Virus Corona di Tarakan

Tak Bisa Keluarkan Hasil Tes Swab PCR 1x24 Jam Sesuai Perintah Jokowi, Dirut RSUKT Beber Alasannya

Dirut Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) dr. Joko Hariyanto membeberkan alasan mengapa sulit mengerjakan hasil tes swab 1x24 jam.

TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Dirut RSUKT, dr Joko Hariyanto. Ia mengatakan pihaknya menyatakan tidak mampu jika harus menerapkan alat tes swab PCR bisa terbaca hasilnya selama 1x24 jam. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN – Dirut Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) dr. Joko Hariyanto membeberkan alasan mengapa sulit mengerjakan hasil tes swab 1x24 jam.

Ini berdasarkan permintaan Presien RI Joko Widodo, menginstruksikan alat tes swab PCR harus bisa terbaca hasilnya selama 1x24 jam.

Merespons hal ini, dr. Joko Hariyanto mengatakan pihaknya menyatakan tidak mampu jika harus menerapkan hal tersebut.

Karena faktanya kondisi di lapangan, biasanya petugas bekerja sejak pagi hingga sore untuk mengerjakan sampel swab PCR.

“Bahkan sampai malam. Dan sehari itu 40 sampel kurang lebih diperiksa,” jelasnya.

Baca juga: Dalam Sehari, Mesin PCR di Rumah Sakit Umum Kota Tarakan Mampu Uji 40 Sampel

Petugas yang disiapkan ada dua shift untuk melakukan pelayanan swab test PCR. Saat ini juga proses entri data harus realtime.

“Karena terkoneksi dengan aplikasi Peduli Lindungi. Kalau kita periksa PCR di RSUKT pagi, sore kelihatan biasanya hasilnya bisa dilihat di aplikasi Peduli Lindungi,” jelasnya.

Adapun satu sampel atau satu reagen sendiri lanjutnya biasanya membutuhkan waktu. Karena ada beberapa tahapan yang harus dilakukan petugas, mulai dari proses ekstraksi, percampuran dan pencocokan DNA.

“Itu yang membuat jadinya lama hasilnya terbaca. Ini agak kompleks. Tidak seperti swab antigen. Kita swab dan langsung keluar hasilnya,” jelasnya.

Ia menambahkan, alatnya juga saat ini berputarnya cukup lama, menggunakan mesin TCM. Berbeda halnya dengan pengujian antigen.

“Antigen tinggal dicampurkan antara reagen dan sampel lalu nanti keluar hasilnya," ungkap dr Joko Hariyanto.

Baca juga: RSUD Tarakan Sanggup Percepat Hasil Swab Test, Syaratnya Harus Tambah Tenaga

Kemudian, tambahnya lagi, estimasinya sendiri jika tidak ada antrean, bisa terbaca sampai enam jam lamanya.

“Namun jika banyak antrean sampel harus menunggu. Itu hanya satu sampel. Dari proses dia swab, sampai keluar hasil. Antrean tambah banyak ya makin lama,” bebernya.

Lebih jauh ia membeberkan, untuk kegiatan tes swab pengambilan pagi sampai siang. Kemudian sampel mulai dilanjut dari siang sampai malam hari.

“Begitu keluar hasil dari mesin langsung dientri petugas di aplikasi. Kalau sore sudah keluar ya bisa dilihat. Kalau hasil print outnya silakan bisa diambil malam atau besok paginya,” ujar dr Joko Hariyanto.

Sebelumnya diberitakan, mulai per Rabu (18/8/2021), tarif tes swab PCR sudah diturunkan tarifnya menjadi Rp 525 ribu sesuai edaran Kemenkes.

Tarif itu turun sekitar Rp 375 ribu dari sebelumnya Rp 900 ribu. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved