Kebakaran di Samarinda
Sumber Air Terbatas Saat Kebakaran, PMK Kota Samarinda dan Relawan Terpaksa Gali Parit
Sebagian besar bangunan yang terbuat dari material kayu membuat api semakin cepat menyebar dari bangunan satu ke bangunan lain
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Setidaknya 7 bangunan yang terdiri dari 4 rumah tunggal, dan 3 bangsal dengan total 17 pintu, serta 4 unit sepeda motor, menjadi arang pada kebakaran yang terjadi di Jalan Gerilya, Gang Keluarga tembusan Gang Setia Kawan, RT 103, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang, pada Senin (20/9/2021).
Sebagian besar bangunan yang terbuat dari material kayu membuat api semakin cepat menyebar dari bangunan satu ke bangunan lain.
Plt Kepala Dinas Pemadam Kota Samarinda, Makmur Santoso bahkan mengaku pihaknya mendapat kendala sulitnya mendapat sumber air.
"Ada sumur, tapi jauh. Jadi terpaksa pemadam kita menggali parit sekitar," terang Makmur Santoso kepada TribunKaltim.Co.
Baca juga: BREAKING NEWS Kebakaran di Jalan Gerilya Samarinda, 10 Unit Mobil Damkar Diturunkan
Baca juga: NEWS VIDEO Pasca-kebakaran Lapas Tangerang, Dinkes Kota Tangerang Mengadakan Trauma Healing
Baca juga: Polisi Sudah Periksa 7 Saksi Kebakaran di RM H Ijay Samarinda
Hal ini memang terlihat dari pantauan pewarta ini di lapangan.
Dimana PMK Kota Samarinda bersama relawan terpaksa menggali rawa agar menjadi drainase untuk sumber air.
Linda (40), salah seorang warga sekitar mengaku, memang di kawasan mereka masih belum dialiri air bersih secara lancar.
Bahkan ucap Ibu dua anak ini, dalam seminggu hanya tiga kali saja mereka mendapatkan aliran air bersih.
"Tadi (awal kebakaran) pas api baru muncul kita semua (warga) di sini coba bantu pake peralatan seadanya tapi enggak mampu karena air terbatas, api cepat membesar," bebernya.
Baca juga: 15 Orang Korban Kebakaran di Sambaliung Berau Disiapkan Rumah Singgah hingga Waktu Tak Ditentukan
Saat ini bangunan yang didominasi bangsalan tersebut sudah menjadi rata.
Para petugas pemadam kebakaran masih berupaya menggali rawa-rawa sekitar untuk memastikan api tidak kembali menyala. (*)
