Berita Nasional Terkini
UPDATE Berita KKB Papua Hari Ini: Posramil Kisor Diserang, 4 Prajurit TNI Gugur, 2 Dilaporkan Hilang
Update berita KKB Papua hari ini: sebanyak 4 prajurit TNI gugur dan 2 dilaporkan hilang dalam insiden penyerangan Posramil Kisor
Dua anggota lainnya Lettu Chb dirman (Danposramil) dan pratu Ikbal dikabarkan hilang dan masih dalam pencarian.
Kapendam Kodam VIII/Kasuari Letkol Arm Hendra Pesireron melalui sambungan telepon, Kamis (2/9/2021) siang tidak membantah kejadian itu.
Baca juga: Inilah Penyebab KKB Papua Sulit Ditumpas TNI-Polri, Ternyata Ada Oknum yang Penuhi Semua Kebutuhan
“Iya benar ada penyerangan, namun yang lebih jelas aka nada konfrensi pers oleh Pangdam,” ucapnya, seperti dilansir Tribun-Papua.com dengan judul Usai Kunjungan Panglima dan Kapolri, Pos TNI di Serang KKB, 4 Anggotanya Tewas di Bantai.
Sementara itu diketahui Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan kunjungan kerja di Sorong, Papua Barat, Sabtu (28/8/2021) siang.
Kunker tersebut tidak lain untuk melihat sejauh mana penanganan dan pengendalian Covid-19 di Papua Barat.
Penyebab KKB Papua sulit ditumpas
Penindakan terus dilakukan TNI dan Polri, terkait dengan aktivitas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Tidak hanya menindak anggota KKB Papua saja, namun aparat juga melakukan penindakan terhadap para simpatisan KKB Papua.
Baca juga: Penuhi Semua Kebutuhan KKB Papua, TNI-Polri Tangkap Kepala Distrik dan Keluarganya
Pihak-pihak yang mendukung, terlebih memberikan modal, serta memenuhi kebutuhan KKB Papua untuk melakukan aksi teror akan ditindak oleh TNI-Polri.
Belum lama ini, TNI dan Polri menangkap oknum Kepala Distrik, berserta anggota keluarganya, diduga terlibat dalam jaringan KKB Papua.
Polisi menangkap Kepala Distrik Wusama berinisial EB, di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.
EB diduga telah mengundang Tenius Gwijangge untuk bergabung ke KKB di Yakuhimo.
Selain mengundang, EB juga diduga menyiapkan segala keperluan KKB di Dekai.
"Jadi semua keperluan KKB di Dekai disiapkan oleh EB," kata Direskrimum Polda Papua, Kombes Faisal Ramadhani di Jayapura, Senin (30/8/2021), seperti dilansir dari Kompas.com.
Selain itu, keponakan EB yang berinisial Y juga ditangkap karena keterlibatan yang sama.
Y diduga menyiapkan logistik bagi KKB.
Baca juga: Putus Sumber Pendanaan KKB Papua, Bupati Yahukimo Turun Tangan, Ini Langkah yang Dilakukan
Selain EB dan Y, polisi juga menangkap dua orang lainnya, yakni YH dan EH.
YH diduga kuat terlibat pembunuhan empat pekerja bangunan di Kampung Bingky, Distrik Seradala, 29 Juni 2021.
Sedangkan EH berperan sebagai sopir kendaraan yang mengangkut KKB.
"Kami masih terus dalami kasus ini dan memastikan para pelaku pembunuhan di Yahukimo dalam beberapa bulan terakhir," kata Faisal.
Sebetulnya ada empat orang lainnya yang juga diamankan.
"Total ada 8 yang kita amankan dari rumah itu. Namun setelah didalami, 4 orang kita tahan dan ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana, sisanya kita bebaskan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, dalam waktu dua minggu terakhir, KKB kerap melakukan aksi meresahkan di wilayah Distrik Dekai.
Akibat aksi KKB, selama Agustus 2021 sudah ada tiga korban tewas dan beberapa rumah dibakar.
Baca juga: Daftar KKB Papua Paling Berbahaya, Terdapat Eks Prajurit TNI, Hingga Dipimpin Pemuda Usia 20 Tahunan
Satgas Nemangkawi menyebutkan, para pelaku merupakan KKB yang diaktori oleh Tenius Gwijangge, Senat Soll, dan Temianus Magayang.
Aksi Kejam KKB Papua
Kekejaman yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali terulang di tanah Papua.
Aksi KKB bahkan tergolong sadis, dengan membunuh 2 orang pekerja pembangunan jembatan Sungai Brazza, Kampung Kribun, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, lalu membakar jenazahnya.
Kedua korban yakni Rionaldo Raturoma dan Dedi Imam Pamungkas dibakar bersama mobil yang dikendarai mereka.
"Diduga setelah dibunuh, kedua korban dibakar bersama mobil yang dikendarainya oleh KKB," ujar Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, di Jayapura, Senin (23/8/2021).
Pembunuhan 2 warga sipil itu terjadi pada Minggu (22/8/2021).
Polisi meyakini KKB pimpinan Tendius Gwijangge yang dalam satu minggu terakhir aktif melakukan aksi di Dekai, bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Dari lokasi kejadian, polisi menemukan barang bukti berupa satu buah anak panah, satu unit ponsel, dan satu unit mobil Hilux Double Cabin dalam kondisi hangus terbakar.
