Berita Samarinda Terkini

Air Limpasan Sebabkan Banjir Samarinda, Walikota Andi Harun Ajak Daerah Lain Tangani Bersama

Curah hujan yang tinggi dan kondisi air Sungai Mahakam yang pasang, juga akibat air limpasan dari daerah-daerah yang ada di sekitarnya

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Walikota Samarinda, Andi Harun saat meninjau banjir di Perumahan Bengkuring, Sempaja Timur, Samarinda Utara. TRIBUNKALTIM.CO/HO/Humas Setda Samarinda 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Walikota Samarinda Andi Harun menyatakan, bahwa salah satu penyebab banjir di Kota Samarinda selain curah hujan yang tinggi dan kondisi air Sungai Mahakam yang pasang, juga akibat air limpasan dari daerah-daerah yang ada di sekitarnya.

Andi Harun menyebutkan salah satu contoh kiriman air dari desa Badak Mekar, Kabupaten Kutai Kartanegara yang menyebabkan banjir di Kelurahan Budaya Pampang, Samarinda Ulu.

Selain itu, Walikota Samarinda tersebut memetakan bahwa air yang mengalir dari kawasan itu pun akhirnya menuju ke bendungan Benanga, Kelurahan Lempake.

Selanjutnya menggenangi pemukiman warga di kompleks perumahan Bengkuring dan sekitarnya apabila bendungan tersebut tak sanggup menampung kapasitas air yang datang.

Berdasarkan kondisi ini Andi Harun mengajak kepada pemerintah daerah dan instansi terkait di daerah lainnya terutama Kabupaten Kukar, untuk juga sama-sama berkoordinasi dan melakukan penanganan bersama terhadap dampak banjir tersebut.

Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun Sikapi Penyebab Banjir di Bukuan: Segera Normalisasi

"Dalam kesempatan ini saya ingin mengetuk pemerintah daerah Kukar untuk sama-sama serius menangani ini, karena air ini dari daerah Badak Mekar yang masuk ke Pampang dan Bendungan Benanga mengakibatkan kemarin ketinggian air di bendungan itu sampai 78 centimeter," ujar Andi Harun saat ditemui pada Senin (6/9/2021).

Mantan Wakil DPRD Provinsi Kaltim tersebut juga berharap agar pemerintah provinsi juga mengambil langkah konsolidasi, karena menurutnya permasalahan ini telah menjadi persoalan lintas kabupaten/kota.

"Sebaiknya pemprov juga mengambil langkah-langkah serius melibatkan Pemerintah Kota Samarinda dan pemerintah Kukar agar masalah ini bisa kita tangani bersama," sebutnya.

Bagi Pemkot Samarinda sendiri, langkah jangka menengah yang direncanakan akan dilakukan untuk menangani permasalahan banjir, yang telah melanda beberapa kawasan di Samarinda Utara dalam 2 hari terakhir ini adalah dengan membangun polder atau kolam retensi.

Andi Harun mencanangkan pembangunan polder tersebut, harus berada sebelum kelurahan Budaya Pampang untuk menahan limpasan air dari daerah hulu atau Kabupaten Kukar.

"Pembangunan polder ini tidak bisa singkat, jadi sembari kita menahan aliran air dari atas, perlu juga penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah di bagian Kukar," tandas Andi Harun lebih lanjut.

Sementara itu, anggota DPRD Komisi III Kota Samarinda, Jasno SP menyampaikan hal senada seperti yang dikatakan oleh sang walikota, Senin (6/9/2021).

Menurutnya, air banjir tidak sepenuhnya murni dari Samarinda namun ada sebagian yang merupakan kiriman dari kabupaten Kukar.

Baca juga: Update Lowongan Kerja Kaltim, Penempatan di Samarinda, Syarat Pendidikan Minimal SMA/SMK

"Kita dari komisi III kemarin juga sudah turun ke daerah lingkar Bandara APT Pranoto Sungai Siring, memang aliran air cukup deras dari kawasan Muara Badak, maka ini juga harus jadi perhatian khusus karena air itu semuanya mengalir ke Samarinda," ungkapnya.

Selain itu Jasno juga menyoroti hal lain yang juga menjadi salah satu penyebab banjir di Samarinda seperti alih fungsi lahan.

"Beberapa kawasan yang dulu menjadi resapan air, sekarang beberapa dibuat pemukiman dan juga terjadi pematangan lahan di beberapa titik, ini yang juga perlu ketegasan dari pemkot untuk menyikapi keadaan tersebut," cetus Jasno. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved