Berita Balikpapan Terkini

DPRD Balikpapan Nilai Proyek Pengadaan Nano Bubble dari Perumda Tirta Manuntung Mubazir

DPRD Kota Balikpapan menyoroti pengadaan alat nano bubble di sejumlah instalasi pengolahan air minum

TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI
Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan Alwi Al Qadri.TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- DPRD Kota Balikpapan menyoroti pengadaan alat nano bubble di sejumlah instalasi pengolahan air minum.

Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan Alwi Al Qadri, menilai proyek pengadaan nano bubble oleh Perumda Tirta Manuntung, mubazir.

Menurutnya, proyek pengadaan alat nano bubble yang bertujuan untuk meningkat kualitas air bersih tidak terlalu bermanfaat.

Khususnya bagi wilayah Balikpapan Barat. Sebab, lingkungan itu berada di kawasan tinggi yang hanya mengalir air pada malam hari.

Bahkan di beberapa wilayah seperti di kawasan Gunung Bugis tidak mengalir hingga enam bulan lamanya.

Baca juga: APBD Perubahan 2021 Disepakati, DPRD Balikpapan Sebut Anggaran Turun Rp 2,148 Triliun

Baca juga: DPRD Balikpapan Kecam Atas Kasus Ayah Siram Anak Pakai Air Panas

Baca juga: DPRD Balikpapan Gelar Paripurna, Abdulloh Tegaskan Zero Defisit di APBD Perubahan

"Baru pertama kali diadakan di Balikpapan. Yang cukup mengherankan, kebutuhan warga di Dapil saya sambungan air. Kenapa malah dibelikan nano bubble,” ujarnya.

Politisi Golkar itu menjelaskan, tingkat pemasangan sambungan air masih di bawah 70 persen.

Artinya cukup banyak warga yang tidak terlayani sambungan air dari PDAM setempat.

Terutama kawasan yang tergolong daerah tinggi seperti di Gunung Bugis, Gunung Meriam dan beberapa tempat lainnya.

Alwi menyebut, PDAM selalu beralasan tekanan di daerah itu kurang. Namun, kata dia, mestinya PDAM harus menambah sumur atay pasokan air.

"Ini yang seharusnya dilakukan oleh PDAM untuk warga di Balikpapan Barat,” ucapnya.

Baca juga: DPRD Balikpapan Segera Gelar Paripurna, Jamin BPJS Kesehatan Gratis Terealisasi

Sebagi informasi, pembelian alat nano bubble oleh Perumda Tirta Manuntung menghabiskan anggaran hingga Rp 3 miliar.

Hal ini dinilai mubazir. Sebab, masyarakat di sejumlah wilayah Balikpapan lebih memerlukan sambungan air dibanding keberadaan alat penjernih. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved