Berita Tarakan Terkini

Pasokan Cabai dan Ayam Ras Melimpah, Berimbas Tekanan Inflasi Rendah, Deflasi Tarakan 0,13 Persen

Kantor Bank Indonesia Perwakilan atau KPwBI Kaltara merilis deflasi dan inflasi yang berlaku di periode September 2021.

Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/ANDI PAUSIAH
Pasokan ayam dan cabai melimpah ikut menyumbang dan menekan angka inflasi. TRIBUNKALTIM.CO/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Kantor Bank Indonesia Perwakilan atau KPwBI Kaltara merilis deflasi dan inflasi yang berlaku di periode September 2021.

Kepala KPwBI Kaltara Tedy Arief Budiman membeberkan, pada September 2021, Kalimantan Utara mengalami deflasi 0,03 persen. Untuk Kota Tarakan yang tercatat mengalami deflasi 0,13 persen (mtm) sedangkan Tanjung Selor inflasi 0,39 persen (mtm).

Kondisi deflasi ini kata Tedy, disebabkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat kembali mengalami deflasi 0,29 persen setelah Agustus 2021 juga deflasi 0,82 persen.

Tedy Arief Budiman membeberkan, rendahnya tekanan inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau terutama disebabkan oleh melimpahnya pasokan bahan makanan seperti daging ayam ras dan cabai rawit dari daerah pemasok.

Selain kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok transportasi juga masih mengalami deflasi 0,17 persen setelah pada bulan sebelumnya juga deflasi 1,53 persen.

Baca juga: Tahun Ini KPwBI Kaltara Anggarkan Rp 1,5 M Beasiswa untuk Dua Universitas dan Dua Sekolah

Baca juga: Pantau Harga Pasar di Tarakan, KPwBI Kaltara Sebut Stabilisasi Harga Jadi Solusi Tekan Inflasi

Baca juga: Perkembangan Aliran Uang Rupiah, KPwBI Kaltara Alami Net Inflow Rp 109,2 Miliar di Januari 2021

Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi tahunan Provinsi Kaltara pada periode September 2021 sebesar 0,36 persen atau masih berada di bawah kisaran sasaran inflasi 3,0 persen.

Tedy Arief Budiman kembali menyebutkan, ada tiga komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Yakni ayam ras -0,05 persen, bawang merah -0,03 persen, dan cabai rawit -0,018.

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan terbesar yaitu bayam 0,06 persen dan tomat 0,05 persen.

“Deflasi yang lebih rendah pada September 2021 untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau disebabkan oleh mulai membaiknya demand masyarakat di tengah terjaganya pasokan dari daerah penghasil,” beber Tedy.

Secara bulanan kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil deflasi 0,09 deflasi sedangkan secara tahunan kelompok tersebut memberikan andil terhadap inflasi sebesar 1,09 persen di September 2021.

Baca juga: Arus Uang Keluar KPwBI Kaltara Alami Penurunan Sepanjang Desember 2020

Ia melanjutkan, masih terjadinya deflasi pada kelompok transportasi seiring dengan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di beberapa wilayah di Indonesia termasuk di Kalimantan Utara hingga September 2021.

Kondisi ini berdampak pada penurunan mobilitas termasuk dari pergerakan masyarakat menggunakan moda transportasi udara sehingga turut menyebabkan adanya penurunan tarif angkutan udara.

Dengan demikian, secara bulanan dan tahunan, kelompok transportasi memberikan andil deflasi 0,02 persen.

Mencermati perkembangan sampai dengan September 2021 tersebut, Tedy mengungkapkan, inflasi akan tetap dijaga sehingga berada pada sasaran inflasi 2021, yaitu 3,0±1 persen.

“Untuk itu, koordinasi antara Pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus diperkuat dengan melakukan berbagai tindakan yang salah satunya adalah secara berkala menyelenggarakan High Level Meeting (HLM) TPID,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved