Berita Samarinda Terkini
Wawali Samarinda dan Komisi X DPR RI Pantau Hari Pertama PTM Terbatas, Digelar di 54 Sekolah
Seluruh murid di 54 sekolah dari jenjang TK hingga SMP di kota Samarinda telah mulai masuk sekolah pada hari ini, Senin (20/9/2021).
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Seluruh murid di 54 sekolah dari jenjang TK hingga SMP di kota Samarinda telah mulai masuk sekolah pada hari ini, Senin (20/9/2021).
Setelah dua tahun lebih belajar secara daring dari rumah, pada hari ini siswa-siswi di 54 sekolah tersebut melangsungkan pembelajaran di sekolah secara terbatas.
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda sendiri telah memberikan rekomendasi kepada 54 sekolah untuk dapat melangsungkan pembelajaran di sekolah.
Wakil Walikota Samarinda, Rusmadi turut memantau hari pertama pelaksanaan PTM di beberapa sekolah, di antaranya di SD Fastabiqul Khairat, dan SMPN 1 Samarinda di Jalan Anang Hasyim, Samarinda Ulu.
Saat mengunjungi SMPN 1 Samarinda, Wawali juga didampingi oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian yang melihat langsung pembelajaran di kelas secara terbatas.
Baca juga: Persiapan PTM di Kutai Timur, Wakil Bupati Kasmidi Bulang Minta Guru Segera Terima Vaksin Covid-19
Baca juga: Camat Sambutan Samarinda Tinjau Kesiapan Sekolah Jelang PTM, Pastikan Westafel Dekat Pintu Kelas
Baca juga: PPKM Level 3 di Balikpapan, Walikota Rahmad Masud Siapkan Aturan PTM Terbatas
Rusmadi menyampaikan kepada para siswa untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka berlangsung.
Kendati baru 54 sekolah yang dibuka, orang nomor dua di Samarinda tersebut menyatakan akan terus mengevaluasi pelaksanaan PTM ini termasuk sekolah lainnya yang belum mendapatkan kesempatan menggelar PTM.
"Kenapa secara bertahap, bukan berarti pemkot takut, tetapi sembari kita melihat keadaan dan terus kita lakukan evaluasi," ujar Rusmadi saat meninjau PTM di SMPN 1 Samarinda, Senin (20/9/2021).
Optimisme tercetus oleh Wawali Samarinda karena pada pelaksanaan PTM melalui Sekolah Tangguh Covid-19 (STC) periode Maret hingga Juni lalu di 14 sekolah, relatif berhasil dan tidak terjadi penularan Covid-19 seperti yang ditakutkan.
"Kenapa PTM ini menjadi semangat yang diutamakan, karena adanya potensi learning loss pada anak-anak selama dua tahun lebih tidak masuk sekolah," sambungnya lebih lanjut.
Rusmadi juga menilai dari beberapa sekolah yang ia datangi, pelaksanaan PTM sudah relatif sesuai dengan ketentuan yang diarahkan.
Seperti halnya kapasitas kelas yang hanya diisi maksimal 50 persen, jarak antarsiswa di kelas yang diatur, dan tersedianya fasilitas untuk mencuci tangan.
"Yang jelas sekolah-sekolah lainnya juga sudah teriak ingin masuk juga, tetapi kita harus mempertimbangkan secara komperhensif dengan melihat keadaan yang ada.
Baca juga: Cegah Klaster PTM, Vaksinasi buat Pelajar PPU Terus Gencar Dilaksanakan, Cakupan Masih 2,5 Persen
Sampai hari ini kan semua kecamatan sudah berstatus zona kuning kecuali satu yang masih oranye, tetapi kita juga jangan terlalu pede, tetap harus hati-hati," ucap Rusmadi.
Pada saat pulang sekolah guru-guru terlihat mengatur para siswanya yang sedang menunggu orang tua nya menjemput.
Beberapa guru pun mengawasi anak didiknya saat menunggu agar tidak berkerumun. (*)