Setelah kasus pembunuhan sadis dua pekerja proyek itu, aparat bergegas melakukan evakuasi terhadap karyawan PT Indo Papua, Senin (23/8/2021).
Namun, mereka mendapat serangan dari KKB di tiga lokasi berbeda.
Kontak senjata pertama kali terjadi saat Satgas Nemangkawi tiba di Jembatan Kali Yegi sekitar pukul 09.10 WIT.
Personel ditembaki dari arah bukit di seberang Kali Yegi.
Satgas Nemangkawi pun membalas tembakan itu.
Kontak senjata kedua pecah sekitar pukul 10.24 WIT.
Saat itu, personel yang berada di pertigaan Jalan Trans Papua Dekai Yahukimo-Tanah Merah, ditembak dari sebelah kanan.
Personel pun membalas tembakan itu.
Setelah tak ada balasan dari KKB, perjalanan dilanjutkan.
"100 meter ke depan terdapat satu pohon yang melintang menutup Jalan dan ada satu unit motor tanpa nomor polisi," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal, Senin malam.
Personel Satgas Nemangkawi yang tiba di Kali Yegi pukul 11.48 WIT melakukan pengecekan di Camp Kali Yegi.
Mereka mencari karyawan PT Indo Papua yang masih berada di lokasi.
Namun, tidak ada pekerja di sana.
Sekitar 500 meter dari camp induk, aparat menemukan para karyawan PT Indo Papua yang telah menyelamatkan diri di pinggir Kali Braza dan bersembunyi di rumah warga setempat.
Setelah memastikan lokasi kosong, petugas bergerak lagi ke Kota Dekai.
Di tengah perjalanan, mereka kembali ditembaki KKB sekitar pukul 13.15 WIT.
Kontak senjata yang berlangsung sekitar 30 menit itu terjadi sekitar 50 meter dari Kali Bele.
Akibat tiga kali kontak senjata, empat personel Satgas Nemangkawi mengalami luka akibat terserempet peluru.
Mereka adalah AKP I Putu Edi Wirawan yang terkena rekoset di leher, Iptu Arif Rahman tertembak di helm, Bripka Irwan terkena rekoset di kaki kanan, dan Bharatu Nimrot mengalami rekoset di tangan kanan.
Mereka kemudian mendapat perawatan medis.
Dari kontak senjata yang terjadi pada Senin (23/8/2021), aparat menilai para penembak dari KKB sudah terlatih.
Dari enam pucuk senjata api yang dipegang KKB Yahukimo, dua di antaranya adalah senjata jenis SS2 hasil rampasan anggota TNI pada 18 Mei 2021.
"Kemarin (saat Satgas Nemangkawi) ditembaki itu kan tembakannya ngumpul, cuma karena kami pakai mobil armor jadi tidak tembus. Tembakannya ngumpul artinya senjata terbidik semua dan yang gunakan sangat terlatih," kata Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penegakan Hukum (Gakum) Nemangkawi, Kombes Faisal Ramadhani, Rabu (25/8/2021).
KKB Yahukimo belum memiliki pemimpin dan hanya terdiri dari beberapa tokoh.
Salah satu tokohnya adalah, Senat Soll, mantan anggota TNI yang melakukan desersi.
Senat Soll adalah sosok yang dianggap aparat keamanan bertanggungjawab atas pembunuhan di Dekai pada 11, 20, dan 26 Agustus 2020.
Salah satu korbannya adalah, Hendry Jovinski yang merupakan Staf KPUD Yahukimo.
"Mereka memiliki tokoh-tokoh saja, tidak ada pimpinan, di situ ada Tenius Gwijangge, Temianus Magayang dan Senat Soll. Dalam 1-2 tahun ini mereka bergabung," kata dia.
Kepala Kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wamena, Sepnat Kambu, memastikan saat ini seluruh pekerjaan jalan dan jembatan yang ada di luar Kota Dekai telah dihentikan.
Hal itu menyusul situasi keamanan di Kota Dekai.
Sejak ada kejadian penyerangan pekerja empat perusahaan di Kampung Bingky, Distrik Seradala, pada 25 Juni 2021, seluruh pekerjaan jalan dan jembatan di luar Kota Dekai telah dihentikan.
Dia sangat menyesalkan kejadian yang menewaskan dua pekerja PT Indo Mulia Baru karena mereka tengah tidak aktif melakukan pekerjaan.
Sepnat juga mengkhawatirkan bila situasi tersebut berkepanjangan, maka pada 2022, Kementerian PUPR tidak akan memasukan daftar pekerjaan yang ada di Kabupaten Yahukimo.
"Situasi ini membuat kami bertanya apakah tahun depan masih bisa uang (pekerjaan) masuk atau tidak, tergantung kondusifnya keamanan di sini," kata dia.
Tidak adanya pengawalan dari aparat keamanan di lokasi pekerjaan jalan dan jembatan, kata Sefnat, karena situasi yang ada di lapangan.
Dia mengatakan, kadang masyarakat setempat merasa tidak nyaman bila ada aparat keamanan di daerah mereka.
"Dengan kondisi yang ada, kadang kalau kami melibatkan aparat itu sama saja menambah masalah, tapi kami selalu berkoordinasi," kata Sefnat. (*)