Wawancara Eksklusif

EKSKLUSIF - Memulihkan Perekonomian, Bupati Kutim Ardiansyah Tumbuhkan Usaha Rakyat dan Investasi

Pemkab Kutim yang dipimpin Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wabup Kasmidi Bulang, telah merancang berbagai program.

Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Adhinata Kusuma
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUN KALTIM OFFICIAL
Acara VIP ROOM Tribun Kaltim dengan tema Pemulihan Ekonomi saat Pandemi di Kutai Timur, bersama Wakil Pemimpin Umum Tribun Kaltim, Ade Mayasanto dengan Bupati Kutim Ardiansyah, Jumat (24/9/2021) lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pertambangan masih menjadi leading sektor dan mempengaruhi pendapatan daerah. Jadi sekarang tambang masih mendominasi.

Namun tidak terlalu jauh dengan hasil perkebunan. Ke depan perkembangan sawit dan turunannya bisa mengalahkan tambang.

Pendapatan daerah di Kutai Timur hingga kini masih disupport dari sektor pertambangan. Disusul perkebunan sawit, pertanian, dan sektor lainnya.

Untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat hingga tahun 2024, Pemkab Kutim yang dipimpin Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wabup Kasmidi Bulang, telah merancang berbagai program.

Selain itu, beberapa perusahaan besar telah berinvestasi di Kutim dan segera beroperasi. Ini diungkapkan secara detail dalam talkshow VIP ROOM Tribun Kaltim dengan tema Pemulihan Ekonomi saat Pandemi di Kutai Timur, Jumat (24/9/2021) lalu.

Berikut petikan wawancara eksklusif Wakil Pemimpin Umum Tribun Kaltim, Ade Mayasanto dengan Bupati Ardiansyah.

Berapa persen, kalau boleh tahu kontribusi dari sektor tambang?

Berapa ya besarnya. Ini angka-angkanya saya nggak hafal, nggak berani saya memperkirakan. Tapi masih di atas yang lain.

Tadi disebutkan sumbangsih dari tambang masih dekat-dekat dari pertanian, kehutanan dan perikanan. Sektor mana sebagai penyumbang kedua untuk Kutim?

Sebagai penyumbang kedua, kita tetap. Jadi fokus di Kutai Timur itu adalah sejak pertamakali Kutai Timur ini dibangun, waktu itu saya menjadi anggota DPD Kutai Timur tahun 99 di Tenggarong kemudian pindah ke Kutim tahun 2000, begitu Kutim disahkan oleh undang-undang maka pada tahun 2001 antara DPRD dengan pemerintah sepakat Kutai Timur ini dibangun dengan bertumpu pada pembangunan sumber daya alam yang bisa diperbaharui.

Itu pasti di bidang pertanian dan lain-lain, baik pertanian secara khusus maupun pertanian dalam arti luas.

Meskipun saat ini tumpuan kita ternyata masih di sektor pertambangan. Tapi kita yakin, suatu saat nanti pertambangan ini akan selesai.

Coba kalau boleh saya katakan untuk batu bara saja kita masih memiliki jangka waktu mungkin 50-100 tahun ke depan di Kutai Timur masih bisa.

Kita masih memiliki potensi batu bara yang banyak. Seperti emas, biji besi itu nantilah mungkin 2-3 abad ke depan nanti baru kita cek lagi.

Karena sekarang ini sudah cukuplah untuk membangun masyarakat memberikan kontribusi terhadapat pembiayaan pembangunan kita.

Nah, jadi sektor yang kedua ini apakah pertanian, apakah itu pariwisata yang kita coba bangun atau mungkin juga kehutanan.

Karena sekarang sudah banyak masyarakat yang ikut dalam kehutanan dengan konsep Hutan Taman Rakyat (HTR) bukan lagi hutan taman industri.

Mudah-mudahan konsep yang baru dimulai tahun 2021 ini, karena saya sudah meremikan satu atau dua penanaman HTR, kita berharap ini mampu menyumbang bagi pembangunan selain daripada sektor pertambangan.

Pak Ardiansyah punya banyak gagasan besar tapi biasanya tersandung anggaran. Nah, bagaimana agar mimpi itu tercapai walau anggaran belum mendukung?

Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan bukan seperti pepatah mengatakan besar pasak dari pada tiang.

Artinya kita tetap akan melakukan rekayasa, tetap melakukan komunikasi-komunikasi. Kita tidak hanya bertumpu pada APBD.

Kita juga punya potensi dengan bantuan provinsinya, kita juga punya pemerintah pusat dan lain-lainnya.

