Berita Nasional Terkini

Seru, Bahas Pilpres 2024 & Jokowi 3 Periode, Qodari Beber Potensi Pertumpahan Darah, Adi Ingatkan 98

Seru, bahas Pilpres 2024 & Jokowi 3 periode, M Qodari beber potensi pertumpahan darah, Adi Prayitno ingatkan aksi 98

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase YouTube tvOnenews
Adi Prayitno dan M Qodari. Ketika tampil di Karni Ilyas Club, Adi Prayitno bantah argumen M Qodari soal rencana amandemen UUD 1945 di tengah pandemi Covid-19. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pembahasan seru antara dua pengamat politik yakni M Qodari dan Adi Prayitno tersaji di chanel YouTube Karni Ilyas Club.

M Qodari yang merupakan Direktur Indo Barometer tetap teguh dengan pendapatnya soal dukungan masa jabatan Jokowi tiga periode.

Bahkan, M Qodari menyebut ada potensi pertumpahan darah jika Jokowi dan Prabowo Subianto tak bersatu di Pilpres 2024 nanti.

Sementara, Adi Prayitno mengingatkan aksi 98 andai rencana Presiden tiga periode direalisasikan.

Diketahui, saat ini isu amandemen UUD sedang menuai pro dan kontra, terutama terkait masa jabatan Presiden tiga periode.

M Qodari berpendapat, benturan antara politik identitas nasionalis vs Islam masih akan terjadi.

Baca juga: Desakan Mundur Jokowi Menguat di Medsos, M Qodari Bongkar Fakta Sebenarnya Kondisi Elite Parpol

Baca juga: M Qodari  Blak-blakn, Ungkap Alasannya Dorong Jokowi Berpasangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024

Baca juga: M Qodari Tak Tinggal Diam Ide Presiden 3 Periode Disudutkan, Beri Gelar Rocky Gerung Pelawak Politik

Sehingga, diperlukan sosok Jokowi - Prabowo Subianto untuk meredam isu tersebut.

Isu Jokowi tiga periode menjabat sebagai presiden tetap hangat diperbicangkan meskipun Pemilihan Umum masih dua tahun lagi.

Pengamat politik M Qodari adalah sosok yang masih konsisten menyetujui wacana Presiden Jokowi tiga periode menjabat.

Lulusan Universitas Indonesia ini memiliki pandangan jika nantinya Jokowi dan Prabowo Subianto tidak berpasangan, maka diyakini ke depan akan dihadapkan situasi di mana Pilpres 2024 akan berakhir dengan pertumpahan darah.

Alasannya, Pemilihan Presiden semakin terpola pada pertentangan calon dari Nasionalis dan Islamis.

"Kalau bukan Pak Jokowi lagi, saya melihat koreksinya, nanti calonnya ini akan dibelah-belah, akan dikampanyekan, dipropagandakan menggunakan label Islam," kata M Qodari dalam diskusi di channel YouTube Karni Ilyas Club.

"Jadi, dikotomi Nasional-Islam itu akan tercipta lagi.
Koreksinya ada pembelahan Nasionalis-Islam dan tahun 2024 sangat mengerikan," terang M Qodari.

Lebih lanjut, M Qodari mencontohkan, jika pada Pilpres 2024 nanti ada tiga calon, misalnya Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan, maka pelabelan Nasional-Islamis itu diyakini akan terjadi lagi.

Baca juga: NEWS VIDEO Tagar TangkapQodari Trending Topic Twitter

Sementara, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menyatakan dirinya 1000 persen berbeda pendapat dengan M Qodari.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Juni yang dirilis secara online tentang kesadaran tingkat pengetahuan publik, ternyata ditemukan 50 persen tidak setuju jabatan presiden tiga periode dan hanya 27,6 persen yang setuju.

"Hati-hati bisa jadi jadi jebakan Batman (bagi Jokowi), bisa saja yang diusul ketua partai mereka Megawati Soekarnoputri atau Mbak Puan.

Hati-hati dengan tiga periode Jokowi karena memungkingkan seperti itu.

Isu amandemen, memundurkan isu Pemilu, jabatan tiga periode, saya kira suasananya bisa seperti tahun 1998," kata Adi Prayitno.

Menurut Adi Prayitno, jika isu Jokowi tiga periode terus disuarakan, Jokowi belum tentu juga menang.

Karena hal itu justru bisa memancing figur seperti Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla ikut maju.

Selain itu, dikhawatirkan akan muncul resistensi oleh civil society sehingga suasananya bisa kembali seperti 1998.

Baca juga: Selalu Masuk 3 Besar Survei Elektabilitas, M Qodari Bongkar Peluang Ganjar ke Pilpres 2024 dari PDIP

"Anggap misalnya SBY maju dengan JK melawan Jokowi, agak gurih-gurih nyoi.

Ini agak berat perjuangannya Bung Qodari ini. Jadi, jangan bayangkan kalaupun toh tiga periode, Jokowi itu diusung kembali dan kemudian kembali mendapatkan solidaritas partai," ungkap Adi.

"Bayangkan pula lawannya Prabowo Subianto, di situ ada Anies Baswedan, SBY dan JK.

Ini adalah tokoh-tokoh kunci yang mempunyai portofolio politik yang kemungkinan menjadi pesaing utama," tambah Adi Prayitno.

Lebih lanjut, Adi juga menolak pernyataan M Qodari yang selalu memosisikan Islam sebagai sebuah ancaman.

Terlebih memosisikan Islam pada variabel yang dianggap bertentangan dengan demokrasi dan semangat kemajuan zaman.

"Jadi, Bang Qodari membayangkan Indonesia itu seperti Afghanistan yang di situ orang Islam itu tenteng senjata, bawa bom dan berdarah-darah gitu.

Di Indonesia saya cukup yakin kalau ada NU dan Muhammadiyah sebagai ormas Islam terbesar, saya cukup yakin dan saya akan berani bertaruh bahwa tidak akan ada kekerasan secara politik, sekalipun ada titik ekstrem Nasionalis dan Islam," bebernya.

Baca juga: Peluang Ganjar Pranowo Maju Pilpres 2024 Usai Perang Terbuka dengan PDIP, M Qodari: Sudah Habis

Baca juga: Jokowi Bisa Jabat 3 Periode? M Qodari Beber 3 Skenario Pilpres 2024 Berdasarkan Survei Elektabilitas

"Yang bikin chaos selama ini siapa?

Mereka adalah free rider, penemu, penunggang-penunggang gelap," pungkas Adi Prayitno.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved