Aplikasi

Aplikasi e-HAC Milik Kemenkes Diduga Bocor, Daftar Data 1,3 Juta Pengguna yang Terungkap

Aplikasi e-HAC milik Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) diduga bocor, daftar data 1,3 juta pengguna yang terungkap, termasuk data penumpang

Editor: Amalia Husnul A
https://play.google.com/
Ilustrasi aplikasi e-HAC. Aplikasi e-HAC milik Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) diduga bocor, daftar data 1,3 juta pengguna yang terungkap, termasuk data penumpang 

- Informasi berapa banyak tes yang dilakukan setiap hari

- Jenis penumpang mana yang diperbolehkan di Rumah Sakit tersebut

Secara spesifik, data penumpang yang bocor di antaranya adalah:

- Detail penumpang (nomor KTP, nama lengkap, nomor ponsel, pekerjaan, gender, dll)

- Paspor dan foto profil yang dilampirkan ke akun e-HAC

- Data orang tua atau kerabat dekat penumpang ID foto penumpang tambahan

- Detail tentang akun e-HAC dan kapan akun dibuat

Kebocoran ini juga mengekspos data staff e-HAC seperti, nomor KTP, nama, username akun e-HAC, dan alamat e-mail.

Baca juga: Cara Isi e-HAC, Syarat Wajib Perjalanan Udara & Laut, Petunjuk Pengisian via Aplikasi atau Website

Temuan Kebocoran e-HAC

Tim peneliti vpnMentor yang dipimpin oleh Noam Rotem dan Ran Locar, menemukan pelanggaran data dalam program eHAC Indonesia yang dibuat untuk mengatasi penyebaran pandemi COVID-19 di negara ini.

eHAC atau electronic health alert card adalah aplikasi 'test and trace' bagi orang-orang yang masuk ke Indonesia untuk memastikan mereka tidak membawa virus ke negara tersebut.

Aplikasi ini didirikan pada tahun 2021 oleh Kementerian Kesehatan Indonesia.

Aplikasi ini merupakan persyaratan wajib bagi setiap pelancong yang memasuki Indonesia dari luar negeri, baik warga negara Indonesia maupun orang asing, juga diperlukan untuk penerbangan domestik di Indonesia.

Aplikasi eHAC diunduh ke perangkat seluler penumpang dan menyimpan status kesehatan terbaru mereka, data Personally Identifiable Information (PII), detail kontak, hasil tes COVID-19, dan banyak lagi.

Namun, pengembang aplikasi gagal menerapkan protokol privasi data yang memadai dan membiarkan data lebih dari 1 juta orang terpapar di server terbuka.

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa vpnMentor bekerja keras untuk menerbitkan laporan yang akurat dan dapat dipercaya untuk memastikan semua orang yang membacanya memahami hal serius ini.

"Beberapa pihak yang terkena dampak menyangkal fakta, mengabaikan penelitian kami atau mengecilkan dampaknya. Jadi, kami harus teliti dan memastikan semua yang kami temukan benar dan akurat," tulis artikel tersebut.

Dalam hal ini, tim keamanan siber vpnMentor menemukan database yang terbuka sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengurangi jumlah kebocoran data dari situs web dan aplikasi di seluruh dunia.

"Tim kami menemukan catatan eHAC tanpa hambatan, karena kurangnya protokol yang diterapkan oleh pengembang aplikasi," sebut tim keamanan siber vpnMentor.

Baca juga: Tak Perlu Isi e-HAC, Syarat Penerbangan Terbaru di Masa PPKM, Cek Penerbangan dari dan Luar Jawa

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved