Wawancara Eksklusif

EKSKLUSIF - Paling Lambat 2023, Bupati Ardiansyah Yakin CPO Bisa Keluar Lewat Pelabuhan di Kutim

Di tengah melemahnya kondisi perekonomian, Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman menyusun strategi khusus untuk terus meningkatkan PAD.

Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Adhinata Kusuma
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUN KALTIM OFFICIAL
Acara VIP ROOM Tribun Kaltim dengan tema Pemulihan Ekonomi saat Pandemi di Kutai Timur, bersama Wakil Pemimpin Umum Tribun Kaltim, Ade Mayasanto dengan Bupati Kutim Ardiansyah, Jumat (24/9/2021) lalu. 

Langkah pertama, agar mereka bersemangat, kita menyiapkan lahan untuk mereka membangun balking station untuk menampung CPO-nya di sana, sehingga manakala mereka memerlukan bahan baku untuk produk, itu sudah ada di sana.

Nah hingga saat ini, Kutai Timur kalau saya katakan sudah cukup ya memang kita lahan yang sudah terbangun perkebunan ini gabungan antara perusahaan investasi dengan masyarakat itu hampir 500.000 hektare yang sudah terbangun, lahan gabungan antara investasi dengan lahan yang diberi ke masyarakat.

Nah, oleh karenanya dalam benak saya 10% saja CPO ini yang nyangkutnya untuk bahan baku tadi, ini luar biasa. Ada minyak goreng, ada sabun, ada kosmetik dan 1001 macam minuman dari CPO ini yang akan siap nanti kita berikan.

Sudah barang tentu investasi dari dunia usaha karena merekalah nanti yang akan berusaha sementara kita sudah menyiapkan lahan ada kurang lebih 509 hektare di kawasan ekonomi Maloy, itu yang sudah kita bebaskan yang bersertifikat.

Kita siapkan bagi dunia usaha untuk melakukan kegiatan di sana dengan konsep-konsep tertentu yang sudah kita siapkan.

Sudah banyak yang tertarik untuk masuk ke Maloy?

Sampai saat ini ada tiga perusahaan besar. Tapi yang saya katakan, masih ada kendala di dalam kelembagaannya.

Jadi saya minta bantu dengan berbagai pihak, sebenarnya ini ketua kawasan Maloy adalah gubernur.

Bupati Kutai Timur hanyalah wakil, tetapi kami terus berusaha maksimal antara kabupaten dengan provinsi agar wilayah ini nantinya tetap akan beroperasi sebagaimana yang kita inginkan.

Salah satu di antaranya kita kebetulan kita diundang oleh BKPM beberapa waktu yang lalu di provinsi, kemudian kita juga berdiskusi bagaimana cara mengatasi kelembagaan ini yang BUPP-nya masih stagnan.

Kami sudah menyurati kementerian perekonomian mudah-mudahan ada balasan yang maksimal di dalam beberapa hari ke depan.

Kalau itu sudah ada balasan, kami yakin kami akan mengajak wilayah ini supaya bisa beroperasi.

Karena infrastruktur yang ada sudah 50% lebih terbangun diantaranya pelabuhannya, kantor pusatnya sudah ada, jadi harus kita isi di dalamnya dengan berbagai kegiatan yang produktif yang bisa memproduksi sesuatu yang kita ingkinkan nantinya.

Berapa besar nilai investasi refinery di Kutim?

Sekarang memang belum bisa tergambar karena belum ada satupun yang membuka. Makanya saya menggenjotnya agar pada kepemimpinan saya ini harus ada refinery-nya dan saya begitu melihat RPJP Kutai Timur 2005-2025. Mudahan tahun depan sudah mulai terlihat karena saat ini saja yang mendaftar itu tinggal menunggu BUPD. (Syifaul Mirfaqo/Bagian 3)

WAWANCARA EKSKLUSIF Bupati Ardiansyah Sulaiman Bagian 1

WAWANCARA EKSKLUSIF Bupati Ardiansyah Sulaiman Bagian 2

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved