengan Cat Pesawat Presiden
Haris Azhar dan Faldo Maldini berbeda pendapat saat mengulas seputar mural mirip Jokowi yang kini tengah menjadi sorotan.
TRIBUNKALTIM.CO - Debat antara aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar dan Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara di bidang komunikasi dan media, Faldo Maldini di Mata Najwa sempat memanas.
Haris Azhar dan Faldo Maldini berbeda pendapat saat mengulas seputar mural mirip Jokowi yang kini tengah menjadi sorotan.
Seperti diketahui, sejumlah pihak menilai bahwa penghapusan mural serta ancaman hukum dari aparat dianggap tindakan yang berlebihan.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar.
Baca juga: Di Mata Najwa, Haris Azhar ke Faldo Maldini: Polisi yang Hapus Mural Mirip Jokowi Harusnya Diperiksa

Kendati demikian, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Pratikno di bidang komunikasi dan media, Faldo Maldini, memberikan pandangan berbeda.
Ia menegaskan, pemerintah sama sekali tidak anti kritik atau muatan yang ada di dalam mural-mural tersebut.
Namun, penghapusan tersebut semata-mata terkait aturan lingkungan atau ruang publik yang dianggap telah dilanggar.
"Secara konten tidak ada masalah, ruang dialog terus dibuka. Tidak ada permasalahan tentang konten," kata Faldo Maldini dikutip dari Mata Najwa, Kamis (19/8/2021), seperti dilansir Tribunwow.com di artikel berjudul Haris Azhar Bandingkan Mural dengan Cat Pesawat Kepresidenan, Faldo Maldini: Jangan Dibenarkan Dong.
Kepada Haris Azhar, Faldo Maldini mengingatkan bahwa tiap-tiap daerah telah memiliki aturannya masing-masing.
Baca juga: Bukan Soal Konten, Stafsus Pratikno, Faldo Maldini Bongkar Alasan Mural Jokowi 404 Not Found Dihapus
"Tapi kan di dalam kita bernegara ada KUHP, di Jakarta ada Perda, surat edaran gubernur juga ada, di Tangerang juga ada Perda Nomor 6 Tahun 2011," ujar Faldo.
Akan tetapi, Haris Azhar lantas membantahnya.
Haris Azhar bahkan membandingkan polemik mural dengan pesawat kepresidenan RI yang belakangan ini baru saja bersolek dengan berganti cat.
"Banyak tempat yang dikuasai pemerintah kota atau kabupaten, itu justru dibikinkan mural," ujar Haris.
"Pesawat Presiden saja dicat, masa tembok kayak gitu nggak boleh dicat?" tambahnya.
Faldo kemudian menegaskan bahwa persoalan mural dan cat pesawat adalah dua hal yang berbeda.
Namun, Haris juga menegaskan bahwa itu adalah dua hal yang sama.
"Ya sama lah. Pesawat presiden pakai APBN, ini mural enggak pakai APBN," kata Haris.
"Lah gimana, Bang? Ini ada aturannya, Kota Tangerang juga punya, DKI punya surat edaran gubernur nomor 1 tahun 2019," balas Faldo.
Baca juga: REAKSI Istana Menyoal Mural Viral Mirip Jokowi 404 Not Found Moeldoko Sebut Presiden Orangtua Kita
"Lah maunya gimana? Mau dilanggar?" tegasnya.
Faldo menegaskan, menghiasi ruang publik tanpa izin atau tidak sesuai aturan yang disepakati tidak bisa dibenarkan.
Namun, Haris justru kembali mengungkit bahwa pokok masalah penghapusan mural tersebut bukan pada aturan, melainkan isi kritik di dalamnya.
"Saya khawatir perbedatan bahwa itu ruang publik dan lain-lain ini karena ada sensitivitas. Bahwa yang dikritik ini adalah Mr. Joko Widodo," kata Haris.
"Jangan dibenarkan dong Bang, perusakan ruang publik," ujat Faldo Maldini.
"Enggak, ruang publik boleh diintervensi, dengan karya seni boleh," tegas Haris.
Lihat videonya mulai menit ke 6.50:
Sindiran Mardani Ali Sera
Aparat kepolisian kini tengah memburu pembuat mural Jokowi 404: Not Found yang ada di Batuceper, Tangerang, Banten.
Terkait hal tersebut, tanda pagar #Jokowi404NotFound bahkan menjadi trending topik di media sosial Twitter, Sabtu (14/8/2021).
Diketahui, petugas kini telah menghapus mural yang dianggap melecehkan Presiden tersebut.
Menanggapi kehebohan itu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera itu buka suara.
Ia mendukung kreativitas kaula muda selama masih menjaga adab.
Sehubungan dengan mural, Mardani menilai agar pemerintah tidak perlu gusar.
Terlebih, dalam mural tersebut tidak ada kata tertulis nama Presiden Jokowi.
Gambar kritis tersebut hanya menampilkan sosok mirip Jokowi dengan mata tertutup tulisan 404:Not Found.
"Sebenarnya tulisan Pak Jokowi-nya enggak ada menurur saya, santai saja," kata Mardani Ali Sera dikutip dari TribunWow.com dari KompasTV, Sabtu (14/8/2021).
"Enggak usah terlalu dianggap terlalu serius," sambungnya.
Mardani mengingatkan agar pemerintah fokus menangani pandemi Covid-19 dan penanganan korupsi saja.
Hal itu lebih baik daripada membuang tenaga untuk mengurusi persoalan mural.
"Buktikan dengan kerja keras, buktikan dengan Covid-19 yang turun, buktikan bansos yang tepat sasaran dan tidak ada korupsi," ujar Mardani.
Lebih lanjut, ia berharap pelaku yang kini tengah dicari polisi nantinya tidak dihukum.
Mereka semestinya justru dirangkul untuk bisa berdialog menyampaikan argumentasi atau kritiknya.
"Ayo, anak-anak kreatif jangan dihukum. Tapi, diajak berdialog," ucap Mardani.(*)