Berita Kukar Terkini
Cegah Anak Stunting, Pemkab Kukar Prioritaskan Penanganan Kecukupan Gizi Perempuan Saat Hamil
Pencegahan permasalahan stunting pada anak di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), memprioritaskan penanganan kecukupan gizi pada perempuan
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,TENGGARONG - Pencegahan permasalahan stunting pada anak di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), memprioritaskan penanganan kecukupan gizi pada perempuan sebelum masa kehamilan.
Masyarakat kemungkinan banyak belum memahami istilah yang disebut stunting.
Stunting dalam penjelasan medis dijelaskan, terkait masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Sehingga, stunting berakibat pada gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.
Baca juga: Tim Pansus DPRD Kukar Undang 10 Perusahaan Guna Optimalkan Raperda RTRW
Baca juga: Kisah Korban Kecelakaan Maut di Samboja Kukar, Sang Anak Saksi Hidup Kala Orangtuanya Tewas
Baca juga: Anggota DPRD Kukar Apresiasi Cakupan Vaksin Tinggi di Daerah Hulu, Kendala Bukan Hambatan
Dalam mewujudkan generasi emas di Kukar, pembahasan stunting digelar hari ini di Ruang Garuda RSUD AM. Parikesit, Tenggarong, Kukar.
Sekretaris daerah (Sekda) Kukar Sunggono hadir dalam Kegiatan Rembuk Stunting, sekaligus Ketua Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting (KP2S).
Saat diwawancarai awak media, Sunggono memaparkan kecenderungan angka stunting di Kabupaten Kukar, menunjukkan tren positif dan signifikan dari tahun 2016 sampai tahun 2020.
Dari data yang dipaparkan pada tahun 2016 stunting di Kukar 37,1 persen lalu tahun 2017 turun ke 30,9 persen.
Tahun 2018 sendiri terjadi peningkatan sebesar 2 persen, 32,3 persen.
Angka penurunan drastis terjadi pada 2019 dan 2020.
Tim KP2S sendiri dibentuk pada 2019 lalu.
"Penurunan hingga 16,8 persen itu di tahun 2020, 2019-nya 20,12 persen, ada penurunan signifikan ketika ditangani tim KP2S," sebut Sunggono, Selasa (19/10/2021) hari ini.
Fokus tim KP2S terlebih kepada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari jumlah bayi yang sudah di lahirkan di Kukar.
"Insyaa Allah, meskipun banyak keterbatasan di tahun ini khususnya karena pandemi, sehingga upaya yang kita lakukan ditahun 2020 tidak bisa diadopsi, dilaksanakan tahun ini, tapi kita tetap optimis, karena memang diantara yang sudah kita lakukan, sudah menyasar desa-desa lokus yang menjadi target penanganan di tahun 2021," papar Sunggono.
Tim KP2S yang diketuainya menarget sampai pada tahun 2024 stunting secara skala nasional turun hingga 14 persen.
"Ya mudah-mudahan tahun depan (target daerah) kita bisa turun sampai 15 persen lah dari 16,8 persen," tegas Sunggono.
Baca juga: Pemkab Kutai Kartanegara Luncurkan Aplikasi iKukar, Permudah Pembaca Mendapatkan Buku Secara Digital
Kepala Dinas Kesehatan Kukar dr. Martina Yulianti saat ditemui di acara yang sama sampat memaparkan singkat saat ditanya awak media terkait siapa saja yang berada di tim KP2S.
"KP2S terdiri dari beberapa OPD dan ketuanya Sekda, macam-macam, Bappeda, Dinkes, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kominfo, Dinas Perikanan, KB, Perlindungan Anak, semua yang punya program untuk pelayanan dasar, terhadap sasaran 1000 HPK, ibu hamil dan anak berusia dua tahun, sekarang ditambah remaja," terangnya.
dr. Martina Yulianti yang sempat menyinggung adanya penambahan pencegahan stunting pada remaja juga dijelaskannya.
Asupan gizi dan kurang zat besi pada perempuan remaja juga jadi fokus dan prioritas tim KP2S.
"Karena remaja akan hamil, dia harus sehat, jadi saat remaja jangan kurang zat besi, nanti bisa anemi. Kalau minum obat penambah zat besi itu untuk ibunya (dirinya) bukan anaknya, nanti kekurangan. Maka disiapkan mulai remaja," bebernya.
Dilanjutkannya bahwa remaja kini di intervensi guna kecukupan gizinya.
Ketika remaja tersebut hamil, dr. Martina Yulianti menyebut maka bayinya baik ketika dikandung, tidak hanya menjelang kehamilan saja, lantaran sudah mendapat cukup gizi.
"Semua OPD yang punya program (HPK 1000) harus terlibat, seperti pemberdayaan perlindungan anak, kan ada bina keluarga balita, bina keluarga remaja, banyak programnya," pungkasnya. (*)