Berita Nunukan Terkini
161 PMI Dideportasi Tiba di Nunukan, 10 Orang Masih Ditahan di Tawau dan 5 Alami Sakit
Sebanyak 161 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dideportasi dari Malaysia dan tiba di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Rabu (01/09/2021), pukul 15.30 Wita
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Sebanyak 161 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dideportasi dari Malaysia dan tiba di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Rabu (01/09/2021), pukul 15.30 Wita.
Sebelumnya, Konsulat RI di Tawau mengumumkan akan dideportasi 174 PMI dari Tawau, Malaysia.
Namun, sore tadi PMI yang tiba di Pelabuhan Pelabuhan Tunon Taka Nunukan hanya sebanyak 161 orang.
Terdiri dari laki-laki dewasa sebanyak 125 orang, perempuan dewasa ada 32 orang, anak laki-laki 1, dan anak perempuan 3 orang.
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan, FJ Ginting mengatakan, dari 174 orang yang sebelum direncanakan pemulangannya, terdapat 6 orang yang positif Covid-19 berdasarkan swab PCR dan 4 orang lagi tidak terdeteksi hasil PCRnya.
Baca juga: Jadi Korban PHK Perusahaan Sawit, 16 Pekerja Migran Indonesia di Malaysia Pulang Lewat Jalur Ilegal
"PMI yang tiba hanya 161. Setelah diswab PCR kemarin ada 4 orang yang uncorection atau tidak terdeteksi hasil PCRnya dan 6 orang yang positif. Jadi ada 10 PMI yang masih harus jalani karantina di Depot Imigresen Tawau," kata FJ Ginting kepada TribunKaltim.Co, pukul 16.00 Wita.
Meskipun sebelum dipulangkan telah dilakukan swab PCR, dari pantauan di lapangan saat ini, ratusan PMI itu kembali mengikuti uji sampel swab PCR yang dilakukan oleh petugas media Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
"Nanti hasil sampel PCR dikirim ke Tarakan, nanti tunggu hasilnya beberapa hari ke depan. Sembari menunggu, mereka akan dikarantina ke Rusunawa Nunukan selama 5 hari," ucapnya.
Ginting mengaku, sebagian besar PMI yang dideportasi sore tadi memiliki kasus keimigrasian atau lewat masa tinggal di Malaysia.
"Paling banyak itu kasus keimigrasian atau lewat masa tinggal. Sisanya ada kasus narkoba 45 orang, dan pidana lainnya ada 35 orang," ujarnya.
Tak hanya itu, kata Ginting dari ratusan PMI tersebut, 4 diantaranya mengalami sakit.
"Yang sakit fisik 3 orang dan satu orang sakit mental. PMI yang sakit fisik itu umurnya tua, mendekati 70an. Mungkin faktor lelah sehingga berdampak pada fisik. Tapi nanti kami dalami lagi," tuturnya.
Baca juga: Ratusan Pekerja Migran Indonesia Bakal Dideportasi dari Malaysia, 12 Orang Positif Covid-19
Lanjut Ginting,"Untuk gangguan mental itu, mungkin perubahan orientasi tempat dan mungkin adaptasi selama di dalam tahanan. Nanti kami akan konsultasikan ke rumah sakit. BP2MI akan fasilitasi. Termasuk yang mengalami gangguan kesehatan," tambahnya.
Meskipun PMI yang mengalami sakit memiliki keluarga di Nunukan, kata Ginting, akan menjadi tanggungjawab BP2MI Nunukan.
"Tanggungjawab kita bagaimana mereka sehat dulu kalau ada pihak keluarga di Nunukan merasa bisa merawat ya setelah ada diagnosa dokter. Kalau harus rawat inap ya kita lakukan itu. Kalau rawat jalan juga kita lakukan. Tergantung diagnosa dokter," ungkapnya. (*)