Usung Motif Ulap Doyo dan Batik Kaltim, Desainer Ian Adrian Fokus Kembangkan Fashion Khas Daerah

"Contohnya, saya dulu sempat bekerja sama dengan Pemda Kukar (Kutai Kartanegara) untuk mengembangkan kain ulap doyo dalam industri fashion nasional," kenangnya.

Sayangnya, selama pendemi beberapa ajang fashion, baik nasional dan internasional sempat tertunda.

Ajang fashion nasional seperti Indonesia Fashion Week dan Jakarta Fashion Week sempat digelar secara virtual, namun gaungnya memang tak sebesar jika digelar secara langsung. 

Ian Adrian berharap pagelaran busana atau ajang fashion serupa bisa segera digelar kembali secara offline.

Menurutnya, acara pagelaran busana menjadi ajang para fashion designer untuk memperkenalkan karya mereka, serta memperkenalkan kiblat fashion Indonesia ke ranah dunia.

Baca juga: Desainer Kondang Ian Adrian Luncurkan Karya Terbarunya Portrait of Love, Sasar Semua Segmen

Indonesia, menurutnya, punya orisinalitas karya fashion yang berbeda dengan negara lain.

Kondisi Indonesia sebagai negara tropis memberi kesempatan para perancang untuk mengeksplorasi karya busana dengan warna yang beragam.

"Kita punya tren sendiri yang khas. Berbeda dengan Eropa dan Amerika yang memiliki empat trend fashion untuk winter, autumn, spring, dan summer. Kita tropis, jadi lebih natural dan colorful," ujar Ian Adrian yang telah malang melintang dalam dunia fashion internasional.

Bahan tekstil Indonesia juga sangat kaya dan berkualitas, di antaranya kain batik, tenun, jumputan, lurik, dan bahan tekstil lainnya yang tidak dimiliki negara lain, sehingga menjadi keistimewaan tersendiri dalam karya fashion Indonesia.

Ian Adrian yang telah berkarir dalam industri fashion Indonesia sejak tahun 1996 silam ini berkomitmen, untuk terus mengembangkan corak budaya daerah ke dalam karya rancangan busananya.

Dalam waktu dekat, ia akan menggandeng para perancang busana pemula untuk menggelar event fashion yang unik dan menarik. Dan menjadi gebrakan bagi industri fashion tanah air. (*)