Berita Nunukan Terkini

Selama Daring, Pelajar di Nunukan Pilih Kerja untuk Bantu Orangtua Mengikat Rumput Laut

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Nunukan, menanggapi soal siswa memilih bekerja di saat sekolah menerapkan pembelajaran dengan si

TRIBUNKALTARA.COM/FEBRIANUS FELIS
Kabid Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nunukan, Widodo. Dia berharap kepada orangtua siswa, agar menyempatkan diri untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya sebuah pendidikan. TRIBUNKALTARA.COM/FEBRIANUS FELIS 

"Memang ada beberapa kasus, anak menjadi bergairah belajar karena semangatnya sendiri, sementara orang tuanya cuek," tambah Widodo.

Widodo mengaku khawatir bilamana hal itu tidak mendapat atensi yang serius dari orang tua.

Tak menutup kemungkinan anak usia sekolah yang sudah tergiur dengan uang banyak bisa berdampak pada putus sekolah.

Ia menjelaskan, hingga kini pihaknya hanya bisa melakukan sosialisasi baik kepada orang tua maupun kepada anak mengenai pentingnya sebuah pendidikan.

"Mempekerjakan anak di bawah umur itu jelas melanggar Undang-Undang. Tapi alasan yang kami dapatkan dari anak-anak mereka membantu orang tuanya. Maka peran orangtua besar untuk mengarahkan anak mereka untuk serius dalam belajar," ungkapnya.

Kendati begitu, kata Widodo, tak bisa diambil sebuah kesimpulan, bahwa anak-anak yang bekerja selama sekolah menerapkan BDR, sama sekali tidak belajar.

"Metode belajar kita menggunakan Learning Manajemen Sistem (LMS). Tidak semua live virtual. Jadi ada model share materi di grup WhatsApp (WA) baru dikasih tugas. Ataupun di-share video pembelajaran via grup WA. Nah, itukan bisa sambil ikat rumput laut sambil nonton. Jadi tidak bisa dijadikan barometer, bahwa selama BDR mereka nggak belajar," imbuhnya.

Dia berharap kepada orangtua siswa, agar menyempatkan diri untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya sebuah pendidikan.

Bahkan, lebih baik lagi bila orangtua mengarahkan anaknya agar fokus dulu dalam belajar.

"Anak itu calon pemimpin masa depan, kita harus siapkan dari sekarang. Kalau kualitas SDM baik, ekonominya ke depan lebih baik. Saya juga punya anak usia sekolah, kita dorong semangat mereka belajar. Minimal kita suskeskan wajib belajar wajib 12 tahun untuk mereka," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved