CPNS 2021
CPNS di Tarakan, Sekkot Ingatkan ASN Kurangi Ngobrol Tak Perlu Saat Jam Kerja
Proses penerimaan CPNS di Kota Tarakan masih terus berjalan. Diharapkan, peserta yang mendaftar di instansi daerah seperti di Pemkot Tarakan untuk p
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN – Proses penerimaan CPNS di Kota Tarakan masih terus berjalan.
Diharapkan, peserta yang mendaftar di instansi daerah seperti di Pemkot Tarakan untuk penempatannya bisa benar-benar mampu mengaplikasikan dan memaksimalkan kemampuannya dalam bekerja mengabdi sebagai pelayan masyarakat.
Sekkot Tarakan, Hamid Amren berpesan kepada pegawai yang bertugas di seluruh instansi di Kota Tarakan agar meningkatkan produktivitas dalam bekerja.
Ia mengemukakan, kemampuan pegawai memang tidak sama.
Namun, ia berharap peningkatan produktivitas pegawai dalam bekerja.
Baca juga: CPNS Tarakan, Peserta PPPK Guru Ini Lolos Passing Grade karena Kuasai Materi Pedagogik
Baca juga: Peserta PPPK Guru di Tarakan Punya 3 Kesempatan Ikuti Seleksi
Baca juga: Satu Peserta Ikut Ujian PPPK Guru Susulan di Tarakan Kalimantan Utara
“Jika pekerjaan bisa dimaksimalkan maka tentu bisa menutupi kekurangan yang ada saat ini,” ujarnya.
Ia mengingatkan kepada seluruh ASN di Pemkot Tarakan, saat jam kerja harus benar-benar bekerja dan tidak dipergunakan untuk mengobrol.
“Seperti di perusahaan BUMN. Saat jam kerja semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Makanya saya imbau seluruh ASN di Tarakan agar mencontoh seperti pekerjaan karyawan di perusahaan,” ujarnya.
Ia tak menampik masih kekurangan pegawai, namun kadang di beberapa momen ia menemukan pegawai yang hanya mengobrol.
Hal-hal seperti ini menurutnya harus kembali mengevaluasi kuantitas dan kualitas dari seorang pegawai.
“Masih ada yang ditemukan mengobrol. Ini kurangi kalau tidak berkaitan dengan pekerjaan. Boleh ngobrol kalau berkaitan dengan pekerjaan,” ucapnya.
Ia menambahkan saat ini bagaimana fokus menambahkan talenta atau meningkatkan kemampuan dari sisi kualitas.
Baca juga: CPNS Tarakan 2021, Hasil SKD Diumumkan via Live Streaming YouTube
“Kuantitas dibatasi. Semakin besar kuantitas, semakin besar belanja pegawai. Saya kalau tawarkan lebih bagus pegawainya sedikit, bekerja keras tapi penghasilan besar daripada ramai-ramai, akhirnya kesejahteraan pegawai dibagi ramai-ramai,” ujarnya. (*)