Kita harapkan mampu untuk memberikan semacam stimulus bagi pemerintah daerah yang memiliki berbagai ide dalam pembangunan.

Artinya akan terus melakukan lobby-lobby ke provinsi dan pemerintah pusat ya untuk tujuan Kutai Timur merdeka dari segalanya?

Betul. Kalau pepatah mengatakan, kita memiliki besar pasak daripada tiang. Tapi ada juga pepatah lain mengatakan, 1001 macam cara (jalan) menuju Roma.

Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis akan menutup tahun ini dengan pertumbuhan ekonomi 5%. Kalau Pemkab Kutim sendiri akhir tahun ini capai berapa persen?

Selama pandemi ini terutama mulai Juli Agustus September itu kita rajin melakukan evaluasi terhadap covid.

Nah, di setiap rapat itu, kita melihat ternyata mengalami pertumbuhan sedikit.

Tapi lagi-lagi saya nggak berani menyebut angka karena saya nggak hafal angkanya. Tapi saya dilaporkan saat itu kita mengalami pertumbuhan sedikit.

Saya yakin pertumbuhan nasional sudah pasti gara-gara pertumbuhan dari kabupaten kota, maupun provinsi termasuk Kutai Timur juga.

Apa yang akan menjadi faktor penentu pertumbuhan ekonomi di Kutim?

Pertama seperti yang saya katakan tadi, kita akan tetap terus menumbuhkembangkan usaha rakyat baik yang tergabung dalam usaha kecil, menengah, maupun yang kreatif.

Kedua, kita tetap memberikan daya dukung yang besar terhadap investasi. Apalagi sekarang ini ada investasi yang besar sekali yaitu terkait dengan metanol kemudian semen yang dibangun perusahaan-perusahaan.

Kalau metanol ini dua modal, dalam negeri dan modal asing. Modal asing itu Amerika dengan China, ini akan membangun pabriknya itu dengan biaya yang lebih Rp 30-an triliun, kalau tidak salah dan akan menargetkan tenaga kerja yang luar biasa sekitar 15.000-an. Begitu juga dengan semen.

Nah, ini selain daripada investasi yang besar, tetap akan kita dukung dan akan kita berikan dorongan untuk tetap berproduksi. Yang baru masuk kita kawal sampai nanti saatnya mereka akan berproduksi.

Ini yang saya katakan tadi yang menajdi daya dukung kita untuk peningkatan ekonomi Kutai Timur.

Di sisi lain perkebunan, tinggal kita merawat bagaimana investasi ini dan kami juga sudah sepakat di Kutai Timur meskipun ini menjadi aturan secara nasional secara undang-undang artinya perusahaan-perusahaan tersebut mereka memiliki kewajiban atau yang disebut dengan corporate social responsibility atau CSR.

Tetapi di Kutai Timur tidak hanya CSR, kita buat lagi aturan dengan forum stakeholder yang akan mengawal CSR.

Ini yang diketuai oleh wakil bupati. Nah forum inilah nanti akan mengawal. Jadi kita harap ini menjadi satu daya dukung.

Harapan dan saran Bapak untuk menutup akhir tahun 2021 menuju 2022?

Harapan kita semua pertama, mudah-mudahan kita sudah tidak lagi terganggu dengan pandemi covid. Mudah-mudahan kita keluar, apalagi sekarang Kutai Timur sudah level 2.

Kedua, di depan kita sedang menunggu pekerjaan berat yakni memulihkan dan mengembalikan perekonomian, bahkan mungkin lebih meningkatkan. Saya sudah menyiapkan program-program ke sana.

Nah yang ketiga, kita berharap tidak hanya Kutai Timur ya mudah-mudahan Indonesia dengan konsep kebiasaan baru atau new normal tidak terganggu dengan kondisi itu, tetapi kita tetap berbarengan dengan kemajuan yang kita inginkan di masing-masing wilayah termasuk di Kutai Timur.

Terakhir, saya kira ini keinginan kita untuk meningkatkan kesejahteraan di Kutai Timur. Mohon doanya dan dukungan dari semua media yang ada. (Syifaul Mirfaqo/Bagian 4-Selesai)

WAWANCARA EKSKLUSIF Bupati Ardiansyah Sulaiman Bagian 1

WAWANCARA EKSKLUSIF Bupati Ardiansyah Sulaiman Bagian 2

WAWANCARA EKSKLUSIF Bupati Ardiansyah Sulaiman Bagian 3

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved